Our Journey Starts Here :)

658 17 0
                                    

Sang Fajar sudah mulai terbit perlahan dari ufuk timur. Cahayanya menembus jendela kamarku yang bertiraikan putih ini. Seperti biasa, aku melakukan aktivitas yang setiap hari nya aku lakukan. Bangun, mandi, beres-beres, minum susu coklat. Tapi, entah kenapa hari ini rasa susu coklat yang kuminum, beda dari biasanya. Rasanya lebih manis dari biasanya. Mungkin aku saja yang lebay kali, ya. Sok-sok kaya ftv gitu, tapi ini beneran. Semua ucapan dan kejadian semalam berputar diingatanku tanpa berhenti.

Kalau bisa mengulang waktu, mungkin untuk sekarang aku memilih semalam dan berhenti sejenak untuk menikmati saat itu, sekali lagi.

"Ngelamun aja terus, masih pagi juga. Pake acara senyum-senyum sendiri pula. Horor abis"

Tiba-tiba, bahuku di tepuk dari belakang. Ya, siapa lagi selain abang Nico tercinta.

"Kaget gue!! Gapapa, lagi menyambut pagi ceria aja dengan secangkir susu coklat hangat. Asik juga, ya." kataku sambil meneguk susu tersebut.

"Lebay ampun deh lo. Abang tau, kamu pasti lagi senengkan gara-gara semalem. Emangnya abang gatau apa. Abis jalan sama si cowo itu, siapa sih namanya.."

"Keenan, bang"

"Iya, itu ! Palingan kamu abis ditembak gitu kan, terus seneng deh punya pacar pertama, kebayang-kebayang terus pasti. ABG labil abis lo, dek" sahutnya sambil sibuk menyiapkan sarapan.

Aku hanya menatap tajam abang, abang membalas tatapanku dengan tawanya yang kencang.

Aku meninggalkan abang yang sedang sibuk sarapan menuju kamar.

NITA CALLING

Aku melihat layar hpku, pasti Nita bakalan heboh banget. Percaya, deh.

"Haloo! Eh, lo PBJ sabi kaliiii. Belagu banget, deh. Mentang-mentang udah jadian, udah dapet pacar baru terus lupa deh sama sahabatnya." 

Benarkan, suaranya heboh sekali dan aku menjauhkan hp ku dari telinga.

"Sorry, Nit. Gue kemarin cape banget jadi belom sempet cerita sama lo."

"Ah, alesan aja ! Yaudah cerita dong gimana dia nembaknya terus lo nerimanya gimana. Gasabar nih gue! Akhirnya ya, Siv "

Aku tertawa mendengar Nita, aku pun mulai bercerita dari awal mula sampai selesai.

"Gila, so sweet juga loh tuh anak, Ada aja idenya hahaha. Selamet ya, Siv. Moga-moga lo langgeng sama Keenan, kaya gue dan Reihand hahaha " katanya.

"Makasih ya, Nit. Amin amin. Yaudah gue mau mandi dulu, ya!"

"Oke, sayang. See you later. Bye "

Call Ended.

*****

"Hai, Siv"

Sosok itu datang menghampiriku, sosok yang sudah berubah. Dia yang dari sahabatku kini menjadi seseorang yang aku miliki seutuhnya., Keenan. And yes, He's mine.

"Hai, Nan" aku melambai dan menghampiri sosoknya yang berdiri didepan pagar rumah.

"Gimana tangan kamu? Udah baikan ?"

Hmm, okay...it's a little bit awkward. Kata "Aku" masih sangat asing di telingaku dan di bibirku, untuk mengucapkannya saja entah kenapa masih sangat sulit.

"Ya, masih gini-gini aja. Tapi, besok mau ganti gips soalnya kata mama kotor banget banyak coretan. Kaya anak kampung katanya" jawabku.

Keenan hanya tertawa sambil melihat gips tanganku.

"Tapi, tenang kok. Gips ini mau disimpen yang ada pesan dari Keenan. Kan, ga mungkin dibuang dong"

Keenan tersenyum padaku. Senyumannya hangat, sehangat tatapanya.

LuckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang