V

738 43 3
                                    

  Pagi telah tiba.

  Suara burung saling bersahutan menyambut kedua pasangan yang semalaman menghabiskan waktunya berdua. Tidak, bukan melakukan hal aneh di luar pernikahan, namun menceritakan masa lalu masing - masing.

  Kyuhyun ingin tahu mengenai wanita itu lebih, namun ia masih merasakan hal itu. Yuri memang nyaman bersamanya, namun wanita itu masih menutupi sesuatu darinya. Entah apa itu, Yuri terlihat tak ingin menceritakannya.

  Yuri yang sudah berpakaian lengkap membangunkan Kyuhyun yang masih tertidur lelap. Dengan lembut, ditepuknya pundak calon suaminya itu.

  "Kyuhyun, ayo bangun. Kau harus bekerja,"

  Mata Kyuhyun terbuka, menatap Yuri sebagai objek pertama yang dilihatnya hari ini dan ia bersyukur akan hal itu. Berharap ia bisa melihat wanita itu pertama kali setiap kali ia terbangun dari tidur nyenyaknya.

  "Aku akan turun menyiapkan sarapan. Cepatlah mandi,"

  Wanita itu melangkah keluar kamar dan menuruni tangga dengan cepat, menyapa pelayan dan koki yang sedang memasak di dapur itu. "Kwon daepyonim, ada yang anda inginkan ?" tanya koki itu ramah.

  "Aku ingin membuatkan Kyuhyun kimbap untuk pagi ini," ucap Yuri sambil membuka kulkas namun segera dihadang oleh seorang pelayan. "Ti-tidak usah, Kwon daepyonim. Kami akan membuatkannya untukmu," ucap wanita tua itu. Yuri menggeleng. "Aku akan membuatnya sendiri,".

  Maka koki dan pelayan itu tidak bisa menolak keinginan calon nona muda yang akan mengisi rumah ini beberapa saat lagi. Sambil bersenandung, ia memotong, meratakan nasi dan menggulungnya sebelum dihidangkan di atas meja makan.

  "Eo.. Yuri, tidak seharusnya kau di dapur. Ada koki yang akan selalu memasakkan makanan untukmu," ucap Chaeryoung yang di tolak oleh Yuri dengan gelengan. "Aku senang memasak, Mr. Cho," jawab Yuri. Tak lama, Hajin melangkah ke arah meja makan. "Yuri-ah, kau memasak ?" tanya wanita itu. "Aku hanya membuat kimbap saja, Mrs. Cho,"

  "Oh ayolah, Yuri. Kita ini sudah menjadi ibu dan ayahmu secara tidak langsung, mengapa kau masih memanggil dengan sebutan formal. Ingat ini ; eommeonim dan abbeonim. Eomma dan appa saja juga tidak masalah,"

  Yuri menganggukkan kepalanya. Kyuhyun menyusul dan duduk di salah satu kursi. "Kyu, Yuri membuat kimbap untuk sarapan pagi ini. Rasanya lezat sekali," puji Hajin sambil memberikan beberapa potong di piring kecil Kyuhyun. "Jinjja ? Sebentar," ucap pria itu sambil memasukkan potongan kimbap buatan tunangannya ke dalam mulut.

  "Ini lezat sekali, Yuri. Aku tak tahu kau pandai memasak,"

  CEO dari Marchen Fantasy itu hanya tertawa kecil lalu melanjutkan sarapannya sebelum perutnya bergejolak dan mual melanda.

  "Yuri-ah, ada yang salah ?" tanya Chaeryoung yang mengamati calon menantunya ini berubah sedikit pucat dan berhenti mengunyah makanannya. Yuri membungkukkan tubuhnya sebelum berlari ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya. Disusul Hajin, wanita itu membantu mengurut leher belakang Yuri.

  "Yuri, gwaenchana ? Sebentar. Kyuhyun !"

  Pria itu tak lama muncul dan menggantikkan posisi sang ibu yang terus mengurut leher belakang Yuri. "Sudah, Yuri ? Masih ingin muntah ?" tanya Kyuhyun khawatir. Yuri menggeleng. Ia lalu berdiri dan mencuci mulutnya di wastafel. Setelah merasa baikan, Yuri kembali ke meja makan ditemani Kyuhyun dan mengisi perutnya sedikit.

  "Kau harus beristirahat jika sakit, Yuri. Apa jangan - jangan Yuri..."

  "Appa, tidak mungkin. Jangan mengada - ngada. Kita bahkan tidak melakukan apapun," elak Kyuhyun.

Stay By My SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang