Chap 3: Bocah Aneh Bernama Jin

5.2K 521 46
                                    


Namjoon mengintip di balik tirai jendela ruang kerjanya. Matanya menatap ke arah luar tepatnya sebuah kolam renang mewah dihadapannya.

Sang anak tengah asyik berenang. Di kolam khusus baby yang dirancang khusus olehnya. Tapi bukan kearah Jimin matanya itu. Tapi ke arah pemuda yang berpakaian serba putih yang menemani anaknya berenang. Orang yang baru saja memperkenalkan dirinya sebagai Mom Jin.

Yang benar saja. Dia tidak mempermasalahkan gender Seokjin-yang dari info Jimin tadi sempat di lupakan oleh Seokjin - yang jelas-jelas sama dengannya. Karena hubungan sejenis itu bukanlah hal baru buatnya. Buat lingkungannya.

Sepupunya Kim heechul sang desainer yang sekarang Heechul ikut suaminya Tan Hankyung adalah seorang namja. Namun dari pernikahannya lahirlah Key keponakannya. Jadi bukan gender lah masalahnya. Membahas soal Key, Namjoon harus menyogok Yeoja kecil itu agar berhenti menangis dan tidak mengadu kepada ibunya. Key menangis di taman karena ditinggal Jimin di taman sendirian. Dia takut Jimin diculik dan terus menyalahkan dirinya. Sementara Jimin malah asyik bermain bersama Seokjin di Mall. Ingatkan Namjon nanti untuk memberi hukuman kecil pada putranya itu.

Namjoon masih saja mengamati Seokjin. Teringat akan perkenalannya tadi. Yang cukup—

“Sangat amat menyebalkan” keluh Namjoon menyibak Tirai itu kekeadaan semula.
.
.
.
.
Little flashback:

“ Hallo… Kata Chimchim saya adalah Mommy.. salam kenal ^^ !!” lagi.. orang itu memberikan cengiran lebar. Ditambah tanda v dari jari tangan kanannya.

‘Lelucon macam apa ini.’ Namjoon menghampiri  Seokjin lalu berdiri dihadapannya

“Namamu siapa?”Tanya Namjoon meyelidiki Seokjin dari atas kebawah. Bawah ke atas. Dia lalu duduk di single sofa namun masih tetap memperhatikan Seokjin dengan mata tajamnya

“Kim Seokjin tapi di panggilnya Jin. Kalau ahjushi siapa?” Tanya Jin bertanya antusias.

“Namjoon. Kim Namjoon. Sudah tak perlu berbasa-basi lagi Seokjin-sshi Sebutkan berapa yang kau mau?” Tanya Namjoon sarkatis

“Apa yah yang Jin mau.. hem… tunggu Jin pikir dulu”

Seokjin memasang raut wajah berubah-ubah. Namjoon menggeram kesal. Pasalnya anak yang diduganya adalah penculik itu tak kunjung memberikan jawaban

“Aha… Jin mau Boneka alpaca yang besaaaarr.” Seokjin membentangkan tangannya menggambarkan sebesar apa yang diinginkannya.

“Aku tak peduli sebesar apa boneka yang kau inginkan. Tinggal sebutkan berapa nominal uang yang kau minta sampai memanfaatkan putraku. Jangan bermimpi menjadi mommy Jimin. Terlebih kau itu masih kecil bocah. Mana ada murid junior high school menjadi seorang ibu. Mengurusi dirimu saja tidak sanggup. Jadi sebutkan nominal uangnya. Dan pergi dari rumah ini” usir Namjoon tak tanggung-tanggung

“Penculik? Penculik itu pencuri bukan?” Seokjin malah balik bertanya kepada Namjoon. Ingin rasanya Namjoon menyeret makhluk dihadapannya tapi mengingat keberadaan Jimin jadi di cukup memaksa diri untuk mengerem tindakannya.

“Iya seperti dirimu kini. Penculik berkedok malaikat. Berpakaian serba putih , sok baik dan sok manis. Tapi aku yakin , kau itu adalah segelintir penculik keji yang memanfaatkan anak kecil.”

“Huwaa aku memang kayak malaikat. Kata Kookie aku juga manis. Ternyata ahjusshi juga bilang gitu. Gomawo ahjusshi eh aniya Jin panggil apa yah. Hyung? Namjoon-sshi?”

“Panggilna Daddy aja mommy, kayak Chimchim” celetuk Jimin yang duduk di sofa lainnya. Sedari tadi sang daddy seakan memberikan jarak kepada mommy barunya itu.

CHIMCHIM, MOMMY AND BALLONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang