PART IV

1.7K 283 4
                                    

❇ CRAZIER ❇


"Ingat kalian besok mendapatkan hari libur tolong digunakan sebaik-baiknya ya." Seokjin mengingatkan anak-anak yang sudah menjadi tanggung jawabnya ini

Jungkook hanya meregangkan tubuhnya dengan matanya yang masih terpejam, ia sangat lelah. Taehyung memandang kekasihnya lekat dan memberikan beberapa kecupan di wajah Jungkook.

Hell! Untung saja mereka sudah sampai di dorm mereka jika tidak itu akan menjadi scandal buat mereka. Bukannya apa, sexuality masih tergolong sensitif di Korea sendiri. Entah apa yang mereka rasakan hingga akhirnya menyetujui untuk berpacaran namun ada baiknya jika mereka berpacaran. Taehyung tidak lagi menjadi seorang anak yang mood-moodan tidak karuan namun Jungkook harus menerima akibatnya seperti pegal dibagian pinggul dan bagian bawah badannya-- kau tau itu karena apa

"Iya Seokjin hyung." Ucap Jimin dan Taehyung sedangkan Jungkook mengangguk letih

Mereka masuk ke kamar mereka masing-masing dan begitu Seokjin akan berbalik, ponselnya sudah berbunyi. Ia merogoh ponsel miliknya dan mendapati pria yang memiliki janji dengannya itu untuk malam ini sedang meneleponnya.
Seokjin menggeserkan tombol hijau kemudian mendekatkan ponselnya dengan telinganya.

"Jin ah "

Jujur, Seokjin bukan seorang munafik. Tidak, ia bukan seorang munafik. Ia sangat menyukai bagaimana Namjoon memanggil namanya tanpa panggilan hyung atau sshi. Ia bersumpah menyukainya.

"Y-ya?" Shit! Kim Seokjin! Jangan terlalu gugup! Rutuknya

Terdengar suara tawa pelan diseberang sana, "Aku sudah dibawah. Apa kau sudah selesai mengelon mereka bertiga?"

Blush. Rona wajah Seokjin berubah menjadi merah. Merah padam. Sungguh merah. Entah mengapa mereka sekarang seperti sepasang suami-istri yang menunggu anak-anak mereka tidur sebelum bisa pergi untuk berkencan.

"Su-sudah.. baiklah aku akan turun sekarang. Aku akan memberitahukan kepada Sejin hyung dan ketiga kurcaci itu."

"Baiklah hyung, aku menunggumu disamping van."

Jangan panggil aku hyung...

"Te-tentu saja."

Dan hubungan telepon terputus.

"Namjoon?" Tanya sebuah suara yang membuat Seokjin memutarkan badannya secara 180° kearah suara itu berasal

"Ah ya. Aku ada janji dengannya."

Sejin mengangguk dan tersenyum, "Baiklah pergi saja duluan aku akan mengurus mereka bertiga. Setidaknya hingga laundry mereka kering."

"Kau ingin mengerjakan laundry mereka, hyung?"

"Ya." Angguk Sejin, "Setidaknya aku bisa meringankan beban mereka." Senyum Sejin begitu pula dengan Seokjin

Mereka sangat menyayangi ketiga kurcaci itu walaupun mereka selalu membuat kedua manager itu uring-uringan karena tingkahlakunya tapi setidaknya jika bukan karena mereka, baik Sejin maupun Seokjin tidak akan mencintai pekerjaannya.

Seokjin mengangguk, "Baiklah hyung, aku akan pergi sekarang. Besok pagi aku akan memasakan mereka sarapan atau memesankan sesuatu yang mereka suka sebagai hari libur."

"Dan Jungkook selalu memakan cereal kesukaannya itu."

Seokjin tertawa dan kembali mengangguk, "Aku pergi hyung."

"Hati-hati Jin ah."

Beda.

Rasanya terlalu jelas.

Itu sangat-sangat berbeda.


"Oh Jin hyung." Senyum Namjoon begitu melihat Seokjin berjalan menuju mobilnya

Ini bukan kali pertama Seokjin masuk kedalam mobil produser genius itu, ini sudah beberapa kali dan itu masalahnya. Banyak rumor setelahnya menerpa keduanya namun Namjoon selalu santai dengan rumor tersebut. Apakah ia tidak risih?

Seokjin tersenyum menatap pria muda itu dan masuk kedalam mobilnya, wangi masculine sangat kental tercium, bau seorang Kim Namjoon sangat kental.

"Kau sudah makan?"

"Belum."

"Kalau begitu kita pergi makan."

Seokjin menatap pria yang mengemudi itu lekat, "Bukannya kau ingin memberikan hadiah untuk keluargamu?"

"Tentu saja setelah kita makan." Jawab Namjoon, "Aku tidak tega melihatmu tidak makan ataupun kurus karena satu hari tidak makan."

Blush.

Sial. Kenapa pipi ini begitu cepat bereaksi. Sial.

"Kau mau makan apa hyung?"

"Terserah padamu." Ucap Seokjin mengalihkan pandangannya kearah kaca jendela disampingnya menatap indahnya lampu-lampu jalan di Seoul pada malam itu

"As you wish, Jin ah."

Deg.

Terlalu berbeda.

Sangat. Sangat. Berbeda.

TBC

CRAZIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang