17

169 8 0
                                    

Aku melangkah pelan menuju pintu gerbang. Disana hanya ada dua obor penerangan di pintu gerbang. Ada empat penjaga gerbang terlihat sedang bersenda gurau sambil meminum bir. Mereka berhenti setelah melihatku berdiri didepan mereka. Mereka menatapku tajam seperti ingin memangsaku. Salah satu penjaga menghampiriku sambil mengarahkan pedangnya ke leherku.

"Apa yang kau lakukan disini? Orang asing dilarang masuk!"

Aku hanya diam saja. Penjaga yang lain tertawa setelah melihat kejadian itu.

"Hoi.. oi.. bukankah kamu terlalu keras padanya?"

"Mana ada orang yang tertutup menggunakan jubah bahkan topeng seperti ini berani kemari?"

"Buktinya ada di depanmu. Ahahahaha.."

Penjaga lainnya ikut tertawa lagi. Sepertinya terpaksa aku melakukannya.

"Tuan-tuan."

Semua penjaga langsung menoleh ke arahku.

"Aku hanya ingin melakukan bisnis di Bestaf. Aku tidak ingin sebuah keributan. Bisakah kalian biarkan aku masuk?"

"Haa? Kau pikir kami akan membiarkanmu lewat?"

"Tentu saja aku tidak meminta kalian untuk membiarkanku masuk secara gratis."

Aku pun merogoh empat kantung emas. Mata mereka terbelalak seketika aku membuka kantung emas itu. Penjaga yang menodongkan pedangnya padaku kemudian menyimpan pedangnya kembali.

"Bagaimana tuan-tuan? Ini sudah lebih dari cukup bukan?"

"Ee.. tentu... Cepat buka pintu gerbangnya!"

Tak lama pintu gerbang terbuka secara perlahan. Aku pun melangkah pelan sampai didepan pintu gerbang sambil menunggu pintu gerbang terbuka total.

"Oh iya.. Aku punya satu permintaan untuk kalian."

"A.. apa itu tuan?"

Aku merogoh sakuku lagi dan melemparkan satu kantung emas pada salah satu penjaga.

"Katakan pada komandan kalian. Aku, Arez, menunggu kehadirannya di rumah bangsawan Sèrbiviz von Baros besok pagi. Aku memiliki informasi penting untuknya. Katakan padanya untuk datang sendirian."

"Ba.. baik! Akan kami sampaikan!"

Aku pun melangkah masuk kedalam ibukota kerajaan Baverisse, Bestaf. Baiklah... kita lihat besok.

~* *~

Aku duduk dengan santai sambil sesekali menyeruput teh yang baru saja kubuat sendiri. Bagaimanapun rumah Biviz saat ini benar-benar kosong yang tersisa hanyalah perabotan rumah ini tetap seperti waktu aku pertama kali kemari. Untunglah Martha bisa meyakinkan semua pelayan yang ada untuk pergi dari sini. Tak lama kudengar suara ketukan pintu. Sudah datang ya.. Aku pun segera mengenakan topeng putih polos milik Lunaris. Lalu aku berjalan mendekati pintu dan membukanya. Kulihat komandan Jeremy datang bersama dengan wanita berambut hitam panjang dibelakangnya. Aku pun berbalik dan segera duduk di tempatku semula. Kedua orang itu segera masuk dan duduk didepanku.

"Kau kah Arez? Orang yang memanggilku kemari?"

Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Lalu informasi penting apa yang ingin kau beritahukan padaku?"

"Sebelum aku memberikan informasi itu. Kenapa kau tidak menepati permintaanku terlebih dulu? Aku tidak memintamu datang bersama orang lain bukan?"

"Huh! Kau pikir aku bodoh? Datang menemui orang yang tidak diketahui asal-usulnya tanpa seorang penjaga sama saja dengan bunuh diri!"

TreacheryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang