Pagi yang mencekam

656 32 19
                                    

04.00

Pagi itu terdengar hingar-bingar mereka yang excited untuk keluar  dari ruangan yang berukuran 18×8 meter itu.

Mereka membawa segala hal yang diperlukan untuk keluar dari sana, mereka mematikan lampu untuk menghalau semua zombie yang setiap malam still menunggu pergerakan mereka.

Sebelum mereka pergi, mereka menyempatkan diri untuk pamit dengan tubuh Nurwitan dan Reza yang sudah tidak bernyawa lagi, ibarat inilah perpisahan mereka yang sebenarnya.

Setelah semua siap untuk keluar mereka berbagi tugas.

_________________________________

"Ok, sebelum keluar alangkah baiknya untuk gua beritahu kalian semua"

"To the point, lu semua langsung pergi ke tempat parkir, gua akan pergi ke meja piket dan nyalain bel, saat gua nyalain bel kalian sigap masuk ke mobil, setelah itu pasti zombie-zombie itu ke sumber suara, saat mereka tiba di sumber suara gw akan keluar dan ke tempat parkir, ok?" Ucap udin.

"Satu lagi, saat tutup pintu mobil jangan terlalu keras, terus kalian jangan panik kalau mereka marathon, jangan ada suara apapun"ucapnya lagi.

"Jadi? Kalo misalnya kita ngeluarin suara gimana?" Ucap haikal.

"Kalian semua langsung pergi aja" jawab udin

"Ha?" Teriak mereka semua.

"Gasalah lu, nanti kalo lu napa-napa? Gomana?!" Ucap aldi.

"Nah iya tuh" Ucap nailah juga.

"Sans, gausah mikirin gua, yaudah karena gua takut kejadian kaya yang lu bilangin, gua titip barang-barang ini, cause takutnya ada apa-apa hehe"

"Itu barang penting, jangan sampai hilang ya, nah ini kunci mobil bu sum" ucap udin sambil memberikan tas laptop yang berisi barang penting.

"Ok, gausah tunggu lama, mari kita keluar" lanjutnya.

"Ok, bismillah" ucap mutiara berbisik.

4.10

Lorong itu dipenuhi bercak darah dimana-mana, zombie itu mencabik-cabik tubuh manusia dan menyisakan tulang-tulang yang sudah tergeletak berhari-hari, Terkadang mereka menemukan organ dalam manusia yang berserakan dimana-mana, sadis tapi nyata, makhluk itu adalah monster yang nyata bagi mereka.

"Mau lewat mana?" Tanya nailah.

"Gw rasa lewat tangga samping ruang guru, dari tangga itu kan dekat tempat parkir, dekat juga sama meja piket" jawab Haikal berbisik.

"Nanti kalau udah nyampe tempat parkir jangan sampai footstep sama suara kalian jangan sampai membuat zombie itu pindah haluan ke kalian" ucap udin dan memimpin langkah per langkah.

Mereka turun ke lantai 1 sekolah melalui tangga samping ruang guru, satu per satu anak tangga mereka lalui dengan hati-hati, yang membuat mereka heran adalah mengapa sejak saat mereka keluar tidak ada satu-pun zombie yang menghampiri mereka? Sebuah kebetulan atau hoki?

"Hati-hati coy" ucap udin masih memimpin pasukan.

"Sans, walaupun sejuta kerinduan menghadang, aku tak akan mati, kalau gak kena, hehe" ucap haikal

"Halahh"

"Eh, ko sepi ya? Pada kemana tuh zombie?" Tanya udin

"Lagi pesta kali" jawab ipung.

"Udah gausah bercanda, mumpung lagi sepi kita capcus ke mobil" ucap nailah tidak sabar.

"Nah betul tuh!" Seru imelda.

"Ok, ayo ikut gua!"

*Grrrrrraaaaaa*

"Ehhh, wait wait, denger ga?" Tanya udin mendengar erangan zombie.

"Iya, coba lu intip di samping!" Seru aldi.

Udin lalu mengintip di samping tembok, zombie itu terlihat sedang berkumpul dan udin terkejut, mereka sedang makan mayat satpam sekolah, what the fuck!
Kalau masih dimakan, berarti tuh mayat baru mati dong!

"Astagaaaa, dia lagi makan pak satpam, yaudah, lu semua tunggu di kamar mandi, masuk aja tapi pintu jangan ditutup, gua langsung ke meja piket buat nyalain bel, inget semua pesan yang gua kasih tau, jangan pernah ngelanggar apapun"

"Ok?" Lanjutnya.

"Siap jendral!" Ucap haikal

"Sip, hati-hati coy" ucap aldi

"Hmm"

Udin menghadap mereka dan tersenyum, dipikirannya hanya ada 2 pilihan, hidup dengan hina atau mati dengan hormat.

*Tap*
*Tap*
*Tap*

Udin mengintip ke arah meja piket, tidak ada satupun zombie di sana ini kesempatan untuknya.

"Kesempatan nih, tapi gua harus nyiapin barang-barang yang diperlukan, takut tiba-tiba ada zombie lewat, hehe"

Udin melangkah semakin dekat dengan bel, tak lama ia pun menekan tombol bel tanpa pikir.

*Teng*

*Teng*

*Teng*

*Graaaaaaaa*

*Kraaaaaaa*

Sigap, ia bersembunyi di bawah meja dan tak lama setelah bel berbunyi zombie itu berkumpul di setiap sumber suara bel.

"Saatnya"

Terdengar suara mobil dengan suara yang tidak asing.

"Ha! Apa?"

"Kenapa zombie ikut dengan mereka?"

.
.
.
"Gua harus segera ikut mereka!"










-------




School scandal 1: Virus-J Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang