Scarlet

395K 19K 442
                                    

VOMENT PLEASE. 🙋
THANK YOU. 🙆

🍁🍁🍁

Aku bersimpuh, sesekali memainkan aliran air di sungai kecil yang membentang indah disepanjang pelataran cabin mungil, kediamanku.

Sreekk  Sreeekkk

Suara dedaunan dan ranting bergesekkan dari arah hutan belantara dibelakangku, membuatku tersadar bahwa aku sedang tidak sendirian. Diam-diam mataku melirik tanpa menoleh. Merasakan pergerakkannya yang mengendap-ngendap mendekat.

Dan tiba-tiba---pukulannya melesat. Sayangnya dia hanya memukul udara, karena dengan gesit aku mengelak, membuatnya berang dan kembali menerjangku namun langsung kutangkis dan kubalas dengan pukulan yang juga berhasil dihindarinya. Tapi dia lalai, mengabaikan pergerakkan lincahku yang mampu menguncinya dengan telak.

Gadis itu menyeringai, kulihat sekilas bola matanya yang berwarna hijau zamrud berubah menjadi hitam kelam. Disusul oleh suara retakkan tulang dan geraman menggelegar yang memekakkan telinga. Bahkan aumannya mampu membuat daun-daun di hutan ini jatuh berguguran.

Sial! dia berubah.

Secepat kilat kulepas kuncianku dan berlari menjauh memberi jarak pada sosok---oh bukan, tapi seekor serigala besar yang berdiri dengan tatapan menantang dihadapanku.

"Ganti shift, huh?" ejekku.

Dengan kesal ia mengejar dan melayangkan cakarannya ke arahku, secepat aku menghindar secepat itu juga kuayunkan tangan kananku, mengumpulkan udara dan menjadikannya angin yang meliuk di seputaran tanganku dan langsung kuhempaskan kuat kearahnya sampai ia terbanting.

Namun sepersekian detik kemudian dengan kecepatannya yang melampaui batas wajar, ia berhasil menerjangku, menindihku dengan tubuh besarnya yang bertenaga dan melihatnya melibaskan cakaran di lenganku, menciptakan luka menganga dan darah yang mengalir disana.

Kembali kuayunkan tanganku ke arah sungai, menggerakkan telunjukku untuk mengendalikan aliran air---membentuk sebuah ombak kecil namun cukup kuat untuk menghantam tepat ke wajah serigala berbulu putih itu. Sesaat ia terhuyung dan melepaskan tubuhku.

Aku terkekeh melihatnya tersengal dan kembali ke wujud manusianya dengan penampilan yang basah kuyub.

"Kau curang!" gadis itu cemberut menatapku.

"Kau duluan yang berganti sift, jadi jangan salahkan aku jika meladenimu dengan sihirku."

"Aku yakin jika kita duel dengan tangan kosong, pasti aku yang akan memenangkannya." Gadis itu menyombong.

"Jangan terlalu percaya diri! Kau bahkan tidak bisa berkutik saat aku menguncimu dengan telak tadi," jawabku

"Setidaknya aku berhasil membuatmu berdarah."

"Sisi wolf mu, Aquila yang membuatku berdarah." Ia mendengkus mendengar penuturanku, ditariknya lenganku yang terluka tadi sambil menggigit tangannya sendiri dan meneteskan darahnya ke atas lukaku. Dalam hitungan menit luka itu perlahan-lahan menutup bahkan aku tidak merasai lagi sakitnya.

Ya seorang werewolf memang mempunyai kemampuan penyembuhan diri yang luar biasa dan tertanam dalam setiap sel darah mereka. Dan gadis ini adalah seorang Werewolf bernama Amber De Angelo, ia mempunyai Wolf putih yang sangat cantik bersemayam dalam dirinya bernama Aquila.

Amber adalah putri dari Luna Sintya dan Alpha Samuel, pemimpin Diamond pack yang berkuasa di daerah ini. Dan aku beruntung karena diijinkan tinggal di territory mereka.

Keluarga De Angelo sudah kuanggap seperti keluarga sendiri. Semenjak kedua orangtuaku meninggal--merekalah yang membesarkan dan menyayangiku hingga usiaku menginjak duapuluhdua tahun.

Dan aku sendiri--aku adalah seorang penyihir, keturunan darah murni dari pasangan Wizard yaitu Sonya dan Keanu Gregory. Mereka panutanku. Bukan hal yang mudah untuk bisa menyandang gelar sebagai wizard. Aku bahkan harus berlatih dari usia dini agar bisa mendapat predikat itu. Mungkin jika aku berlatih lebih keras lagi, aku bisa menjadi Wizard yang hebat seperti mendiang orangtuaku.

"Lusa adalah pengangkatan Landon sebagai Alpha yang baru. Kau harus datang dalam upacara itu."

"Wah akhirnya tiba juga masanya ia menduduki posisi Alpha. Waktu begitu cepat berlalu."
Kami sama-sama tersenyum, merasakan kebahagiaan akan perayaan pengangkatan Landon-- kakak dari Amber untuk menggantikan tampuk kekuasaan  Ayah mereka yang luar biasa--Alpha Samuel.

Kini kami berdua berbaring terlentang direrumputan nan hijau yang membentang di halaman Cabin. Menikmati sejuknya angin dan hangatnya mentari yang menembus dibalik celah-celah pohon yang meneduhi kami---kegiatan favoritku dan Amber.

"Aku tidak sabar menantikan acara itu. Siapa tahu aku bisa bertemu dangan mate-ku disana."

Aku berdecak. Lagi-lagi kata itu. Kenapa bangsa Werewolf selalu mengagung-agungkan mate mereka?  Terutama para Werewolf yang sudah menginjak usia delapanbelas tahun. Mereka selalu tidak sabar menantikan Mate yang dipersiapkan Moon goddess. Seolah-olah itu adalah hal terpenting melebihi nyawa mereka sendiri. Aku sendiri bersyukur tidak pernah merasakan hal seperti itu karena aku bukan Werewolf. Aku adalah Scarlet Gregory, keturunan penyihir.

"Mate itu sama berartinya seperti nyawa kami sendiri, kaum werewolf.  Karena ia adalah belahan jiwa yang ditakdirkan Moon goddess, satu untuk selamanya," Amber menjelaskan seolah mampu membaca pikiranku.

Terkadang aku iri padanya. Dia terlahir cantik sempurna dari keluarga seorang Alpha yang hebat-- pemimpin Pack yang cukup disegani bangsa Werewolf. Ia juga memiliki sisi wolf  'Aquila' yang kuat didalam dirinya. Disamping itu, aku yang seorang Wizard mampu melihat auranya yang bersinar terpancar dari tubuhnya. Aura mengagumkan khas keturunan De Angelo. Dan aura positif itu memancar kesekelilingnya.

"Kuharap kau segera menemukan mate mu, Amber," bisikku padanya.

"Kau juga, Scarlet. Suatu saat kau pasti juga akan bertemu dengan jodohmu." Amber tersenyum ke arahku

Tidak, Amber! Aku tidak seperti kalian yang mengutamakan mate nya. Yang paling penting bagiku hanya satu---darah Gregory mengalir kuat dalam tubuhku dan yang kuinginkan adalah berlatih dan berlatih agar bisa menjadi Wizard yang hebat.


✨🌟💫

840~061117
VOMENT PLEASE. 🙋


THANK YOU.🙆

Wizard Mate ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang