IV

789 45 2
                                    

Maka hubungan keduanya mulai terjalin setelah malam itu. Sebuah cincin berlian kini melingkar di jari manisnya. Cincin itu sangat indah hingga banyak yang terpesona ketika mereka secara tidak sengaja melihatnya.

Keduanya bertunangan. Namun, tak banyak yang tahu. Bahkan orang tua Kyuhyun sendiri belum tahu mengenai kabar gembira itu. Yuri melangkah menuju toilet untuk mencuci kedua tangannya yang kotor setelah membersihkan mejanya dari debu - debu yang menempel.

"Oh.. Kwon daepyonim, anda sudah menikah ?"

Seorang staff tanpa sengaja melihat kilauan berlian di cincin Yuri. Wanita itu hanya tersenyum. "Tidak, saya belum menikah," jawab Yuri lembut, kembali ke sifat awalnya, membuat staff itu terkagum - kagum dengan perubahan sikap atasannya itu.

Yuri lalu meninggalkan toilet, menyisakan staff itu dengan deduksi - deduksinya. "Cincin di jari manis tapi belum menikah, tunangan ? Lalu.. sifat Kwon daepyonim bisa berubah menjadi lembut seperti itu ?" gumamnya bingung sendiri.

"Omo ! Apakah Kwon daepyonim bertunangan dengan Mr. Lee ?" tebak staff itu.

"Bukan, Cho daepyonim tunangan Kwon daepyonim," sahut staff lain yang baru saja kelur dari salah satu bilik toilet. "Cho daepyonim? Jinjja ?!" staff itu terkejut. "Ne, kau sebaiknya mendengar gossip mengenai daepyonim dari Hwanhee, dia sekretarisnya," komentar staff lainnya itu.

Wanita berusia dua puluh delapan tahun itu duduk di kursi kafetaria melamun. Entah mengapa pikirannya saat ini kosong ; tak ingin memikirkan pekerjaan ataupun kekasihnya sendiri, Kyuhyun.

Ia merasa lega dapat menyatakan apa yang terpendam sepuluh tahun ini, membuatnya tersiksa, membuat keduanya enggan untuk menikah jika bukan menikahi satu sama lain. Aneh. Padahal mereka tak mengenal nama masing - masing sebelum acara pergantian CEO Cho Corporation itu.

"Kwon daepyonim, anda baik - baik saja ?" tanya seorang staff, berusaha menyadarkan atasannya itu dari lamunannya. Wanita itu mengangguk. "Eung ? N-ne, saya baik - baik saja," jawab CEO itu canggung sebelum meminum jus stroberinya. Seluruh mata staff di kafetaria saat ini terpaku kepada TV yang tergantung, penasaran, Yuri ikut melihat.

"Berita mengenai rumor jalinan cinta antara CEO Kwon Yuri dan CEO Cho Kyuhyun semakin kuat dengan beredarnya foto kedua CEO makan malam bersama serta menggunakan cincin yang sama di jari manis masing - masing....."

Yuri tanpa sengaja menyemburkan jus stroberi yang belum ditelannya lalu segera membersihkan bibirnya dengan tissue. Kini semua staff menatap ke arahnya. "Kwon daepyonim, chukkae !" sahut seorang staff yang langsung disusul teriakan dan ucapan staff lainnya. Yuri tersenyum lalu membungkukkan tubuhnya sedikit.

"Kamsahamnida,"

Sedangkan di Cho Corporation., orang - orang memberikan ucapan selamat serta bunga dari setiap divisi atas pertunangan CEO mereka, Cho Kyuhyun dengan CEO perusahaan sebelah, Kwon Yuri. Berbeda dengan Yuri yang cenderung merahasiakannya, Kyuhyun justru tak mengelak atau berusaha menutup - nutupi berita bahagia itu. Ia pikir semuanya berhak tahu.

"Kyuhyun, kau tidak memberitahu eomma dan appa kau bertunangan dengan Yuri ?" tanya sang ayah di telpon. "Mianhae, eomma, appa. Aku lupa mengabari kalian kabar bahagia ini," jawab Kyuhyun. "Ajak Yuri makan malam di rumah. Oh ini ternyata wanita yang kau cintai sejak sepuluh tahun yang lalu," sahut eommanya.

"Ne, eomma,"

Yuri langsung dikerubungi oleh wartawan saat dirinya keluar dari gedung perusahaan. Sepintas, trauma akan keramaian wartawan ini datang dan membuatnya sesak seketika. Keringat mulai membanjiri tubuhnya.

"Kwon Yuri-ssi, apa benar ada bertunangan dengan Cho Kyuhyun ?" tanya seorang wartawan pria. "Ne," jawab Yur singkat. "Kapan kalian bertemu ?" tanya wartawan lain. "Sepuluh tahun yang lalu di pesta Mr. Cho," jawab Yuri singkat. "Kapan anda akan menikah ?!" tanya seorang wartawan perempuan. "Kami belum tahu," jawab Yuri pelan. Pengawalnya langsung mendorong wartawan - wartawan itu menjauh dan membiarkan Yuri lewat agar tidak tertabrak atau diganggu oleh wartawan lagi.

  Setelah hampir lima menit terjebak wartawan, ia berhasil lolos dan masuk ke dalam mobil.

***

  Datangnya Yuri ke kantor Kyuhyun malam itu membuat berita itu menjadi - jadi. Kini sudah terkonfirmasi hubungan keduanya, maka tinggal apa lagi ?

  Wanita dengan baju bermodel sabrina dengan rok hitam sepaha sukses membuat semua orang terkagum dengan tubuhnya yang langsing dan indah. "Permisi, saya ingin bertemu Cho daepyonim," ucap Yuri ke staff resepsionis di lobby. Siapa yang akan menolak wanita itu bertemu tunangannya ?

  "Tentu saja, Kwon daepyonim. Perlu saya antar ?" tanyanya. Yuri mengangguk. Wanita itu segera berdiri dari kursi lalu keluar dari meja lobby, menuntun Yuri menuju lift dan membawanya ke ruangan Kyuhyun di lantai lima puluh. Semua staff di lantai tersebut langsung membungkukkan tubuh mereka melihat kedatangan mendadak Yuri.

  Pintu diketuk. Melalui interkom, terdengar suara seorang wanita.

  "Iya ?"

  "Kwon daepyonim ingin bertemu dengan Cho daepyonim,"

  Pintu itu langsung terbuka. Seorang wanita yang sepertinya sekretaris Kyuhyun menyambut kedatangan Yuri dan membukakan pintu ruangan Kyuhyun, mempersilahkannya masuk.

  "Yuri !"

  Pria itu memeluk Yuri erat. "Kyuhyun, kau sudah makan ?" tanya Yuri lembut sambil merapikan dasi Kyuhyun yang miring. Kepala pria itu mengangguk. Ia lalu menutup pintu ruangannya dan mencium bibir Yuri lembut. "Jangan pakai pakaian ketat dan minim seperti ini, Yuri. Aku tidak suka semua orang melihat tubuhmu dengan tatapan lapar," bisik Kyuhyun.

  Wanita itu mengangguk. "Bagaimana pekerjaanmu hari ini ? Padat ?" tanya Kyuhyun. Yuri menggeleng. "Kau sendiri ? Apa aku mengganggu ?" tanya sang dara. Kepla Kyuhyun juga menggeleng. "Aku sudah selesai dengan pekerjaanku. Oh, eomma dan appa mengajakmu makan malam nanti di rumah," Kyuhyun memberitahu.

  "Arrasseo,"

  "Kau sendiri sudah makan, Yuri ?" tanya Kyuhyun. Yuri mengangguk. "Aku sudah makan siang dengan Mr. Hwang," jawab Yuri.

  "Kau mau pulang ? Biar aku antarkan,"

  "Tidak usah. Hwanhee menungguku di bawah. Aku hanya merindukanmu, itu saja. Sampai jumpa nanti malam kalau begitu,"

***

  "Yuri, senang mengetahui dirimu ternyata wanita pilihan Kyuhyun. Sudah tiga puluh tahun ia hidup namun menolak untuk menikah karena sudah mencintai seseorang,"

  "Ternyata itu kau,"

  Yuri tertawa kecil. "Bagaimana masakan malam ini, Yuri ?" tanya Mrs. Cho. "Kurang garam sedikit saja, namun begini saja tidak apa - apa. Sudah lezat," jawab Yuri lembut. "Dengar itu, yeobo. Sudah kubilang kurang garam tadi," seru Hajin ke sang suami.

  "Yuri, menginaplah disini nanti malam. Kyuhyun pasti senang sekali,"

  "Lalu berikan kami cucu yang lucu,"

  Kyuhyun dan Yuri tersedak makanan yang dikunyah masing - masing. Wajah kedua pasangan itu merah karena malu dengan ucapan orang tua Kyuhyun.
 
  "Kami juga belum menikah sewaktu kau lahir, Kyu,"

  Yuri melotot tak percaya lalu meneguk airnya karena tersedak. Kyuhyun pun menatap kedua orang tuanya tidak percaya. "He, kau sendiri tidak tahu ?" tanya Chaeryoung ke putranya itu.

  "Aku tidak bisa membayangkannya,"

  "Membayangkan apa ?"

  "I..An-Anu..."

to be continued.

Stay By My SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang