Kerjasama [2]

492 35 3
                                    

Malam hari yang dingin...
Ditemani hawa yang sejuk....
Angin malam yang menusuk dada...
Alunan angin malam yang merdu...

21.00 PM

Untuk seluruh warga jakarta dan wilayah yang terkena dampak virus Kami himbau untuk bersiap pergi, hari ini dan besok pukul 6 sore adalah tenggat waktu penyelamatan, besok adalah hari dimana peluncuran 1 juta bom vaksin dan peledakannya.

Pada hari ini dan besok pada pukul 6 sore, kami melakukan aksi penyelamatan besar- besaran oleh TNI untuk warga yang tidak selamat, harap datang ke kawasan tertrntu yang telah dipilih pemerintah, yaitu, untuk kawasan jakarta barat, kami memilih stasiun kota tua, dan stasiun rawa buaya sebagai stasiun penyelamatan, kawasan jakarta pusat, stasiun tanah abang, jakarta selatan, stasiun Tebet, jakarta timur, stasiun manggarai, dan jakarta utara, stasiun kampung bandan.

Kami harap warga yang masih di rumah dan belum mendapatkan bantuan, kami harapkan cari alternatif lain, terima kasih.

Mereka mendengar berita tersebut, mereka takut, jika tidak mendapat bantuan, apakah mereka akan mati ditempat, berputus asa? Atau mereka mencari bantuan?

"Guys, kayaknya kita besok harus keluar deh, masa kita mau mati ditempat? Gak mungkin kan?" ucap mutiara

"Tapi....." ucap wahyu

Tanpa berpikir panjang mutiara mengambil sebuah silet yang berada tidak jauh dihadapannya.

Ia mengambilnya.

Dan membawanya.

"Masih mau tapi-tapian? Kalian semua gak berpikir ya! Kita kayak pengecut tau gak?"
Ucap mutiara

"Ok, Kalau kalian mau tetap disini,Kita siap-siap mati aja" Lanjut mutiara

"kalian denger sendiri kan besok itu hari terakhir kita harus disini!"

"Jakarta mau di-bom woy!" Lanjut mutiara sambil menunjukkan silet yang dibawanya

"Gua setuju sama mutiara!"

"Kita gak harus diam, dan tidak ada tujuan hidup!"

"Sekarang waktunya berpikir keras!"ucap wahyu dengan ekspresi yang tegas dan menyemangatkan mereka

"Inget resiko yu! Bisa aja kita hidup disini, kita bisa tutup jendela rapat-rapat tutup sela-sela ruangan" ucap nurwitan

"Nur, sifat gas itu kan bisa masuk ke sela sela terkecil, dan gua heran sama lu, lu kok gak mikir ya? Apa kita harus mati konyol cuman gara -gara takut sama zombie yang hina itu? Ngga juga kan" ucap mutiara

"Tapi mut, bagaimana kita bisa keluar? Kita kan gak punya pelindung apa-apa?" ucap henni berpikir

"kita bisa kok hen! Tenang aja!" ucap mutiara.

"Terus selanjutnya gimana?" Ucap nailah

"Kita cari alat yang bisa kita gunain! Cari apa kek gitu, bambu misalnya atau potongan kayu?" ucap mutiara.

"Eh, tapi, kayaknya ada satu hal yang kita lupain deh!" ucap reza

"bu sum!" lanjutnya




"Astaga! Iya mut! Bu sum dari tadi gak keluar-keluar dari ruangannya! Atau jangan-jangan?" Ucap nailah.

"Ayo nai, kita liat" Ucap mutiara.
.
.
.
*ckriik*

"Bu sum, Bu, ibu ada dimana? Ini mutiara bu?" ucap mutiara

Mereka mulai mencari bu sum yang mungkin ada di ruang kerjanya, tapi keadaan berkata lain.

"Bu Sum!!!!!!" teriak nailah

Nailah kemudian menghampiri jasad Bu sum mutiara yang mendengar teriakkan suara temannya itu langsung menghampirinya dengan cepat.

"Bu Sum!!!!" ucap mutiara kaget

"Weh semuanya!!!!!! Kesini cepetan!!!!!!" Ucap nailah.

Mereka mendengar teriakkan nailah dari ruangan yang dimasukinya dengan mutiara.

Mereka ber 7 menghampiri.

"Ada apa m..."

"Hah! Bu sum!" ucap aldi kaget

"Bu sum?" ucap ipung kaget

"Kenapa bisa gini mut?" ucap wahyu kaget

"Gak tau,tadi nailah yang nemuin!" ucap mutiara dengen sedih dan matanya mulai berair dan dengan tersedu-sedu.

"Bu summm!!!!" ucap nailah menangis.

Wahyu melihat ke samping kanan jasad bu sum tepat diselipkan ke badannya yang sudah tak bernyawa lagi.

"Mut! Itu surat apaan?" ucap wahyu sambil menunjuk ke arah surat yang dilihatnya.

"Gak tau din"

"Coba tolong ambilin!"

"Nih!"

"Ok terima kasih"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Hah! Apa? Di Lab IPA?"

NEXT PART 10!

School scandal 1: Virus-J Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang