Keyakinan

522 29 4
                                    

Reza tak tahu apa yang terjadi pada tubuhnya, dia hanya berteriak dan sesekali mencoba untuk memutuskan urat nadinya dengan pisau yang ada digenggamannya, bahkan dia sudah menusuk pisau itu ke perutnya.

"Za! Sadar! Lu masih sehat! Lu gak akan kenapa-napa!" ucap nailah meyakinkan reza "Yakinlah za!" Ucapnya lagi.

"Gw udah terinfeksi, tolong biarkan gw mati, tolong.." teriak reza yang tak tahan menahan sakitnya luka di bagian perutnya.

Sreet..

Suck.

Reza menancapkan ujung pisau didadanya
Mereka yang didalam ruangan yang berantakan nan kotor itu terkejut apa yang dilakukan reza.
Melihat keadaan yang ada, nailah yang paling terpukul saat ini, ada perasaan yang mendalam dari seorang nailah pada reza

Bagi nailah, reza bukan sekedar sahabat.
Baginya, reza adalah takdirnya.

"Za! Lu kok tega ninggalin gua!" Ucap nailah merintih sambil memeluk jiwa reza yang penuh dengan darah "padahal gw ada perasaan sama lu! gw takut kehilangan lu, demi apapun!" Lanjut nailah.

"Nai, lu kuat, sumpah lu harus kuat, gua tau apa yang lu rasain, kita semua udah kehilangan semua orang tersayang kita, lu harus terima keadaan ini" ucap mutiara yang mengalihkan genggaman nailah pada reza.

"Tapi mut..." Ucap nailah

"Tapi apa? Intinya lu sekarang harus melupakan semua perasaan lu ke reza, dia udah tenang di alam sana, cowo masih banyak kok nai" ucap mutiara meyakinkan nailah.

"Kadang gua heran sama kebanyakan cewe, kenapa pada bergantung banget sama cowo yang di sukainnya, jual mahal dikit ke!" Ucapnya lagi

"Ya namanya udah terlanjur sayang mut, mau diapain" ucap imelda yang sontak membalas ucapan mutiara yang penuh kontra.

"Nah, ratu bucin udah bersabda" ucap   mutiara menyinggung halus.

"Hehe" tawa imelda dalam batinnya

"Sekarang, tolong bantu gua nyari kain, gua gatega liat mayat reza dibiarkan gitu, nanti tolong bantu gua juga pindahin mayatnya ke gudang" ucap naila dengan menahan tangisnya yang masih bergelimang di hati kecilnya.

02.00 AM

1 jam berlalu cepat, mereka bergegas menyimpan mayat nurwitan dan reza di gudang samping ruangan yang ditempati mereka.

Nurwitan dan reza, mayat mereka disimpan dan dibalut dengan kain hordeng yang lusuh tersimpan dalam almari besar yang berisikan kain gorden berwarna biru dan kuning.

Setelah semuanya selesai, mereka kemudian mendoakan jasad nurwitan dan reza, lagi-lagi nailah tak kuasa menahan tangisnya.

"semoga allah menempatkan-mu di sisinya"

Lantunan al-fatihah memgiringi proses persemayaman, imelda beedoa menurut agamanya, bila dilihat, terasa sejuk melihat 2 agama yang berbeda mendoakan saudaranya tanpa mengenal siapa dia? Agamanya? Rasnya? Sukunya?

"....Dan kami ciptakan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal...."
Qs al-hujurat 13

School scandal 1: Virus-J Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang