Chapter 14

1.5K 74 3
                                    

Takdir Allah itu tak akan pernah tertukar

***

Minggu, 24 Desember 2017 pukul 19.45
Ahh iyah, tanggal itu, mana mungkin Aisyah lupa tanggal dimana keluarganya dan keluarga Rizal akan makan malam pertama kalinya setelah 1 tahun lebih mereka tidak saling bertemu.

Dan syukurlah hari itu tiba disaat dirinya dan Rizal tidak lagi perang dingin seperti dulu. Terkadang Aisyah berharap dia sedang berada dalam dunia novel, dimana jika dua keluarga bersahabat maka mereka akan menyatukan anak-anak mereka dengan cara dijodohkan.

Aisyah terus mengaduk-aduk isi lemari pakaiannya, tapi yang dicari masih belom ketemu juga, udah kaya jodoh aja ngga ketemu-ketemu, ehh.

"Duhhh dimana sih?" tangan Aisyah tak henti-hentinya bergerak membuat semua pakaiannya berhamburan keluar.

Sampai Umi masuk ke kamarnya, Aisyah masih belum juga siap ia masih mengenakan baju handuk dengan keadaan rambut yang masih basah.

"Astaghfirullah Aisyah kamu ini kenapa? Kok jam segini belum siap mana masih pake handuk lagi. Duh itu kenapa lemarinya jadi berantakan gitu? Kamu ini nyari apaan si? Nambah pekerjaan Bi Atun saja, mana Bi Atun lagi pulang kampung lagi" Umi tak henti-hentinya mengomeli perbuatan Aisyah.

Tapi Aisyah tidak menghiraukan perkataan Umi, ia masih terus saja mondar mandir mencari sesuatu, tampak jelaslah sekarang raut ke khawatiran di wajahnya. Bagaimana tidak? Sekarang waktu telah menunjukkan jam 19.20

Umi hanya menggeleng-geleng melihat tingkah anaknya ini, "Nyari apaan?" Umi mendekati Aisyah dan duduk di tepi ranjang.

Aisyah menyerah, ia menghempaskan badannya di tepi ranjang tepat disamping Umi, "itu loh Mi, Aisyah lagi nyari gamis merah jambu yang baru kita beli di Bandung waktu itu".

Umi mengedarkan pandangannya kesekeliling kamar Aisyah dan berhenti saat pandangannya mengarah ke balik pintu kamar, "nyari itu?" Umi menunjuk sebuah gamis merah jambu lengkap dengan khimarnya yang tergantung rapi di belakang pintu.

Mata Aisyah terbelalak, bagaimana mungkin gamis itu tergantung manis di belakang pintu? Jelas-jelas tadi ia telah memeriksa semua pelosok kamarnya. Oke! The power of emak-emak.

"Sejak kapan gamisnya ada disitu? Tadi ngga ada kok Mi, beneran! Aisyah ngga boong tadi ngga ada Mi. Kok sekarang malah ada disitu ya? Jangan-jangan di kamar Aisyah ada hantunya Mi!" Aisyah bergidig ngeri membayangkannya.

"Masih aja percaya hal begituan. Makanya Syah nyari tuh pake mata bukan pake dengkul, udah ah sana kamu siap-siap udah jam 19.30 nih" Umi menahan tawanya karena kepolosan Aisyah.

Bibir Aisyah mengerucut. Emak-emak emang selalu benar! Emak-emak juga cewek loh ya, jadi satu poin buat membuktikan kalo cewek itu selalu benar. Hehehe...

_______

"Mah tante Sarah kok belum dateng sih?" Tanya Rizal pada Mamahnya yang sedang menata hidangan di atas meja.

Mamah hanya menaikkan bahunya acuh sebagai tanda jawaban. Padahal ini masih pukul 19.41 tapi Rizal tetap tidak sabar untuk menunggu mereka, bukannya apa! Hanya saja perutnya sudah terasa sangat lapar saat ini.

Tiin..tiin..

"Tuh mereka datang, kamu bukain pintunya Zal, mamah mau manggil papah sebentar ya"

Do'a dan Diam KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang