VII

798 42 6
                                    

  "Kyu.. apa - apaan ?"

  Suara lemah itu membuat Kyuhyun merasa sangat bersyukur karena dugaannya salah. Yuri tidak mengulang perbuatannya yang satu ini ; bunuh diri. Rasanya Kyuhyun begitu lega hingga ia menghapus airmatanya.

  Ia menatap wajah Yuri lekat sebelum tersenyum. "Kau membuatku panik dengan segala obat tidur yang berserakan di atas mejamu, Yuri," ucap Kyuhyun pelan. Yuri tersenyum lemah. "Mianhae. Aku membutuhkannya untuk tidur namun tadi kepalaku pusing dan kau tahu selanjutnya," jawab wanita itu.

  "Istirahatlah lagi, Yuri. Aku pulang kalau begitu," ucap Kyuhyun. Yuri mengangguk. "Hati - hati, Kyu," ucap Yuri pelan sebelum kembali berbaring dan memejamkan matanya untuk kembali beristirahat.

  Kyuhyun kembali pulang setelah menjenguk Yuri. Ia merasa sangat lega bahwa Yuri tidak bunuh diri. Mungkin ini hanya perasaannya saja, ketakutan tidak berlandaskan apapun. "Kyu, matamu bengkak," ujar sang ayah curiga. "Ah iya, ini pasti karena Yuri tadi," jawabnya pelan.

  "Yuri ?"

  "Kupikir ia bunuh diri. Ternyata aku ketakutan sendiri saja,"

  Chaeryoung hanya tersenyum tipis. "Jangan terlalu takut, Kyu. Yuri tidak akan kemana - mana. Siapa yang berani merebutnya darimu kalau semua orang di dunia sudah tahu kalian bertunangan ?" tanya Chaeryoung heran. Kyuhyun tersenyum.

  'Banyak yang dapat merebutnya, appa. Bahkan ibu tirinya sendiri dapat merebutnya dariku,' batin Kyuhyun tidak nyaman. "Aku ke kamar dulu, appa. Hari ini begitu menegangkan," ucap Kyuhyun sebelum naik ke kamarnya. Di kamarnya, pria itu hanya bisa terduduk diam.

  "Bagaimana caranya agar Yuri tidak dapat direbut kembali oleh ibunya ?" tanya Kyuhyun pada dirinya sendiri sambil mengusap wajahnya.

  Bayangan itu muncul lagi. Apa yang dibisikkan Hwanhee kepadanya sebelum ia pergi kembali ke perusahaannya.

  "Cho daepyonim, perlu diingat.. Mrs. Kwon bisa saja membunuh. Berhati - hatilah,"

  Semua kini bergantung pada dirinya ; Yuri, percintaan mereka, perusahaan, media. Berhasilkah ia mencari jalan keluar dari permasalahan ini ? Bahkan ia sendiri tidak yakin pada dirinya. Yuri sebenarnya bisa saja membunuh ibu tirinya namun mengapa sampai detik ini wanita itu tidak membunuhnya ?

  Benar.

  Hati Yuri terlalu lembut sehingga ia tidak berani membunuh ibu tirinya sendiri ; yang sudah menyiksanya sejak ibu kandungnya meninggal. Memanfaatkan kehadirannya hanya untuk harta dan semakin menjadi - jadi ketika ayahnya meninggal dunia beberapa tahun yang lalu. 

  "Bagaimana kalau aku suruh bawahanku saja yang membunuh ?" gumam Kyuhyun sambil menatap foto Yuri di ponselnya.

***

    Yuri menghabiskan harinya seminggu ini sendirian di apartemennya. Kyuhyun sedang pergi ke Amerika dan belum mengabarinya lagi. 

  Ia ketakutan. Sejujurnya ia ketakutan. Kemarin, ada sebuah surat terselip di bawah pintunya. Surat itu berisi mengenai ancaman terhadap Kyuhyun serta sebuah cincin dengan batu safir. Kalau Yuri tidak meninggalkan Kyuhyun untuk Donghae, maka pria itu akan terbunuh dan permasalahannya adalah Yuri tidak akan menceritakan hal seperti ini ke Kyuhyun dan menyimpannya baik - baik.

  Suara ketukan pintu terdengar keras. Yuri membukakan pintu dan mendapati Kyuhyun dengan sebuket bunga di tangannya. "Ini untukmu, Yuri," ucap pria itu lembut. Yuri tersenyum canggung. Ia menutup pintu ketika Kyuhyun melangkah masuk.

  "Aku sangat merindukan tunanganku yang satu ini," ucap Kyuhyun sambil memeluk Yuri erat. Rasa tenang dan nyaman menyeruak, namun Yuri mau tak mau harus mengatakan hal ini kepada Kyuhyun. Ia tidak bisa menahannya lagi.

  Yuri mengajak pria itu duduk di sofa. Ia melepas cincin berlian itu dan meletakkannya di tangan Kyuhyun membuat pria itu menggelengkan kepalanya. "Apa maksudmu, Yuri ? Kau ingin mengakhiri semua ini ?" tanya Kyuhyun kecewa. 

  "Mianhae, Kyuhyun. Aku tak ingin ada ladang darah," ucap Yuri pelan.

  Setetes airmata jatuh begitu saja. Yuri mencium bibir Kyuhyun lembut, penuh kasih sayang sebelum menundukkan kepalanya. 

  "Jika memang kita ditakdirkan bersama, mungkin butuh waktu lebih dari sepuluh tahun," bisik Yuri serak.

  Kyuhyun menghapus airmata yang bercampur dengan rasa kecewa dan juga marah. "Kenapa kau, Yuri ? Apakah ibu tirimu memaksamu lagi ? Aku tahu kau tidak seperti ini, Yuri," tanya Kyuhyun tak paham. Ia terluka.

  "Aku tidak terpaksa. Ini pilihanku, Kyu.."

  Pria itu memeluk Yuri erat. "Biarkan aku seperti ini, Yuri. Sebelum esok aku membencimu atas sepuluh tahun ini, membuang waktuku untuk cinta yang palsu," Kyuhyun marah. Di dalam hati Yuri, rasa sakit itu muncul. Begitu sakit hingga Yuri tidak bisa menjelaskannya lagi. Ia menyerah dengan pilihan, ia buruk dengan hal itu. 

  ***

  Sudah lima bulan setelah kejadian pisahnya pasangan romantis, mesra, dan cocok itu. Sejak saat itu, Kyuhyun semakin membenci Yuri. Bagaimana tidak ? Yuri menikah dengan Donghae seminggu kemudian. Semua bayangan bahagianya dengan Yuri, cita - citanya untuk hidup bersama Yuri sirna akibat pria itu.

  Malam ini, keduanya enggan untuk menyapa satu sama lain. Kyuhyun sudah tak ingin lagi melihat wajah Yuri di hidupnya. Baginya, penantiannya selama ini sia - sia demi wanita bernama lengkap Kwon Yuri, si gadis arogan dan cuek itu.

  Kyuhyun kini sudah menikah. Istrinya kini seorang aktris bernama Moon Hayoung, yang berbeda enam tahun dengannya. 

  "Oppa, kita harus menyapa Kwon daepyonim dan suaminya,"

  "Untuk apa, Hayoung ? Kita tak perlu menyapa mereka. Tidak ada gunanya menyapa mereka berdua," tolak Kyuhyun keras. Ia tidak ingin bertemu dengan Yuri sama sekali karena ia sudah bersumpah, sampai matipun, Yuri adalah satu - satunya wanita yang akan dicintainya dan akan selamanya begitu.

  "Oppa ! Kwon daepyonim sedang hamil empat bulan. Aku dengar bayinya kembar,"

  Semakin mendengarnya, Kyuhyun merasa semakin sedih. Semakin meluap rasa bencinya itu. Tega sekali wanita itu terhadapnya ? Setelah sepuluh tahun terombang - ambing dengan cinta yang tak pernah diketahuinya, ia mendapati Yuri memutuskan hubungan pertunangan mereka, memilih pria itu untuk menjadi suaminya.

  Baginya itu adalah pelecehan dan Kyuhyun tidak menyukainya. Ia membenci ide atau hal seperti itu. Bagaimana bisa Yuri memutuskan hal seperti itu saat ia pergi tidak menemaninya untuk seminggu lebih dua hari ? Jahat sekali wanita itu kepadanya padahal Kyuhyun selalu menuruti perkataan Yuri.

  DOR !

  Sebuah tembakan terdengar di ruangan pesta itu. Yuri terkejut, begitupula dengan Kyuhyun. Keadaan seketika panik. Donghae menarik tangan Yuri menjauh dari sumber suara tersebut.

  "Yuri, cepatlah berlari,"

  "Hayoung, kemarilah. Bersembunyilah disini, cepat !"

  Suara tembakan lain terdengar kencang. Namun, tangan Yuri terlepas dari Donghae ketika kerumunan tamu menabrak mereka dan akhirnya terpisah. Yuri terjatuh ke lantai sembari memegangi perutnya.

  "Oppa ! Itu Kwon daepyonim ! Bantu dia, oppa !"

  Kyuhyun menatap Yuri dari balik meja. Ia berusaha menggapai tangan Yuri sedangkan istrinya berusaha menyelamatkan seorang anak perempuan sekitar empat tahun yang berlarian sembarangan.

  DOR !

  Kyuhyun menoleh dan melihat Hayoung sudah tertembak di belakangnya. Pria itu menggelengkan kepalanya tidak percaya dan memeluk istrinya yang sudah tak bernyawa itu. Tepat di kepala, tembakan itu langsung membunuh istrinya.

  "Hayoung !" jerit Kyuhyun.

  Sementara itu, Donghae berhasil membawa Yuri keluar dari ruangan itu.

to be continued.

Stay By My SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang