Aidan Adnan Syarief

256 11 1
                                    

BRUKK...

Ananta menabrak seorang laki-laki yang berpakaian putih. Es krim yang di pegang Ananta terkena pakaian putih itu, keduanya terkejut. Sang lelaki memasang wajah marah, karena pakaian putihnya terkena es krim coklat.

"Lo kalo jalan bisa pake mata gak sih?" Ucap lelaki itu dengan nada tinggi.
"Jalan itu dimana-mana pake kaki, bukan pake mata.." Ucap Ananta meluruskan.
"Ngejawab lagi, bukannya minta maaf." Gertak lelaki itu.
"Ya udah, maaf." Ucap Ananta.

Lelaki itu langsung pergi tanpa mendengarkan kata kata Ananta itu, dengan berusaha membersihkan pakaiannya yang terkena es krim tadi. Astrid dan Amora datang dengan napas terengah-engah.

"Kenapa, Nta?" Tanya Amora dengan napas masih ngos-ngosan.
"Itu tadi ada orang marah marah sama gue" Jawab Ananta.
"Marah marah kenapa?" Tanya Astrid.
"Bajunya kena es krim." Jawab Ananta.
" Ya udah, balik yuk. Capek gue." Ajak Amora.
Ananta dan Astrid mengangguk dan mereka pulang.

...

"Napa lu dan?" Tanya seseorang.
"Enggak." Jawab Aidan singkat.

Itu adalah Aidan Adnan Syarief, putra dari Nur Layla dan Mohammad Ali Ardian Syarief. Aidan adalah putra kedua dari 3 bersaudara. Kakaknya bernama Ahmad Aldiansyah Syarief, dan adiknya bernama Alden Alila Syarief. "Mama" panggilan Aidan untuk ibunya, dan "Papa" panggilan Aidan untuk ayahnya. Papanya Aidan adalah keturunan Arab-Bandung. Dan Mama Aidan adalah keturunan Bandung-Aceh. Sebelum pindah ke Jakarta, Aidan tinggal di Bandung, tapi karena Papanya sedang ada proyek di Jakarta, jdi dia juga ikut pindah ke Jakarta. Sebenarnya tadi dia hendak mendaftar sekolah di sekolah elite dan sekolah islam, yang tanpa di ketahui oleh keduanya, ternyata sekolah yang di maksud adalah sekolah Ananta.

"Lu gak jadi daftar sekolah?" Tanya Aldi.
"Nggak." Jawab Aidan.
"Kenapa?" Tanya Aldi.
"Baju gue aja kotor, masa gue daftar sekolah kayak gini." Jawab Aidan yang langsung bergegas menuju kamarnya untuk mengganti pakaian yang tadi kotor. Setelah itu ia kembali pergi ke sekolah untuk mendaftarkan dirinya sebagai siswa baru.

"Kamu Aidan?" Tanya kepala sekolah
"Iya, pak. Saya" Jawab Aidan berdiri.
"Mari masuk" Ajak kepsek
Aidan membuntuti kepsek itu sampai masuk ke ruangannya.
"Jadi kamu dari sekolah yang ada di Bandung itu?" Tanya kepsek seakan tak percaya asal sekolah Aidan.
"Iya, pak." Jawab Aidan
"Baiklah, kamu saya terima di sekolah ini. Kamu masuk sekolah mulai hari senin yah. Dan kelas kamu adalah...(mencari daftar kelas yang kosong) kelas XI 2." Ucap kepsek
"Baik, pak. Saya permisi, assalamu'alaikum.." Aidan memberi salam dan bergegas pergi meninggalkan ruangan itu.Sekitar dalam waktu 30 menit Aidan sudah sampai dirumah, ia tengah duduk bersandar di sofa, dengan memikirkan kejadian dia dengan Ananta tadi.
"Kok mukanya kayak pernah gue liat yahh, tapi dimana?" Kata Aidan pada dirinya sendiri.

