(Special Epilogue)
Bzzzzzttttt
Kedua pasang onyx itu saling menatap tajam bagai ada sengatan listrik yang saling menyambar, entah sejak kapan tapi kedua Uchiha ini selalu bertemu tatap seperti itu, seperti musuh bebuyutan.
Wanita bersurai merah muda pendek itu menghela napasnya lelah, "Sasuke, hentikan. Dia anak kita."
"Dia memang anak kita, tapi dia seperti punya dendam pribadi padaku." rajuk si kepala rumah tangga yang emonya kini sudah mulai memanjang, walau umurnya sudah hampir kepala tiga tapi wajahnya tetap tampan.
Emerald Sakura beralih pada bayi kesayangannya yang sudah berumur 7 bulan, "Sarada..." panggil Sakura pada bayinya, lalu Sakura membuat isyarat 'tidak boleh' dengan menggelengkan kepala dan menggoyangkan jari telunjuknya ke kanan-kiri.
Sarada Uchiha adalah anak pertama Sakura dan Sasuke, bayi perempuan yang tampangnya mirip Sakura namun prilakunya mirip Sasuke itu kurang dekat dengan sang ayah kandung. Sakura membuat hipotesis menurut pengalamannya berteman dengan dokter kandungan, Sarada kurang dekat Sasuke karena saat Sarada masih dikandungan, Sasuke sering sekali mendapat misi keluar kota atau negeri.
Ya, saat Sakura mengandung dari umur dua bulan sampai delapan bulan, Sasuke yang masih menjadi tentara kerap kali diberi misi berpergian karena Kakashi akan berhenti dan digantikan Sasuke, jadi itu termasuk pelatihan terakhir Sasuke. Kakashi ingin melihat tanggung jawab dan ke profesionalan Sasuke terhadap pekerjaannya, walau mereka sempat berdebat tapi Sakura ikut membujuk sang suami yang enggan meninggalkannya, Sakura sangat tau kalau Sasuke sangat mencintainya maupun pekerjaannya tapi tetap saja Sakura tak mau egois.
Jadilah seperti ini. Saat Sarada didalam kandungan berumur sembilan bulan, Sasuke mulai menjaga Sakura ketat namun anehnya Sarada tak banyak gerak saat Sasuke menyapanya, awalnya Sakura merasa biasa namun saat Sarada lahir, bayi itu terus menangis digendong Sasuke dan akan berhenti saat Sakura mengambil alih. Dan permusuhan(?) dua Uchiha itu berlanjut sampai sekarang.
Sasuke sama sekali tidak memusuhi anaknya sendiri. Sama sekali tidak. Hanya saja ia sedikit kesal, kenapa anaknya ini sebegitu tidak sukanya pada ayahnya sendiri. Sasuke sempat bergalau ria bahkan ditempat kerjanya juga, dan Shizune mengatakan bahwa kontak batin Sarada kurang pada sang ayah karena ketidakhadiran Sasuke saat Sarada didalam kandungan, itu cukup menjadi pukulan telak juga untuk Sasuke.
Kini Sasuke tengkurap didepan Sarada yang duduk dengan wajah datarnya, "Kau mau kemana sekarang? Mau main atau jalan-jalan? Akan kuturuti."
Sarada diam sesaat sebelum merangkak kearah Sakura yang berada didapur, Sasuke bangkit duduk dan mengacak rambutnya kesal.
Sakura mencuci tangannya setelah mencuci piring, ia melihat Sarada yang memasuki dapur sambil mengoceh tak jelas.
"Ada apa?" Sakura mengangkat Sarada kedalam gendongannya, "Mana papamu?"
Sarada menatap malas Sasuke yang memasuki dapur dengan raut wajah frustasi, "Apa kita harus memberinya vaksin? Siapa tau saja dia lupa padaku." ucap Sasuke racau.
"Ish. Jangan gila. Shizune-senpai kan sudah bilang kalau Sarada hanya kurang dekat padamu karena kau sering berpergian. Dia akan perasa kalau kau mau terus mengajaknya bicara." balas Sakura.
Sasuke kembali mengacak rambutnya lalu menghela napasnya perlahan, "Baiklah. Ayo main dengan papa, nak." bujuk Sasuke sambil mengarahkan kedua tangannya untuk menggendong Sarada.
Sarada diam dan melirik Sakura yang mengangguk kearahnya, lalu ia melirik Sasuke lagi sebelum menggeleng dan membuang wajahnya.
Sasuke menyandarkan tubuhnya pada sisi pintu dengan lemas, "Dia bahkan menggeleng. Astaga..." Sasuke berjalan menuju ruang tengah, "Anakku sendiri membenciku." gumamnya gusar.
KAMU SEDANG MEMBACA
❤HER&HIM❤✔️
Fanfiction[COMPLITE] Inspirade by 'Descendants Of The Sun' K-Drama. Sasuke adalah seorang tentara, sedangkan Sakura adalah dokter yang ikut kedalam relawan tim medis. Mereka bertemu disatu tempat kejadian bencana, Sasuke tertarik pada Sakura namun terlalu gal...