3

276 15 0
                                    

~*   *~

"Uwa..."

Aku kaget karena tuan Reza bangun secara tiba-tiba. Tuan Reza menoleh kesana kemari lalu menatapku dengan kebingungan.

"A.. anu.. Kenapa tuan Reza?"

"........ tidak... kemana Biviz?"

"Eh... ng... paman kembali ke kerajaan Baverisse menjual apel yang aku kumpulkan kemarin.."

"Kemarin..?"

"I.. iya... ta.. tapi.. besok paman akan datang kembali.."

Tuan Reza terdiam. Dia melihat kearah pintu depan. Lalu menoleh kearah jendela. Aku berjalan ke tungku kecil disebelah pojok kiri gubuk ini. Aku mengambil sebuah mangkok lalu aku isi dengan sup kental dari tungku itu. Aku berikan mangkok berisi sup itu kepada tuan Reza lalu aku mengambil keranjang berisi roti gandum dan keju yang ada di dekat jendela dan sebuah sendok kayu. Keranjang itu aku letakkan tak jauh dari tuan Reza dan aku berikan sendoknya kepada tuan Reza.

"Ma.. makanlah tuan Reza... sejak kemarin kan tuan Reza belum makan."

Tuan Reza hanya mengangguk pelan. Dia meminum sup itu pelan-pelan lalu memakan roti dan keju secara bergantian.

"Kau tidak makan?"

Ucap tuan Reza tiba-tiba.

"Eh.. mm.. a.. aku sudah makan kok.."

Aku berkata demikian tetapi perutku berkata lain. Perutku berbunyi cukup keras. Aku malu sekali. Aku lipat kakiku dan memeluknya lalu aku menyembunyikan wajahku kedalamannya. Uuhh.. memalukan sekali..

"Makanlah juga.. Aku hanyalah tamu tak diundang. Aku tak ingin merepotkan."

"Ee... ti.. tidak perlu.."

"Diam dan makanlah."

Tuan Reza menyendok sup di mangkoknya lalu menyuapiku dengan paksa. Aku telan semua sup itu.

"A.. aku.. bisa makan sendiri.. a.. aku.. bukan anak kecil."

"Diamlah. Kalau tidak begini kau tidak akan mau makan."

Tuan Reza terus menyuapiku sampai sup yang ada di mangkok sampai habis. Setelah itu tuan Reza mengelus kepalaku, entah mengapa rasanya menyenangkan dielus olehnya. Aku rasakan wajahku memanas. Aku langsung menahan tangan tuan Reza dengan kedua tanganku.

"To.. tolong hentikan.. i.. itu.. memalukan.."

"Oh.. benarkah? Tetapi wajahmu tadi seperti senang sekali.."

"Eh...? a... a... uwaa.....!"

Tanpa pikir panjang aku langsung lari keluar dari gubuk. Wajahku panas sekali. Uuuhhh... aku benar-benar sangat malu....

~*   *~

"Hmm.. menarik juga gadis itu.. sekarang aku ingin mengecek sebentar. Ada yang mengganggu pikiranku. [Status]"

Tak lama muncul cahaya biru membentuk sebuah kartu. kuperhatikan lagi dengan teliti.

|Status|
Name : Reza
Race  : none
Class : none
Job    : none

[LV : 1]
[HP : 1]     [MP : 1]
[ATK : 1]    [DEF : 1]
[STR : 1]    [AGI : 1]
[INT : 1]    [VIT : 1]

Skills :
[Status] [Copycat]
|Status|

Kalau kuingat lagi kartu milik Lunaris ada ras, kelas, dan pekerjaannya, tapi kenapa milikku tidak ada semua? Aku lupakan saja dulu masalah itu. Melihat statusku hanya memiliki 1 poin benar-benar membuatku ingin sekali membunuh dewa itu. Lupakan. Kulihat skill milikku. Copycat? Kucing peniru? Kusentuh tulisan skill itu di kartunya, kemudian muncullah penjelasan dari skill itu.

TreacheryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang