Siapa sih yang bangunin gue pagi-pagi, gatau apa gue udah ga tidur 5 hari? Gue mana bisa tidur sendirian begini -_-
Gue buka pintu dan disuguhi senyum adem Kak Minhyun lagi
"ngapain?"
"bangunin kamu"
"oh" gue membiarkan Kak Minhyun masuk ke dalem apartemen. Dan dia liatin sekitar
"Kamu ngga ngapa-ngapain?"
"nggak"
"terus?"
"tidur aja sukur"
"Rachel"
"hm"
"yang tabah ya"
EMANG GUE MATI APA -_-
--
"Ih Racheelll" gue lemes di peluk peluk sama Irene yang ketemu sama gue di perpustakaan kampus, tempat gue bengong.
"kenapa?"
"kangeeenn, gue ngga tau apartemen lo dimanaaa"
"apartemen gue.. dimana ya?"
"hah?"
"dimana ya?"
"Rachel?"
Gue natep irene yang makin blur dan lama-lama ilang
"RACHEL!!!"
--
(author pov)
Irene natep sekitarnya panik, dia mana bisa ngurusin beginian sendirian
BRAK
"Rachel.."
"Guanlin!"
"Rachel mana??"
"Rachel..."
(balik rachel pov)
Gue baru buka mata dan disuguhin sama senyum panik Irene
"Bego!"
Buset di semprot bego aja gue -_-
"kenapa lo ngga makan-makan sihhhh"
"nggak mood"
"Kenapa ngga mood sih! Makan itu wajib!"
"iya wajib, tapi kalo ngga mood gimana? Gue kan pusing"
"untung lo Cuma pingsan! Anjir gue panik banget"
Gue ngeliat ke ruangan, kenapa orang yang gue harepin disini ngga ada?
"Rachel" gue nengok dan nemuin Jinyoung yang panik dan masih ngatur nafasnya, gue yakin dia lari dari parkiran apa dari kampus kali, tau dah.
"hei" gue maksain senyum
"aku baru tau! Maaf ya!" katanya terus nyempil diantara Irene dan meja. Irene Cuma geleng-geleng terus mutusin keluar
"Ngga papa"
"Kamu mau makan apa?? Nanti aku beliin"
"aku mau kamu disini aja"
Gue butuh pengganti Guanlin, buat sementara.
--
(author pov)
"kenapa ngga masuk sih? Kenapa juga lo ngabarin dia?" tanya Irene. Guanlin yang nyender di tembok Cuma senyum.
"Calon suaminya kan dia, bukan gue"
"Dia masih sayang lo Lin."
"Gue tau"
"Lo kenapa Lari?"
"Karena.. ada Jinyoung disana, gue lebih baik mundur" jawab Guanlin sambil masukin tangannya ke dalam saku.
"Lo masih gantungin dia, seenggaknya kasih dia kepastian lah."
"gue ngga mau putus, gue mau begini aja"
"aneh tau gak"
"iya ya, gue sayang banget sama dia. Gue mendem semuanya dari SMP dan gue harus nyaksiin dia deket sama Jinyoung, jadi pacar Jinyoung, gagal move on dari Jinyoung dan bahkan ngga notis gue. Sampe gue bener-bener milikin dia dua tahun lalu, rasanya bahagia gitu, kaya selama hidup gue, yang gue nantikan Cuma ini. Terus yang Jinyoung balik ke dalam lingkaran gue dan Rachel.."
"kalo gitu rebutlah! Dia masih hak lo! Rebut Rachel! Kalo lo cowok rebut Rachel!" Guanlin natep Irene.
"waktunya dateng sendiri kok Ren, gue pergi ya. Jangan bilang gue kesini oke?"
Irene Cuma natep punggung Guanlin, Irene inget beberapa menit yang lalu dia dateng dengan segala kepanikannya, dia bilang dia lari dari apartemen Woohyun yang jauh banget dari sini, buat tau keadaan Rachel. Dia masuk ke kamar Rachel dan Cuma natep sambil meganging tangan Rachel dan keluar buat nelfon Jinyoung.
Itu... bener bener bikin Irene speechless
hanya lewat
halo yorobun.mau ngucapin makasih buat 15,5k viewers dan 2,5k vote!!! So happy!!! Ngga nyangka bakal dapet segini ehe. Makasih ia semuanya! Juga masuk 334 in fanfiction wow! Terimakasih!
Btw nanti kalo misalnya aku buka q&a session mau gak? Wkkw
Daaaaaan jadi banyak yang lebih dukung Guanlin nih? Yakiin??? Wkkwkw
pendukungnya Jinyoung pada hilang nih?? Ehehehe
Baikla, see you on next chapt dear!!!! Wufyuuuuuu
vanya
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Never +B.Jinyoung [✓]
Fanfic[AU / #1A1Series] Aku ingin berhenti mencintaimu, dalam kenangan yang tak bisa ku hentikan. Wanna One dengan kearifan Lokal #290 in shortstory 1/07/18 #397 in Fanfiction 22/02/17 ©milikminhyun 2017 short/chapt nonbaku Harshwords Start : 8/12/17 End...