Ia masih memikirkan kejadian tadi, tanpa sadar mama dan adiknya sudah sampai.
"Doolll..." Teriak Alden cadel.
Aidan terkejut, karena adiknya itu.
"Kamu, Den. Nakal yahhhh...." Kata Aidan dengan perlahan bangun dari tempat duduknya, dan berlari mengejar Alden.
"Ahhhhhh, bang Edan.. jangan kejal Aden...." Kata Alden dengan masih sedikit cadel. Alden masih berusia 4 tahun, ia sangat dekat dengan kedua kakaknya, terutama Aidan. Karna Aldi sibuk dengan pekerjaannya, jadi ia jarang dirumah, sekalinya dirumah hanya sebulan sekali.

"Hhhaaa, ketangkap." Kata Aidan yang berhasil menangkap Alden. Lalu Aidan menggelitiki Alden, sedangkan Alden berusaha menjauh dari Aidan tetapi tak berhasil.

"Bang Edan, udah... Aden capek..." Kata Alden.
"Ya udah, Bang Edan juga capek." Kata Aidan.
"Ya udah, abang gendong Aden ke kamal, Aden mau bobo." Ucap Alden dan mengangkat kedua tangannya, dan diraih oleh Aidan.

Aidan menggendong Alden kekamarnya, sebelum masuk ke kamar Aidan sudah merasakan kalau adiknya itu sedan tidur di bahunya. Dengan perlahan, Aidan meletakkan adiknya itu ke kamarnya dan menyelimuti adik kesayangannya itu. Sebelum ia keluar, ia mencium kening adiknya. Ia pun keluar kamar adiknya dan langsung turun untuk minum, karena ia lelah mengejar-ngejar Alden. Aidan membuka kulkas, dan mengambil gelas untuk minum.

"Dan, adikmu mana?" Tanya mama Lail.
"Alden tidur, mungkin capek karena tadi main kejar-kejaran sama aku." Jawab Aidan.
"Ohh..." Respon mama Lail.
"Emang mama sama Alden abis dari mana?" Tanya Aidan.
"Abis dari kantor papa, terus ke supermarket, untuk membeli stok cemilan." Jawab mama Lail.

Allahu akbar.. Allahu akbar..

"Alhamdulillah" Ucap mama Lail dan Aidan bersamaan.
"Mah, kita sholat berjamaah, yuk." Ajak Aidan.
Mama Lail mengangguk, dan mereka pun bergegas mengambil wudhu, dan pergi ke mushollah rumah untuk sholat berjamaah.

Allahu akbar..
Aidan bertakbir untuk memulai sholat mereka.
Allahu akbar..
Sami allahu liman hamidah..
Allahu akbar..

.......

Assalamualaikum warohmatullah..
Assalamualaikum warohmatullah..
Alhamdulillahirobbil 'alamin..

Aidan dan mama Lail mengusap kedua tangannya ke wajah masing-masing. Lalu Aidan memimmpun doa.

Walhamdulillahhirobbil 'alamin..
Aidan mencium tangan mamanya.., tapi tiba tiba mama Lail meneteskan air mata.

"Mama Lail kenapa?" Tanya Aidan.
"Enggak, mama hanya takjub melihat kamu, Dan. Kamu itu mirip sekali dengan papamu. Semoga kelak nanti kamu akan menjadi suami yang baik yhhh.." Ucap mama Lail.

"Aamiin.." Aidan ikut mengamini doa dari mamanya itu.
"Ya udah mama mau masak dulu buat kamu makan.." Ucap mama Lail dan bergegas keluar dari mushollah setelah ia merapikan mukenahnya.
Sedangkan Aidan masih didalam mushollah itu, ia hendak membaca Al-Qur'an. Ia mengambil Al-Qur'an itu dan mengawali bacaannya dengan ta'awudz dan basmalah.

ANANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang