17 April 2017
Hai. Ditolaknya aku oleh kematian. Karena kemarin kamu datang dalam taman merayan. Buat kematian jatuh cinta pada kemairan. Dukaku atas kepergian sedihku.
Bagaimana denganmu? Setelah bertamu malam lalu, kau tenggelam dalam semu. Apa kau baik baik saja? Semuku terlalu dalam, aku takut kau kasmaran pada dasar lautan.
Kalau iya. Sia sia. Kau hidupkanku, untuk kau tikam dengan pisau rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika: Antidepresan (Monolog Orang Gila)
PoesíaKalau diriku adalah rumah sakit jiwa. Terapisnya adalah kata, dan obatku yang kusajikan adalah sebagian kamu yang masih semu.