17. Daniel menghilang?

1.8K 151 10
                                    

Hasil dari Ujian Nasional sudah di umumkan. Kania masih mencari namanya setelah ia menemukan namanya. Ia berada di urutan ke sepuluh.

Berbeda dengan Daniel. Daniel justru berada di urutan pertama tapi yang membuat Kania bingung dimana Daniel?

Selama belakangan ini setelah ujian nasional selesai Daniel tidak pernah menampakkan dirinya. Hal tersebut membuat hati Kania terus bertanya-tanya.

Dimana Daniel sekarang?

Apakah dia baik-baik sajak?

Apakah ini akhir dari semua kemesraan yang mereka jalani?

"Woi!" Kayla yang baru datang sontak membuat Kania terkejut.

"Kampret lu"

"Lu napa? Bukannya seneng di urutan ke sepuluh malah murung"

"Nenek lu seneng lu pikir urutan ke sepuluh bagus?"

"Yaiyalah. Lo harusnya bersyukur lah gue malah dapat urutan ke 25" Katanya sambil terkekeh.

"Gak nanya" Ujar Kania.

"Kayla?"

"Hm?"

Sambil berjalan menuju kelas Kania mulai bertanya pada Kayla tentang Daniel.

"Lo tahu Daniel dimana?"

"Gue? Kok lo nanya gue. Doinya kan lu"

"Yah mungkin aja lo tahu. Soalnya setelah ujian gue gak pernah liat Daniel. Apa Daniel ninggalin gue? Terus pergi sama cewek yang lebih cantik?"

"Lu tuh ya pikiran negatif terus gak pernah positif"

"Lah trus gue harus gimana lagi?" Tanya Kania pada Kayla.

Kayla hanya menggelengkan kepalanya tanda bahwa ia juga tidak tahu harus berbuat apa.

Tiba-tiba Rafa datang menghampiri Kania dan Kayla.

"Kania selamat ya atas kelulusan lo. Selamat juga adikku atas kelulusanmu" Ujar Rafa.

"Adik?!" Tanya Kania tak percaya.

"Iya Kan. Sebenarnya gue dan Rafa kakak adik tapi hanya sebagian yang tahu. Malahan cuman lo hehe maaf ya baru ngasih tahu sekarang" Cengir Kayla.

"Pantesan lu berdua mirip"

"Btw selamat juga Rafa hehe" Ujar Kania.

Rafa hanya membalasnya dengan senyuman. Sebelum Rafa pergi Kania menahannya.

"Kenapa?" Tanya Rafa.

"Lo tahu gak Daniel dimana? Soalnya gue khawatir sama dia. Ini sudah seminggu gue gak liat dia" Jelas Kania.

Pertanyaan Kania nyaris membuat hati Rafa hancur berkeping-keping tapi ia tidak mungkin memasang ekspresi sedih di hari bahagia ini.

"Daniel ya? Maaf gue gak tahu coba lo tanya Nathan mungkin dia tahu. Kalau gitu gue pergi dulu ada urusan sebentar" Kata Rafa.

Kayla tahu betul sifat kakaknya itu. Kakaknya sedang tidak ada urusan melainkan dia ingin menghindari Kania agar perasaan yang itu bisa hilang secepatnya.

"Lah? Pergi dianya" Ujar Kania.

"Mungkin ada urusan" Jelas Kayla.

Kania mengangguk paham.

🌼🌼🌼

Kania mengambil buku yang berada di atas nakas yang berisi semua quotes tentang perasaannya.

Ia mulai menuliskan sesuatu entah itu isi hatinya atau hanya sekedar tulis.

'Jika suatu saat nanti kita berpisah aku akan rela tapi ada satu pintaku. Jangan pernah melupakan aku pernah mengisi relung hatimu'

Setetes air mata meluncur begitu saja. Cepat-cepat Kania mengambil tissue dan menghapusnya.

Kania tidak ingin terlihat lemah hanya karna cowok. Memang benar ia mencintai Daniel tapi haruskah ia menangisi cowok hanya karna cowok itu menghilang?

Kania lalu mengambil tas kecilnya dan keluar untuk menyegarkan perasaannya.

Setelah sampai ditaman dekat rumahnya Kania mengambil tempat yang berhadapan dengan Danau.

"Kakak kenapa murung?" Tanya anak itu.

Kania menoleh melihat siapa yang mengajaknya bicara.

"Kakak gak papa sayang" Ujar Kania sambil tersenyum lalu mengelus kepala anak yang berusia 6 tahun itu.

"Kamu namanya siapa?" Tanya Kania.

"Aku Bella kak. Kakak siapa namanya"

"Aku Kania, kamu panggil aja Kakak Kania" Jelas Kania.

Bella kemudian tersenyum.

"Bella!" Panggil wanita berparuh baya itu.

"Kak Kania, Bella kesana dulu ya. Kakak jangan sedih lagi ini buat kakak" Kata Bella sambil menyondorkan sebuah coklat ke Kania.

"Makasih sayangggg" Kania lalu memeluk Bella dengan penuh kasih sayang.

Bella lalu melepaskan pelukannya dan langsung menghampiri  ibunya yang sejak tadi memanggilnya.

Kania akhirnya tersenyum melihat Bella yang memberinya coklat.

Sebelum ia beranjak dari pinggir Danau. Kania melihat sosok yang sangat familiar di pikiranya.

Orang yang selama ini Kania tunggu.

Orang yang membuat Kania khawatir.

Orang yang mampu membuat Kania meneteskan air mata.

Kania lalu berlari menghampiri orang itu dengan perasaan bercampur aduk.

"Daniel!" Panggil Kania.

Namun yang punya nama tidak juga berbalik menoleh ke arah Kania.

Sungguh Kania sangat kecewa akan sikap Daniel yang mengabaikanya.

Sudah berhari-hari Kania menunggu dan Kania pikir setelah melihat Daniel melihat Kania ia akan langsung memeluknya melepaskan rasa rindunya.

Tapi sepertinya Kania salah.

"Daniel?"

Orang itu lalu membalikkan badan ke sumber suara dengan wajah datar.

Kania sungguh senang bisa melihat Daniel dan ia rindu saat-saat ia sedekat ini dengan Daniel.

Tapi respon Daniel langsung mematahkan semua impian dan harapan Kania.

"Lo siapa?" Tanyanya dingin.










Helllloooooo lama tak jumpa :/ terakhir gua update cerita ini 17 november 2017 :") skrg udh 2019 wkwkkw.

Tapi cerita ini menurut kalian harus gua lanjutin apa buat cerita baru aja?

itu aja deh.

See u again :*


FERIDAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang