Chapter 10

1.4K 87 1
                                    

Izinkan diri ini mengenalmu Ya Rasulullah Izinkan diri ini menjadi ummatmu Ya Rasulullah
Dan izinkan diri ini untuk mengejar Syafa'atmu YaRasulullah

****

      Pagi yang indah, ntah mengapa pagi ini begitu sangat terasa sejuk bagi diri seorang Aisyah Nafa Salsabila. Hari-hari yang telah dilaluinya pun tidak pernah sedamai ini, apa yang telah mengetuk hatinya?

Kreekkk...
Terdengar suara pintu dibuka, tampaklah Ummi Aisyah dengan balutan gamis berwarna merah dengan kerudung yang senada sedang tersenyum manis pada putri tercintanya ini. Berbanding terbalik dengan Aisyah yang belum mengenakan kerudung.

"Aisyah ayo turun nak kita sarapan dulu di bawah, terus kita ke rumah nenek buat ikut dalam pelaksanaan maulid Nabi Muhammad ya, ada pengajian sama hadrohnya juga lo" Ummi berkata panjang lebar.

Dahi Aisyah mengkerut. Hadroh? Apa itu?.
Begini lah, Aisyah tidak mengerti soal agama walaupun Ummi dan Abinya benar-benar kental akan agama. Karena sedari kecil Aisyah tidak pernah tinggal bersama mereka. Jadi tentu saja dia diurus oleh asisten rumah tangganya.

"Hadroh? Apa itu?" ucap Aisyah datar.

Ummi menghela nafas, putrinya ini tak akan paham " nanti juga kamu bakal tau. Kamu penasaran kan? Yaudah makanya harus ikut" senyuman Ummi mengembang.

"Iyaaa Aisyah ikut. Tapi sekarang kita sarapan dulu Mii, Aisyah laper" Aisyah meninggalkan Ummi, putrinya ini masih sama seperti dulu, dingin.

Terkadang Ummi menyalahkan dirinya sendiri andai saja dia tidak disibukkan oleh pekerjaannya mungkin hal ini tidak akan pernah terjadi.

"Baiklah, aku harus bicara pada Mas Anwar" Ummi meyakinkan dirinya dan berlalu pergi menuju ruang makan.

Keadaan di ruang makan sangat beku tidak ada yang mengucapkan sepatah katapun hanya dentingan sendok yang terdengar. Bukannya apa tapi Anwar selaku kepala keluarga melarang keras mereka mengobrol di ruang makan atau tepatnya dalam keadaan makan.

"Bi? Ummi mau bicara serius sama Abi"

"Iya nanti kita bicara tapi habiskan makanannya, tidak baik kita berbicara dalam keadaan makan" jawab Abi tersenyum manis pada istri tercintanya ini.

Ummi mengangguk, dan kembali memasukkan makanan pada mulutnya.

Setelah selesai makan, Ummi membereskan meja makan.

"Aisyah? Bantu Ummimu nak" titah Abi

Aisyah mengangguk, ia membawa beberapa piring kotor untuk dicuci oleh Ummi. Walau tidak ada satu senyumanpun dibibirnya.

"Hasan juga bantuin ya Mi" tiba-tiba saja Hasan mengambil alat makan kotor yang tadi digenggam oleh Ummi dan menbawanya kedapur.

Abi melangkahkan kakinya ke dapur, melihat kedua anaknya membantu Ummi membereskan rumah ada perasaan tersendiri bagi Abi.
"Ayo kita siap-siap berangkat kerumah nenek, udah selesaikan?"

Mereka bertiga serempak menganggukkan kepalanya. Ummi menatap Aisyah dan Hasan bergantian.

"Hasan kamu pake baju kokomu ya?" Kata Ummi pada Hasan, Hasan mengiyakan perkataan Ummi dan memasuki kamarnya untuk bersiap-siap.

Do'a dan Diam KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang