PART II

2K 309 4
                                    

❇ CRAZIER ❇

-knock!knock!-

"Ya masuk."

Seokjin membuka pintu yang bertuliskan Mon Studio itu, pintu kaca yang tidak terlihat dari luar tetapi terlihat dari dalam. Ruangan kedap suara dan studio rekaman yang lumayan besar, ya cukuplah untuk menampung ketiga bocah kesayangan produser tersebut.

"Kau kenapa mencariku?" Tanya Seokjin to the point kepada pria yang masih seraya menghadap ke desktop sambil memfokuskan dirinya dengan bahan mentah dari masterpiece-nya.

Pria itu pun berbalik dan tersenyum hangat membuat kedua lesung pipinya bertaburan.

"Ah, Jin hyung. Apa malam ini kau bisa menemaniku pergi untuk mencarikan hadiah buat Ibuku?"

Pria yang lebih tua tersebut mengerutkan dahinya, hadiah? Kenapa terasa seperti deja vu?

"Hadiah? Minggu lalu kau juga minta aku temankan untuk pergi membelikan adikmu hadiah. Apa mereka ulang tahun sebulan sekali?" Ucapnya dan berjalan menuju sofa gelap yang senada dengan warna ruangan ini, abu tua.

"Ah bukan, minggu lalu itu adikku baru saja diterima di Seoul University." Ucapnya dengan senyuman yang masih setia bertengger di wajah tampan pemuda tersebut

"Besok aku hanya ingin memberikan Ibu hadiah. Sebagai tanda terima kasih karena selalu mendukung atas apa yang aku kerjakan selama ini."

Seokjin menatapnya lekat dan makin lama ia menatap pria itu, makin ia merasakan bahwa wajahnya memerah.

"Ba-baiklah. Jemput aku nanti malam di dorm ketiga bocah itu begitu aku memberitahukanmu jika jadwal mereka sudah selesai."

"Mau aku jemput langsung di venue? Besok ketiga bocah itu nampil dimana?"

"Di JBS sebenarnya--"

"Dekat dari sini dong hyung, aku jemput saja ya?"

"Jangan Joon, aku merasa kasihan kepada Jimin karena ia akan diabaikan oleh kedua pasangan kelebihan hormon itu. Tadi saja aku hampir gila ketika membangunkan mereka berdua." Misuh Seokjin dengan memanyunkan bibirnya yang sukses membuat Namjoon hampir saja menyerang pria yang lebih tua ini.

"Loh? Ada apa dengan mereka?" Tanyanya dan berjalan menuju sofa dan duduk tepat disamping Seokjin.

"Mereka melakukan hubungan intim tiap malam-- maksudku, Kookie harus menjaga badannya karena ia tidak dapat tampil jika jalannya saja tidak karu-karuan, yaa seperti yang kau tahu, Taehyung selalu bermain kasar padanya" Seokjin menghela nafas untuk kesekian kalinya di hari ini dan itu bukan salah satu hal yang aneh. Karena merawat dua pasangan kelebihan hormon itu sungguh memerlukan kesabaran dan ketekunan yang sangat-sangat diperlukan.

Namjoon hanya tersenyum kasihan kepada pria disampingnya ini, ia meraih surai coklat lembut milik pria bermarga Kim yang lebih tua darinya itu dan mengelusnya lembut, seakan-akan ia takut ia akan melukai pria tersebut.

"Aku merasa kasihan kepadamu, Jin hyung. Aku harap aku dapat meringankan bebanmu dan setidaknya membuatmu merasa nyaman saat bercerita kepadaku." Ucapnya sungguh-sungguh dengan perasaan nyaman terhadap pria bermarga Kim yang lebih tua tersebut

Seokjin hanya mengangguk sambil menunduk. Tidak lagi. Ucapnya dalam hati. Ia tahu bahwa beredar rumor bahwa produser genius mereka ini menyukainya hanya saja

ia masih menyukai wanita.... kan?

Dan ia yakin bahwa Namjoon hanya menganggapnya sebagai seorang hyung yang patut dikasihani karena mengurus ketiga bocah tersebut. Namun, tiap kali Namjoon, pria yang lebih muda dibandingkan dengannya namun lebih tinggi dan lebih tampan itu memberikan perhatian yang menurutnya berlebihan-- tidak, bukannya ia tidak suka. Hanya saja ia takut bahwa apa yang di ekspetasikannya hanya sebuah ekspetasi belaka.

".....jin hyung? Kau mendengarkanku?" Ucap Namjoon membangunkan Seokjin dalam lamunannya

"H-hah? Kenapa?" Ucapnya menatap Namjoon, mencoba mengontrol rona merah diwajahnya.

"Aku bilang, ponselmu berbunyi." Ucap Namjoon seraya menunjukan ponsel Seokjin yang terus berbunyi didalam saku namja cantik itu.

Wajah Seokjin kembali memerah dan dengan sigap ia mengangkat telepon itu.

Setelah beberapa menit, ia memasukan kembali ponselnya dan beranjak dari sofa.

"Aku harus pergi mengambil makanan anak-anak." Ucapnya

Namjoon mengangguk dan berdiri menatap Seokjin, "Baiklah. Hati-hati hyung. Jangan mengebut, lagian juga tidak terlalu jauh dari sini."

Seokjin mengangguk dan begitu ia akan berjalan keluar dari studio tersebut, Namjoon, Kim Namjoon, kembali mengusap rambut Seokjin yang diiringi tawa pelan namun sungguh dapat membuat Seokjin meleleh.

"Semangat hyung, jangan misuh-misuh nanti kau akan di kerjai oleh Taehyung."

Seokjin kembali menghela nafas dan mengangguk dengan wajah merah meronanya kemudian ia berjalan keluar dari studio tersebut dan berlari menuju lift.

"Ah, Kim Seokjin.. kau sungguh menggemaskan." Ucap Namjoon seraya berjalan menuju kursinya dan kembali melanjutkan pekerjaannya.





TBC

CRAZIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang