VI

735 42 3
                                    

  Kyuhyun mencemaskan keadaan Yuri saat ini.

  Iya, setelah Yuri muntah tadi pagi, kini ia tak sadarkan diri setelah kemarahannya meluap kepada ibu tirinya yang selalu mengincar harta itu. Padahal, harta kekayaan Yuri dan warisan ayahnya saja sudah menumpuk, mengapa pula wanita itu meminta lebih ? Hidup simpanan itu pasti tetap terjamin.

  Dokter keluarga Yuri, Ms. Im, sudah datang dan kini sedang memeriksa Yuri yang masih tak sadarkan diri. Wanita itu mencemaskan keadaan Yuri yang sedang tidak baik.

  "Cho daepyonim, Kwon daepyonim sebaiknya beristirahat total terlebih dahulu. Jauhkan dari pekerjaannya untuk sementara waktu. Ia butuh istirahat lebih untuk saat ini,"

  Pria itu hanya mengangguk. "Apa... ia sering seperti ini ?" tanya Kyuhyun. Dokter itu mengerutkan dahinya. "Siapa ? Kwon daepyonim ? Sejak kecil memang sering sakit. Itu sebabnya ibu kandungnya menjaganya dengan sedikit protektif,"

  Kyuhyun hanya menganggukkan kepalanya. "Anda tidak tahu sama sekali mengenai hal itu ?" tanya Ms. Im. Pria itu menggeleng. "Saya tinggal di Amerika selama ini dan baru saja kembali. Baru beberapa hari di Korea, kami bertunangan," jawab Kyuhyun. "Anda tahu kekasih yang dijodohkan Mrs. Kwon untuk Kwon daepyonim ?" Ms. Im bertanya lagi. "Tidak, saya tidak tahu. Siapa orang itu ?" tanya Kyuhyun penasaran.

  "Mr. Lee Donghae, calon penerus perusahaan Lee Inc. Mrs. Kwon berusaha mati - matian agar putri tirinya itu menikahi pria itu demi uang, itu sebabnya Yuri sering sakit. Wanita itu menginjak - injak harga diri Mr. Lee dan pria itu menurut saja dengan Kwon daepyonim," Ms. Im menjelaskan.

  Ini.

  Hal yang ditutupi oleh Yuri tadi malam adalah ini. Ia pikir kisah kecil dari Yuri namun ternyata panjang. Sangat panjang hingga Kyuhyun sendiri merasa sakit, sedih karena tidak bisa menjaga Yuri di saat - saat pelik seperti itu.

  "Apakah Kwon daepyonim marah dengan Mrs. Kwon hari ini mengenai perjodohan ?"

  Kyuhyun diam.

  "Sebelum saya pergi, tolong ingat ini baik - baik, Cho daepyonim. Jaga Kwon daepyonim dan jangan sampai lepas dari pengawasan anda. Hal yang lebih buruk dapat terjadi karena Mrs. Kwon pantang menyerah,"

  Kyuhyun menahan tangan dokter itu. "Lalu, apa hal yan lebih buruk itu ?" tanyanya gemetar emosi. Wanita itu hanya diam. Menatap pria kaya di depannya ini kasihan.

  "Anda bisa kehilangan Kwon daepyonim dari hidup anda,"

  "Kwon daepyonim adalah sosok yang sedikit tertutup. Ia tak biasa menceritakan apapun ke orang lain, bahkan yang terdekat sekalipun. Sehingga, anda mungkin tidak tahu bahwa kemungkinan dari apa yang saya ucapkan tadi, yang paling buruk, anda kehilangan Kwon daepyonim selamanya,"

  Ms. Im meninggalkan ruangan itu dan menyisakan Kyuhyun dengan matanya panas. "Tidak, kau akan bersamaku Yuri. Tidak akan ada yang bisa menyakitimu atau memisahkanmu dariku," ucap Kyuhyun sambil mengusap pipi Yuri lembut.

  "Kyuhyun, aku ingin pulang," ucap Yuri lemah.

  Pria itu menatap Yuri yang sudah membuka matanya. "Kita pulang. Aku antar kau pulang, ne ? Kau istirahat saja di rumah dan jangan kemana - mana tanpa izin dariku," Kyuhyun tersenyum.

  'Selama Yuri beristirahat, aku harus mengorek informasi mengenai sifat Yuri lebih. Aku harus dapat memahaminya,' batin Kyuhyun.

***

  Kyuhyun kembali ke perusahaan Yuri setelah wanita itu beristirahat di apartemennya. "Hwanhee-ssi, saya butuh waktu anda," ucap Kyuhyun pelan. "Untuk apa, Cho daepyonim ?" tanya Hwanhee sedikit terkejut. "Saya hanya ingin tahu mengenai sifat Kwon daepyonim lebih. Itu saja," jawab pria itu.

  Hwanhee mempersilahkan tunangan atasannya itu duduk di sofa ruangannya. Ia lalu duduk di sofa yang berlawanan arah dengan Kyuhyun dengan secangkir teh yang biasa ia buatkan ke Yuri. "Ini teh yang selalu diminum Kwon daepyonim di pagi hari setiap ia datang," ucap Hwanhee.

  "Teh apa itu ?"

  "Mint dan Green Tea yang diimpornya langsung dari Cina. Jika daepyonim sedang tidak mood, ia biasanya memilih teh dari Jepang," jawab Hwanhee. Kyuhyun meraih cangkir itu dan meneguk sedikit teh yang biasanya diminum Yuri.

  "Cho daepyonim, Kwon daepyonim sebenarnya adalah sosok yang ramah, lembut dan penuh kasih sayang. Seperti yang saya katakan sebelumnya, ia berubah sejak kematian ibu dan ayahnya menjadi seperti ini ; kaku, dingin, sedikit arogan. Kesehatannya lemah sejak kecil, mungkin Ms. Im sudah memberitahukannya ke anda,"

  "Lalu, kesehariannya ?" tanya Kyuhyun penasaran. "Kwon daepyonim memilih mengurung diri sendirian jika ada waktu luang. Ia duduk membaca di sofa ruangannya. Daepyonim lebih senang sendiri. Ia memiliki trauma dengan kilatan sinar kamera serta keramaian akibat kematian ibunya dulu. Kwon daepyonim jarang sekali benar - benar marah. Apa yang anda lihat kemarin hanya sekedar marah. Apa yang anda lihat tadi adalah kemarahan daepyonim yang sebenarnya. Daepyonim cenderung bersikap tangguh dan kuat padahal karena sifat aslinya adalah lembut, ia sering menangis di dalam mobil atau ruangannya," cerita Hwanhee.

  Pria itu diam mendengarkan apa yang harus ia ketahui dari Yuri, wanita yang dicintainya sejak sepuluh tahun yang lalu. "Saya tahu ini rahasia antara beberapa orang saja namun anda berhak tahu mengenai hal ini," Hwanhee melanjutkan.

  "Apa itu, Hwanhee-ssi ? Kau tahu aku perlu tahu segalanya mengenai Kwon daepyonim ,"

  "Kwon daepyonim pernah mencoba bunuh diri dengan meneguk banyak pil tidur dan menenggelamkan diri di bathtub dengan air dingin. Ia masuk ICU selama dua hari," Hwanhee menyerahkan foto kejadian itu ke Kyuhyun. Wanita itu di dalam bathtub tenggelam. Lalu, di foto selanjutnya, Yuri dibawa ke rumah sakit.

  "Apa alasan dari dirinya melakukan hal ini ?"

  "Depresi. Rasa putus asanya akibat Mrs. Kwon yang rela melakukan apapun demi harta dan mengorbankan daepyonim. Itu adalah titik terendah daepyonim selama ini, yang memancing kesehatannya memburuk semakin parah hingga detik ini,"

  Kyuhyun seperti dihantam tombak. Wanita itu terlihat baik - baik saja namun tidak, ia menyiksa dirinya sendiri setiap malam.

  "Daepyonim sebenarnya takut,"

  Kyuhyun bertanya - tanya. "Takut akan apa ?" tanyanya.

  "Sejak sepuluh tahun yang lalu, saya pernah tak sengaja membaca diarynya bahwa ia jatuh cinta pada seseorang di pesta orang tua anda. Ia menulis sebuah kalimat yang paling menghantuinya selama ini.."

  "Kwon daepyonim takut sendiri. Ia takut hidup sendiri," Hwanhee tersenyum.

  Kyuhyun kembali ke perusahaannya untuk bekerja. Banyak pekerjaan yang belum ia selesaikan namun pikirannya selalu tertuju kepada sang tunangan, Yuri. Ia penuh misteri, susah dipahami namun Kyuhyun tahu, ia bisa membuat wanita itu nyaman di pelukannya, mudah untuk membuatnya jatuh ke dekapannya.

  Setelah bekerja hingga malam, ia memutuskan untuk mampir ke apartemen Yuri sebentar. Setelah menekan password di pintu apartemen itu, ia masuk ke dalam dan melihat Yuri tertidur lelap di tempat tidur. Matanya bengkak dan beberapa pil tidur berantakan di meja.

  Semua menghantam Kyuhyun tiba - tiba. Foto tadi Yuri di bathtub dengan pil tidur berserakan di lantai menyambar kepalanya seketika.

  Kyuhyun langsung naik ke atas kasur dan menepuk pipi Yuri pelan. Keringat mulai membanjiri tubuhnya. Takut kehilangan wanita itu lagi. Wanita itu tidak terbangun juga. Maka, Kyuhyun memeluk tubuh itu. Airmata mulai jatuh satu persatu.

  "Yuri-ah, bangunlah !"

  to be continued.

Stay By My SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang