❤HER&HIM❤

14.7K 821 19
                                    

Part15
Desclaimer : Masashi .K.
Pairing : Sasuke .U. >< Sakura .H.
Rated: M
Gendre: Romance(+), Friendship(-), Hurt(+), Humor(-). (tanda + untuk arti 'banyak', tanda - untuk arti 'kurang')
WARNING! Typo, OOC, OC, Alur yang sedikit mengarah pada inspirasi cerita. DLDR.
Inspirade by 'Descendants Of The Sun' K-Drama.
.
.
.
.
.
Satu bulan sudah Sakura dirawat dirumah sakit, sudah ada kemajuan yang sangat pesat darinya. Sakura kini sudah bisa melihat walau belum begitu jelas, Tsunade yang pulang bertugas di Oto dengan cepat menyarankan Sakura memakai kacamata dengan min sesuai dengan keadaan mata Sakura sekarang, dan ikut akurat karena Sakura bisa melihat dengan jelas.

Lasser tidak di izinkan oleh Mebuki karena ia tak mau retina mata anaknya dipotong dengan alat medis, selain itu Mebuki juga percaya anaknya bisa sembuh dengan sendirinya. Sasuke sendiri pun sedikit ngeri dengan penjelasan lasser yang dimaksud, ia pun juga tidak menyutujuinya dan ini menjadi bahan olokan Itachi karena saat Sakura dinyatakan buta dan Shizune mengatakan akan mengadakan lasser, Sasuke mengiyakan saja karena saat itu pikiran Sasuke benar-benar kacau jadi ia tidak bisa berpikir jernih.

Kini Sakura tengah membaca buku medis saat Sasuke berkunjung bersama ibunya, "Jangan memaksakan kedua matamu. Mereka baru saja sembuh." tegur Sasuke.

Sakura menatap keberadaan ibu Sasuke dan mengangguk sopan, "Selamat pagi Mikoto-san."

Mikoto sudah pernah mengunjungi Sakura dan mereka pun langsung akrab bagai pertemuan Sasuke dan Mebuki, bahkan saat melihat keadaan Sakura, Mikoto menangis sedih dan merasa bersalah melibatkan Sakura dalam permasalahan keluarganya. Walau tidak bisa dikatakan 'melibatkan', tapi lebih tepatnya 'terlibat' dan Mikoto memeluk Sakura tiba-tiba saat Sakura dengan tulus mengatakan kalau ia sama sekali tidak marah karena terlibat atau menyesal bertemu Sasuke, Sakura mengatas namakan takdir untuk semua peristiwa yang ia jalani selama ini.

"Aku membuatkanmu pudding Tiramitsu, apa kau suka?" Mikoto duduk disisi ranjang dan mengeluarkan sebuah kotak makan hijau sedang, "Sasuke bilang, kau suka pudding."

Sakura tersenyum lembut, "Iya bi, aku maniaknya pudding." ucap Sakura semangat.

"Aku lupa bilang kalau Sakura hanya suka pudding coklat." celetuk Sasuke.

Mikoto menatap Sasuke kemudian Sakura lalu tersenyum kecut, "Oh begitu. Kalau begitu biar aku buatkan yang coklat nanti." Mikoto hendak memasukan kotak pudding Tiramitsu tadi kedalam peaperbagnya tapi ditahan Sakura.

"Aku sangat yakin kalau mulai hari ini, pudding rasa kopi masuk daftar kesukaanku." ucap Sakura dengan senyumannya, "Pudding buatan bibi pasti lezat."

"Aku akan memberikannya kalau kau memanggilku ibu." ucap Mikoto dengan senyum miringnya.

Sakura terdiam lalu kemuduan tersenyum malu, "Baiklah ibu. Aku mau pudding buatanmu."

Mikoto terlonjak girang dan Sasuke tersenyum lebar, "Oh bagus, biasakan itu. Jadi ketika kita menikah, tak ada hambatan apapun."

Sakura mendelik dan Mikoto tertawa anggun. Sakura sangat mengidolakan wanita ini diam-diam setelah ibunya sendiri, wanita di dunia ini sungguh kuat dan hebat, itu sebabnya Sakurapun juga harus menjadi salah satu dari mereka.

Pintu terbuka dan menampilkan sosok Mebuki dan beberapa kawan Sakura, "Aku bawa makanan!" seru Mebuki ceria.

Ino, Mia, Kabuto, Kiba, dan Deidara ikut memeriahkan kehadiran Mebuki. Mikoto dan Mebuki tampaknya sudah sangat dekat, terbukti kini mereka tengah saling bergosip disofa sebrang ranjang Sakura. Kawan-kawan Sakura terduduk dikarpet berbulu samping ranjang Sakura, mereka bermain kartu dan Sakura merengek meminta turun oleh Sasuke.

"Oh, kau sudah dengar? Si pirang versi wanita ini tengah dekat dengan perawat dari Kiri." goda Kabuto pada Ino.

"Si muka pucat?" Kiba menatap Ino tak percaya, "Aku bingung padamu, kenapa kau bisa dekat dengannya? Kalian berdua mirip pasangan lantai porselen."

❤HER&HIM❤✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang