Bagian empat : Terbayang kembali

107 33 12
                                    

"Banyak kegagalan dalam hidup ini di karenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah."

***

2 tahun kemudian.

Waktu berjalan begitu cepat, sama halnya dengan kenangan yang terus mengalir digantikan oleh kenangan-kenangan yang baru. Ya! Namanya kenangan, akan sulit hilang dari ingatan. Baik maupun buruk.

*kriiiinggg

Jam weeker dikamar Cia berbunyi menunjukan pukul 05.30, namun Cia malah menyelimuti diri dengan selimut tebalnya itu, sampai suara alarm berikutnya berbunyi. Dengan badan yang masih terbaring di tempat tidur tangannya berusaha menggapai jam weeker tersebut, matanya yang masih berat mulai membuka secara perlahan untuk melihat jam yang menunjukkan pukul 06.30...

"Aaaaaaaaaaaaaaah, tuhkan kesiangan!!" Teriak Cia melihat jam weekernya dan langsung mematikannya, sontak dia langsung baranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.

Seperti dikejar waktu, Cia terburu-buru dan sesekali melihat jam yang memang saat ini hidupnya seperti tergantung pada jam.

"Pagi mbok Jum!!" Sapa Cia dengan tergesa-gesa pada Mbok Jum.

"Ayo non sarapan dulu!" Perintah mbok Jum menyiapkan sarapan di meja makan untuk Cia.

"Mbok aku udah telat nih, sarapannya ntar aja deh!" Ujarnya risau.

"Loh kok buru-buru? Sarapan dulu sedikit non! Nanti non laper di sekolah!?" Ucap Mbok Jum khawatir.

"Nanti aja ya mbok aku bener-bener telat nih! Assalamualaikum..." Balas Cia meraih tangan Mbok Jum dan berpamitan

"Waalaikumsalam, ya ampun non..non" Gusar Mbok Jum menggelengkan kepalanya.

Mbok Jum adalah seorang pembantu rumah tangga yang sudah bekerja di rumah tersebut sebelum Cia lahir. Dia sudah Cia anggap sebagai ibunya sendiri, karena kebaikan dan ketulusan mbok Jum pada Cia.

----

Cia segera keluar rumah dan naik taksi. "Pak SMAN 1 JAKARTA yah!"

"Iya mba!" Balas Pak supir taksi.

Sesekali Cia melihat jam tangannya yang matching dengan warna roknya menunjukkan pukul 07.10
Cia menghembuskan nafas sedikit lega, karna gerbang selalu ditutup pada pukul 07.30
Waktu yang selalu ditempuh Cia kesekolah hanya 10 menit, itupun jika jalanan lancar.

"Huuufft! Masih ada waktu 20 menit buat nyampe ke sekolah."

Dengan seragam putih abu-abunya yang selutut itu, dia nampak terlihat dewasa.

Di tengah perjalanan tiba-tiba dia membayangkan sesuatu yang pernah ia alami sebelumnya.

(Flashback on)

Hari itu aku tengah berulang tahun tepat umurku 13 tahun.
Saat aku duduk di kelas 1 SMP, orang tuaku mengajak aku berlibur ke luar kota, dengan menggunakan mobil kamipun berangkat, dan di tengah perjalanan kami sedang bernyanyi bersama, papaku hilang kendali.. Tiba-tiba papaku membantingkan stirnya, aku tak sanggup membayangkan itu, namun selalu saja terlintas dipikiranku. Aku teriak karna ketakutan "Papa awas di depan, AAAAA!!" Mobil kami telah menabrak sebuah pohon besar, untungnya aku tidak terdapat luka yang cukup berat, dengan memegang kepala yang terbentur jok mobil depan, aku sadarkan diri... Dan melihat orang-orang tengah menghampiri kami, membawa kami ke rumah sakit terdekat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

When You Said "I Promise"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang