II

1K 63 6
                                    

  Yuri meneguk segelas wine yang diberikan oleh seorang pelayan sambil mengamati sekelilingnya. Ia tidak terbiasa dengan keramaian sejak ibu dan ayahnya meninggal dunia. Disorot dengan media yang bertanya mengenai segalanya membuatnya sedikit tertekan.

  "Sepertinya kau tidak terlalu senang dengan pesta ?"

  Wanita itu menoleh dan pria itu, putra dari pasangan yang mengajaknya makan siang tadi, berdiri di hadapannya sembari tersenyum. Yuri terpaku. Ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya normal. Matanya terpaku ke Kyuhyun.

  "A..Aku tidak bisa membaur dengan mudah, Cho daepyonim," jawab Yuri kaku. Iya, sifat dinginnya selama ini hanyalah kamuflase semata dari rasa kekecewaan di dalam hatinya. Ia sebenarnya adalah sosok yang ramah dan lembut. "Mau kutemani ?" tanya Kyuhyun. Yuri menggelengkan kepalanya.

  "Ah, namamu ?"

  "Kwon Yuri, CEO Marchen Fantasy,"

  Kyuhyun tersenyum. Hatinya berbunga - bunga. Kini, ia tahu nama dan tempat dimana wanita itu bekerja, hanya butuh menggali sedikit saja. "Tidak datang bersama suamimu, Kwon daepyonim ?" tanya pria itu. Yuri menggelengkan kepalanya. "Saya belum menikah," jawab Yuri singkat.

  "Kekasih ?" 

  Wanita itu hanya tertawa kecil. "Aku baru saja akan mengakhiri hubunganku," jawab Yuri sebelum meneguk winenya lagi. "Kenapa ?" tanya Kyuhyun semakin penasaran. "Sekedar perjodohan dari ibu tiriku. Kau sendiri ?" tanya Yuri. Kyuhyun berteriak dalam hati, ia kini tahu kondisi percintaan wanita itu.

  "Aku belum menikah, Kwon daepyonim," ucap pria itu. Yuri hanya menganggukkan kepalanya. "Sepertinya kedua orang tuamu sedang mencarimu kesini. Aku permisi kalau begitu, Cho daepyonim," Yuri membungkuk lalu meninggalkan pria itu menuju kursinya, menyantap lava cake yang dihidangkan.

  "Ada acara dansa kecil yang sepertinya sudah direncanakan pihak panitia. Kau harus coba, Kyu. Siapa tahu ada yang membuatmu tertarik. Kau sudah tiga puluh, setidaknya berikan eomma dan appa seorang cucu,"

  "Aku sudah tertarik dengan seseorang sejak sepuluh tahun yang lalu namun baru hari ini aku mengenalnya,"

  Kyuhyun tersenyum ke kedua orang tuanya lalu melangkah menuju lantai dansa ketika pembawa acara memintanya untuk maju dan melanjutkan acara. Kedua orang tua Kyuhyun itu memandang satu sama lain. "Apakah itu alasan mengapa ia tak kunjung menikah ?" tanya Chaeryoung ke Hajin, istrinya.

  "CEO, silahkan pilih wanita yang akan anda ajak berdansa malam ini," ucap pembawa acara itu. Maka Kyuhyun tersenyum, berpura - pura melihat sekeliling ruangan, beberapa wanita yang berusaha menarik perhatiannya, namun hanya satu orang yang terlihat biasa saja, seakan tak apa - apa jika ia memilih wanita lain.

  "Kwon daepyonim dari Marchen Fantasy,"

  Yuri, wanita yang asyik menyantap kuenya itu hampir saja tersedak mendengar namanya dipanggil. Ia langsung meneguk segelas air mineral. "Kwon daepyonim, silahkan," ucap pembawa acara itu.

  Dengan canggung, Yuri berdiri dan melangkahkan kakinya perlahan ketika semua orang kini menatapnya sebagai wanita yang beruntung. Kyuhyun meraih tangan Yuri ketika lagu berlantun indah itu dimulai. Mengajak Yuri berdansa. Disana, tubuh Yuri seakan tersengat listrik. Rasanya ia rapuh di tangan pria itu, bukan hal biasa yang ia selalu rasakan.

  "Cho daepyonim, aku tidak pernah ber-"

  "Kaki kanan ke kanan sekarang," bisik pria itu. Yuri hanya menurut lalu perlahan mengikuti langkah Kyuhyun sesuai irama. "Sekarang berputar ke kiri," bisik Kyuhyun. Yuri berputar ke arah kiri sesuai dengan perintah pria itu.

  Lagu itu kini berhenti. Yuri dan Kyuhyun membungkukkan tubuh mereka lalu tersenyum ke arah satu sama lain. Namun, Yuri yang gugup memilih menundukkan kepalanya, menghindari tatapan yang membuat jantungnya tidak karuan berdetak itu.

  Yuri lalu melangkah menjauh dan memutuskan untuk pulang terlebih dahulu. Ia tidak terbiasa pulang lewat dari jam sepuluh. 

***

  Bagi Kyuhyun, Yuri adalah permatanya.

  Ia tak ternilai harganya. Sejak sepuluh tahun yang lalu, wanita itu sangat cantik dan bahkan semakin cantik. Sikapnya yang baginya cukup dingin itu membuatnya semakin penasaran. Senyumnya itu menunjukkan sikap lemah lembutnya yang tersembunyi. Tangannya yang lembut dan matanya yang malu - malu, membuatnya semakin jatuh cinta.

  Ia tidak bisa tidur malam ini. Membayangkan wanita yang berusia dua tahun lebih muda darinya itu membuat Kyuhyun semakin menjadi - jadi. Bagaimana ia bisa mendekati Yuri dan menjadikan wanita itu sebagai istrinya ?

  Diketiknya nama itu di situs pencarian yang ada di internet, memperhatikan foto - foto Yuri satu persatu, termasuk saat acara tadi. Cantik. Bagi Kyuhyun, Yuri adalah dewi yang turun dari surga.

  Namun benar, ia tak bisa berharap banyak. Salah satu artikel yang dibacanya barusan mengutip ucapan Yuri bahwa wanita itu tidak tertarik untuk menikah sama sekali.

***

  "Yuri-ah !"

  "Mr. Lee, kita akhiri perjodohan konyol ini. Aku sudah muak denganmu dan segala hal yang selalu menghantuiku dua puluh empat jam. Aku tidak akan pernah mencintaimu. Pergilah dari hadapanku," ucap Yuri final sambil meletakkan tasnya di atas meja.

  Pria itu tahu, Yuri sepertinya sudah malas menanggapinya. Bahkan nomor teleponnya saja sampai di blokir oleh CEO cantik ini. Donghae meninggalkan ruangan Yuri begitu saja. Ia cukup kesal, namun mau bagaimana lagi ? Selama ini dirinya diinjak - injak oleh Yuri hanya karena perasaannya yang tidak pasti terhadap desainer muda itu.

  Yuri meneguk tehnya dan mulai membaca berita di komputernya itu. Berita mengenai dirinya berdansa tadi malam sudah menjadi trending topic di Naver dan Yuri sudah memprediksinya. Ia kini disebut ; Dewi Dansa. Persetan dengan semua itu, ia bahkan belum pernah berdansa dan kemarin adalah dansa pertamanya.

  Hari ini ia akan mengunjungi sebuah butik kecil di daerah pinggir Seoul dan menghabiskan waktunya berjalan kaki, melihat sekeliling, bosan dengan mobil yang selalu mengantarnya kemanapun. Namun, sebelum itu, ia harus menyelesaikan pekerjaannya yang menumpuk terlebih dahulu.

  "Kwon daepyonim, anda menjadi topik utama di gedung ini,"

  Yuri hanya tersenyum tipis lalu menandatangani beberapa lembar kontrak yang dibawa staff dari divisi perencanaan. Setelah berkutat dengan pekerjaannya, pada pukul tujuh ia akhirnya tiba di sisi lain Seoul menggunakan bus. Hal yang sudah lama tidak ia lakukan dan sekarang ia senang sekali bisa merasakannya lagi.

  Udara malam hari cukup dingin, membuat Yuri menggigil. Ia masuk ke butik yang tak jauh dari halte bus dan membeli beberapa pakaian dengan total yang fantastis bagi orang biasa. Lalu, Yuri melangkah keluar dan mendadak hujan turun dengan deras, membuat dirinya sepenuhnya basah kuyup.

  Kepala Yuri mulai pusing, kafe di dekat daerah itu juga sudah tutup. Yuri berpegangan pada sebuah tiang lampu sebelum seorang pria berdiri dibelakangnya menutupi tubuh Yuri yang sebenarnya ringkih itu dengan payung.

  "Kwon daepyonim,"

  Yuri menoleh ke belakangnya. Kyuhyun berdiri di belakang pria itu. "Oh.. Cho daepyonim," ucap Yuri pelan.

to be continued.

Stay By My SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang