Chap 1: Keinginan Jimin

13.3K 780 115
                                    


Tap

Tap

Tap

Suara langkah kaki tergesa seakan larian itu menggema dari arah lift di wilayah sebuah Agency entertainment terkenal seseoul ini. Langkah kecil itu semakin terasa. Berlari dengan cepat dan sang empunya langkah mulai mendobrak pintu dengan keras

"Daddyyy" suara pria kecil nan cempreng itu seketika menggema dalam sebuah ruangan. Pantat namja kecil itu nampak berayun keberatan Pampers. Ruangan khusus berbentuk studio untuk seorang produser music. Orang yang dipanggil daddy pun segera menghampiri anak kecil nan lucu itu lalu membawanya kegendongannya. Sebelum menurunkan anaknya yang sedikit meronta.

"Dady, Chimchim cudah becal. Jangan digendong lagi. Maluu" gerutu bocah itu mencebikkan bibirnya. Orang yang tak lain adalah Kim Namjoon ini menatap gemas pada putra semata wayangnya, Kim Jimin atau yang akrab di panggil Chimchim.

"Kim Namjoon adalah salah satu producer di Big Hit Entertainment. Salah satu Agency Hip Hop terbesar di Korea Selatan. Banyak sekali artis kenamaan yang dilahirkan dari Agency ini. Sebut saja Rapper August D yang kini memasuki kancah International dengan Lagu terbarunya Mic Drop. Juga ada Ruch Randa dan JeIHop, duo HipHop yang selalu membawa lagu-lagu Rap dengan Dance yang memukau.

"Sekolahnya bagaimana? Seru??" Bocah kecil itu mengangguk sembari melempar tasnya asal ke sofa. Jimin menghampiri Namjoon yang duduk di depan komputer besarnya. Namjoon menggeser kertas-kertas yang telah dia tulis beberepa bait untuk lagu baru para artisnya. Jimin mengmbil posisi nyaman bersandar di dada bidang Namjoon.

"Hari ini diantar sama siapa?" tanya Namjoon memulai interaksi dengan puteranya yang terkantuk-kantuk saat rambutnya dielus.

"Cama Chindong Ahjuci. Chindong Ahjuci juga antal Taemini Hyung, Jongin, Cungwoon dan teman-teman Chim chim lainnya naik Tayo" Ujar anak itu kembali mengingat Shindong Ahjusshi salah satu karyawan di Playgroup yang memang bertugas mengantarkan anak-anak kerumahnya.

"Sudah bilang makasih ke Shindong Ahjussi karena mengantar Jimin pulang?" tanya Namjoon lagi.

"Cudah dad! Oh iya, Dad~~" Jimin membalik badannya kearah Namjoon. Namjonn nampak heran dengan tingkah Jimin tiba-tiba.

"Dad, kata teman-teman Chimchim,kalna Chimchim tidak puna mommy, Chimchim anak halam." Chimchim melihat wajah ayahnya dengan matanya yang polos. Sedangkan sang Daddy hanya bisa membatu mendengarkan sang anak menceritakan kisahnya selama di playgroupnya tadi. Sungguh dia merasa marah. Anaknya yang masih berusia 3 tahun itu malah di cap dengan kurang ajarnya dari temannya sebagai anak haram

"Jimini bukan anak haram. Jimin anak Daddy, jadi Jimin gak boleh bilang begitu lagi., arra?" Tangannya menyentil hidung Jimin pelan. Lalu Namjoon kembali membalik badan sang anak. Nampak tak kuasa untuk menatap mata polos anaknya itu.

"Alaseo Daddy. Tapi halam itu apa? Apatah matanan? Enak?" Namjoon yang awalnya marah dengan kata haram sontak tertawa saat anaknya dengan polosnya malah mengira haram adalah sebuah makanan terle bih wajah anaknya yang tanpa dosa itu menatapnya dengan penasaran. Matanya membulat sempurna. Sedikit kedipan yang membuat sang Daddy tak bisa tidak mencium buah hatinya. Anaknya ini sungguh sangat menggemaskan.

"Dasar gembul, makanan saja di pikirannya. Sudah ah daddy gak mau bahas ini lagi. Mending daddy bahas putra daddy yang pintar ini" Namjoon menciumi Jimin dengan gemas. Sungguh Jimin adalah putranya yang sangat berharga untuknya. Sedikit tertohok di ulu hatinya saat mendengar kata haram. Karena sejatinya Jimin bukanlah anak haram untuknya meski dia terlahir karena kesalahannya dimasa lalu.

"Ca, Irreona.. pekerjaan daddy sudah selesai. Kita pulang ne chagi" Namjoon yang sedari tadi meninggalkan Jimin bermain sendirian di sofa karena harus menyelesaikan beberapa pekerjaannya yang belum maksimal selesainya itu mulai meraih tangan Jimin yang tertidur disana. Jimin membuka bola matanya pelan. Dan mendapati sang daddy yang tersenyum disana.

CHIMCHIM, MOMMY AND BALLONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang