Kabar dan Perubahan

277 14 3
                                    

Setelah bunda menerima pesan dari mama Lail itu, Ia bergegas untuk memberi tahu Ananta soal persetujuan Aidan untuk dijodohkan dengan Ananta.

"Nak?" Kata Bunda.
"Iya?" Jawab Ananta.
"Aidan setuju untuk dijodohkan denganmu." Kata bunda.
"Ohh, terus?" Kata Ananta datar.
"Tapi, Aidan mau dikasih waktu 2 bulan untuk mencocokkan diri denganmu." Jelas bunda.
"Ohh, ya udah. Terus aku harus ngapain?" Tanya Ananta masih dengan nada datar.
"Setiap hari Aidan akan ke Sini untuk antar jemput kamu sekolah dddan bepergian." Kata bunda.
"Apa?" Tanya Ananta terkejut.
"Wooo, santai dong sayang." Kata bunda.
"Maaf, bun. Aku cuma kaget." Jelas Ananta.
"Ya udah, bunda mau masak dulu. Kamu mau bantu nggak?" Tanya bunda.
"Nggak ah, aku banyak tugas." Kata Ananta.
"Ohhh, ya udah. Wassalamu'alaikum." Kata bunda sambil berjalan keluar kamar.
"Wa'alaikum salam." Kata Ananta.

_Ihhh kenapa lu harus setuju sih, Dan?_ gerutu Ananta dalam hati.

Besoknya, ternyata benar. Aidan datang untuk menjemputnya kesekolah.

Tinn...tinn...tinn..

Aidan membunyikan klakson.

"Sabar kek, gue lagi rapi-rapi!" Kata Ananta sedikit kesal.
"Nanti telat." Kata Aidan.
"Iya." Jawab Ananta datar.

Ananta memasuki mobil Aidan dan Aidan pun langsung menancap gas mobilnya untuk melaju ke sekolah mereka. Tetap di perjalanan mereka hening. Tanpa ada suara sedikitpun.

"Gimana?" Tanya Ananta membuka suara.
"Apanya?" Tanya Aidan.
"Perjodohan kita, kalo gue sih mau nolak. Tapi, gue kasihan sama bunda. Gue sayang banget sama bunda, tapi gue nggak mau dijodohin sama lo!" Kata Ananta.
"Ya udah." Kata Aidan.
"Respon lu cuma itu?!" Tanya Ananta kesal.
"Terus?" Kata Aidan.
"Au ahh, gelap." Kata Ananta.

Tak lama setelah pertengkaran kecil mereka. Napas Ananta tiba-tiba menjadi sesak, entah kenapa.

"Dan..Dan.." Kata Ananta terbata-bata.
"Iya?" Jawab Aidan berusaha tak panik.
"Gu-gue nggak ku.." belum selesai Ananta berbicara Ia sudah pingsan duluan.

Dengan cepat, Aidan membawa Ananta kerumah sakit.

"Dok..dok.." Kata Aidan sedikit teriak.
"Suster cepat ada pasien.." Kata dokter tergesa gesa.

Sang perawat pun segera cepat membawa kasur yang ada rodanya itu *( Maaf, Authornya nggak tau namanya itu apa )* dengan cepat Ananta pun langsung dibawa ke UGD. Aidan berusaha menelepon bunda/ayah, tapi tak ada yang jawab. Dan akhirnya ia menelepon Mama/Papanya juga tak ada yang menjawab.

"Masih, ada 30 menit lagi sebelum masuk sekolah." Kata Aidan dan pergi meninggalkan rumah sakit, ke sekolah untuk absen.

Dokter yang memeriksa Ananta keluar, dan Ia bingung, karena Aidan yang mengantar Ananta tidak ada ditempat.

"Sus, mas yang tadi kemana?" Tanya sang dokter.
"Kurang tahu, dok. Mungkin nanti kalau sudah ada akan saya suruh ke ruangan dokter." Kata sang perawat.
"Baik, tolong yah, sus." Pinta sang dokter.
"Iya, dok." Kata sang perawat.

_15 menit kemudian_...

"Mas, yang membawa mbanya yang tadi 'kan?" Tanya sang perawat.
"Iya." Jawab Aidan.
"Disuruh ke ruangan dokter Divan." Kata suster.
"Ohh, oke." Kata Aidan meninggalkan suster yang tadi itu.

"Assalamu'alaikum, dok?" Kata Aidan.
"Wa'alaikum salam." Kata dokter.
"Ooh, kamu?" Lanjutnya.
"Iya, ada apa?" Kata Aidan.
"Gini, saudari Ananta itu, jantungnya lemah. Jadi, sebaiknya jangan terlalu membuatnya tertekan. Dan ...." Jelas sang dokter.
"Baik." Kata Aidan, lalu meninggalkan ruangan sang dokter.

Aidan sampai di ruangan Ananta.

"Dan,," Kata Ananta merasakan kehadiran Aidan.
"Iya." Jawab Aidan.
"Gue mau kesekolah." Kata Ananta.
"Lu kuat?" Tanya Aidan.
"In Shaa Allah, gue kuat." Kata Ananta.
"Ya udah." Kata Aidan menyodorkan tangannya.
"Bukan mukhrim, Dan." Kata Ananta.
"Setau gue nggak apa apa kalo bener bener mendesak." Kata Aidan.
"Ya udah." Kata Ananta menerima sodoran tangan Aidan.

Mereka berjalan menuju mobil.

"Kata dokter apa?" Tanya Ananta dengan nada lesu.
"Nggak."  Jawab Aidan.
"Gue mau tau." Kata Ananta.
"Jantung lo lemah, nggak boleh terlalu tertekan, dan gue harus mastiin, kalo lo itu bahagia." Kata Aidan.
"Ohhh." Kata Ananta.

"Lo di UKS aja." Kata Aidan.
"Gue mau masuk kelas." Kata Ananta menolak.
"Nggak, lo harus istirahat." Kata Aidan.
"Maksa." Kata Ananta.
"Nanti istirahat, gue bawain lo makanan kesini." Kata Aidan.
"Jangan bilang sama bunda, kalo gue masuk rumah sakit tadi." Kata Ananta.
"Iya." Kata Aidan meninggalkan Ananta seorang diri di UKS.

Tutt..tutt..tutt..

Bel istirahat berbunyi, sesuai dengan janji Aidan datang membawakan makanan.
"Ini." Kata Aidan memnerikan semangkuk bubur dan segelas air putih.
"Makasih, tapi gue nggak mau makan." Kata Ananta.

Tanpa banyak basa basi, Aidan mengambil makanan itu dan ia menyuapi Ananta.

_serius..Aidan nyiapin gue, aduh, kok deg degan?_ kata Ananta dalam hati.
Sedikit demi sedikit bubur yang dimakan Ananta habis. Dan Ia pun langsung meminum air putihnya.

"Makasih." Kata Ananta.
"Hmm." Jawab Aidan dan pergi keluar UKS sambil membawa mangkuk dan gelas itu.

Tutt..tutt..tutt..

Bel pulang berbunyi, Aidan kembali datang untuk menjemput Ananta.
"Pulang." Kata Aidan.
"Iya." Jawab Ananta turun dari ranjang UKS, tapi ia hampir terjatuh.
"Aaa.." Teriak Ananta ketika hendak terjatuh, namun untung Aidan menangkap nya. Jadi, Ia tak terjatuh ke lantai.
"Kuat?" Tanya Aidan.
"Iya." Kata Ananta.
"Aduh." Kata Ananta terpletot.

Aidan membantu Ananta untuk berjalan sampai ke mobil. Sekitar 15 menit berlalu, akhirnya mereka sampai di depan rumah Ananta.

Tok.. Tok.. Tok..

Aidan mengetuk pintu rumah Ananta,  dan bunda pun membukakan pintu rumah Ananta.

Dan Ananta masuk me rumahnya Tampa menyuruh Aidan masuk.

Maaf, yah.. Author lama nggak post,  maaf sekali lagi..

ANANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang