20

146 9 0
                                    

~*   *~

7 tahun lalu
2 minggu setelah pengangkatan ksatria suci
Wilayah utara kerajaan Baverisse pegunungan Pwez

Pegunungan Pwez, Pegunungan yang indah berbalut dengan hijaunya hutan yang ada. Namun dibalik indahnya pegunungan itu terdapat banyak sekali bahaya yang mengitarinya. Pegunungan Pwez adalah jajaran gunung yang membentang dari sebelah utara benua Aisares hingga sebelah tenggara benua seperti membentuk jam 4. Jajaran gunung dengan ketinggian diatas 50.000 kaki semua yang puncaknya selalu diselimuti oleh salju. Ada banyak sekali jurang-jurang yang terjal dan berbahaya. Pegunungan ini menjadi pembatas langsung antara wilayah ras iblis dengan ras manusia dan ras binatang.

Di ketinggian 10.000 kaki, Deneb kini berdiri di depan sebuah tenda kecil didekat sebuah gua. Dari dalam tenda ada siluet seseorang sedang duduk menghadap Deneb.

"Langit, bintang, matahari, dan bulan. Siapa yang Kuasa?"

"Penguasa langit dan bumi. Penguasa bintang dan bulan. Kejayaan untuk Yang Mulia Delteros dan Yang Mulia Spica."

Tak lama kemudian keluar seorang gadis belasan tahun yang berambut hitam panjang dari tenda. Gadis itu menunduk memberi hormat kepada Deneb.

"Sebuah kehormatan bagi saya bisa bertemu dengan salah satu ksatria suci dari kerajaan Hospitellar, nona Deneb vi Instellar. Nama saya Virgo, saya adalah mata-mata yang dikirim oleh Yang Mulia Delteros. Tugas saya disini mendapatkan informasi dari kerajaan Baverisse dengan menyamar sebagai salah satu pasukan penyihir kerajaan ini."

"Apa kau tidak dicurigai datang kemari sendirian?"

"Saya sedang mengambil cuti jadi anda tidak perlu khawatir."

"Begitu? Lalu kau yang akan mengantarku ke kerajaan iblis?"

"Iya, nona Deneb."

"Baiklah, antar aku sekarang."

"Baik!"

Virgo langsung mengemasi semua barang dan tendanya. Setelah itu ia mengangkut semua barangnya lalu menyalakan sebuah obor.

"Kita akan lewat gua ini?"

"Benar. Ini satu-satunya jalan menuju kerajaan iblis selain melewati kerajaan Acres. Tolong ikuti saya."

Deneb pun mengangguk dan mereka segera memasuki gua tersebut. Tak jauh dari gua ada seseorang sedang mengamati mereka dari sebuah pohon yang rimbun. Orang itu sedang menggigit jarinya untuk menenangkan dirinya.

"Kerajaan iblis ya? Kita lihat saja nanti."

~*   *~

Deneb dan Virgo berjalan dengan hati-hati. Jalan yang ada gua itu sangat kecil dan di sebelah kiri mereka merupakan jurang tak berdasar. Mereka berdua merapatkan tubuh ke dinding gua di sebelah kanan mereka. Krak.. pijakan Virgo tiba-tiba retak dan longsor. Virgo pun terjatuh tetapi dengan cekatan Deneb menangkap tangan kanan Virgo. Barang-barang dan obor yang dipegangnya tadi jatuh kedalam jurang.

"Hati-hati. Apa yang akan kulakukan disini jika kau mati. Cepat naik."

Virgo mengangguk lalu segera naik. Deneb mengeluarkan sebuah alat seperti lentera dari tas kecilnya.

"Lentera? Mengapa anda tidak mengeluarkannya dari tadi?"

Deneb melirik tajam ke arah Virgo. Tatapannya seperti mengancam Virgo untuk diam tidak berkomentar atau nyawanya yang akan melayang.

"Ma.. maafkan atas kelancangan saya."

"Haahh... ini alat sihir, atau lebih tepatnya senjata milikku. Memang bentuknya seperti lentera atau mungkin lentera asli? Ah lupakan! Pokoknya ini adalah senjataku! Mengerti?"

TreacheryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang