Kamu panik.
Baterai handphonemu lenyap.
Tak sempat menjawab
Kamu panik.
Kamu takut handphonenya senyap.
Menunggu ka
u menjawab.Coba aku.
Kamu acuh.
Baterimu penuh.
Pesanku
Kau anggap angin lalu.Lagi lagi aku lupa.
Toh dia alasanmu buru-buru paketan bulanan.
Toh dia alasanmu bingung kalau kuotamu tinggal sejengkal.
Toh dia.
Bukan aku yang kamu harapkan pesan datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika: Antidepresan (Monolog Orang Gila)
PoetryKalau diriku adalah rumah sakit jiwa. Terapisnya adalah kata, dan obatku yang kusajikan adalah sebagian kamu yang masih semu.