Chap 12. Perkosa itu apa?

3K 263 65
                                    


"Apa yang sedang kau lakukan oppa?"
Lelaki yang sedang asyik menatapi rinai hujan dibalik jendela kamarnya itu menengok kearah seseorang yan sangat dihapalnya.

"Hanya melihat hujan saja Soo-ah" Lelaki itu memeluk kedua lututnya erat. Dia kembali melamunkan masa kecilnya yang buruk. Meski demikian dia memiliki kenangan yang sangat indah walaupun hanya beberapa hari saja.

"Kau masih memikirkannya oppa?" Perempuan itu menaruh segelas coklat panas dihadapan sang Lelaki. Lelaki itu menyesap perlahan. Uap-uap panas mengudara. Kehangatan kini menyebar.

"Tentu saja saengie" kata Lelaki itu sambil mengacak rambut sang adik pelan.

" Kau sungguh mencintainya oppa. Orang itu pasti beruntung di cintai olehmu" Lelaki itu terkekeh perlahan

"Bukan dia yang beruntung. Tapi akulah yang beruntung mencintainya." Sang Perempuan hanya menatap sang kakak yang kini melanjutkan lamunannya.

"Semoga Kau bisa segera bertemu dengannya, Jayson oppa"
Lelaki yang bernama Jayson itu menatap sendu kearah yeosaenginya. Pandangannya kembali menelisik rinai hujan yang tak kunjung berhenti.

"Aku Tak yakin dia akan menerima ku seperti dulu. Dia pasti akan melupakanku." Ucap Jayson yang tak kunjung melepaskan matanya dari hujan dibalik jendela kamarnya.

"Kenapa kau putus asa begitu oppa. Aku yakin dia tak akan melupakanmu. Bukankah dia sudag berjanji akan menikahimu?"

Pertanyaan sang adik spontan membuat pipinya memerah. Pernikahan. Bisakah dia mengecap namanya indah pernikahan bersama kekasih hatinya. Hela napas kini terdengar pelan. Mungkin itu adalah wujud keputus asaan dan kebingungan yang kian menerpa hidupnya.

"Soo kenapa jalan hidupku begitu rumit. Kenapa harus aku yang menanggung semuanya. Kenapa harus kita yang kehilangan appa dan umma?. Kenapa harus aku yang menanggung wajahmonster seperti ini? Dan kenapa harus dia yang kucintai"

"Tenanglah oppa semua akan baik-baik saja. Dan apa oppa masih tak mau memberitahukanku nama orang terspesialmu itu?" Perempuan yang disapa Soo itu memberengut kesal. Pasalnya sudah lama berlalu dan Jayson sang oppa masih berkeras tak mau memberi tahunya nama sosok dia yang selalu di sebut oppanya

"Biarkan aku saja yang tahu namanya Jisoo"







.
.
.









"Opppaaaaa~~~" teriakan nyaring itu kembali terdengar. Tanpa kutebak Dia sudah tau kalau itu adalah Jisoo, adiknys. Dia baru saja pulang dari kampusnya.

"Bagaimana keadaanmu disana?" tanya Jayson sambil membawa nampan berisi orange juice. Jisoo menyesap orange juicenya dengan rakus

"Huu legahnya! Oppa orange juicemu selalu yang terbaik." Jisoo terkekeh sembari mengedipkan matanya. Jayson hanya tersenyum mengacak surai kecoklatan saengnya

"Kau mengecat rambutmu lagi?"

"Tentu saja oppa. Ini adalah hari pertamaku dikampus semenjak kita kembali dari jepang. Nah oppa sudah menemukan 'dia' yang selalu kau sebut? Kita sekarang ada diseoul. Oppa bilang dia orang seoul juga kan? Kenapa tak mencari"Jayson menggeleng pelan

"Aku tak mau membuat geger melihat ada monster sepertiku berjalan. Aku cukup tau diri" kini Jisoo yang menghela napas berat. Sejak di jepang oppa hanya diam dirumah, dia selalu beralasan tak ingin menakuti orang.

CHIMCHIM, MOMMY AND BALLONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang