Chapter 13

1.4K 88 0
                                    

Terimakasih kau telah menjadi pelangiku
Meski hanya sesaat

***

Aisyah duduk termenung di teras belakang.
Ia masih terus memikirkan perbuatan baik Rizal padanya. Dia membelanya. Suasana yang dirindukannya kini kembali.

Aisyah terlonjak saat ada seseorang yang menepuk pundaknya, ia berbalik dan mendapati Hasan tengah tersenyum padanya.

"Ngagetin tau ga!" ketus Aisyah.

"Ih sewot, lo gue panggil-panggil dari tadi lo ngga nyaut-nyaut" ucap Hasan seraya duduk disamping Aisyah.

"Mau ngapain Abang kesini?" cewek PMS emang begini.

Hasan menghembuskan nafasnya perlahan, berusaha menetralisir rasa kesalnya pada Aisyah. Aisyah terus saja cemberut, masalah apa lagi yang dihadapi Adiknya.

"Syah?" Hasan meletakkan tangannya di bahu Aisyah. "Ngapain kamu malem-malem kayak gini masih di luar? Masukk, disini dingin ngga baik buat kesehatan".

Aisyah melirik arlojinya, pukul 21.45. Jadi Aisyah telah menghabiskan banyak waktunya hanya untuk bengong?. Khilaf.

"Ngga disuruh juga bisa masuk sendiri" Aisyah meninggalkan Hasan.

"Untung adik satu-satunya gue lo syah" Hasan berujar dengan kata sangat pelan, namun Aisyah masih bisa mendengarnya dan sekarang ia tengah menatap Hasan dengan tajam.

"Apa lo bilang barusan?" ketus Aisyah

"Ga!"

__________

"Baiklah anak-anak kalian boleh pulang" Bu Fina menutup kegiatan belajar mengajar hari ini.

"Yuk pulang" ajak Bima pada ketiga sahabatnya.

"Kalian duluan aja" ucap Rizal tanpa menghentikan aktifitasnya memasukkan buku.

"Loh kenapa?" Alex kebingungan.

"Gue ada urusan penting" Rizal langsung berlari menuju kelas Aisyah.

Untunglah kelasnya belum bubar, batin Rizal. Ia menunggu Aisyah selama 15 menit lamanya. Sampai akhirnya yang ditunggu keluar dari dalam kelasnya.

"Syah" Rizal menahan tangan Aisyah. Namun langsung di tepis oleh Aisyah "Maaf kak bukan muhrim".

"Ah iya Maaf" Rizal menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Gue mau ngajak Lo pulang bareng" lanjutnya.

Alis Aisyah terangkat. "Pulang bareng?" tanyanya memastikan.

Cinta itu aneh,
Dia pergi disaat kita sedang membutuhkannya
Dan dia datang disaat kita telah melupakannya.

Rizal mengangguk, "sekalian mau silaturrahmi sama Om dan Tante".

"Lo jangan mau Syah!" tiba-tibah saja Ilham sudah berada di tengah-tengah mereka. "Mending lo pulang bareng gue aja" Ilham menarik tangan Aisyah.

"Kak lepasin bukan muhrim"

"Ngga Syah, lo pulang bareng gue" Titah Rizal keras kepala.

Do'a dan Diam KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang