CHAPTER 6

103 5 0
                                    

Seandainya kamu tau apa yang aku rasakan. Seandainya kamu tau apa yang sekarang kupikirkan. Seandainya kamu tau apa perasaan ku saat ini. Aku ingin kamu tau, tapi mungkin kamu tidak akan tau diriku. Karena kau hanya ingin tau dan tidak ingin membantu diriku. Lebih baik aku tersenyum di depan mu tanpa harus memberitaukan kepada mu.

                          TWINS

Sore ini terasa menyenangkan bagi kami. Kami pergi ke tempat-tempat yang menyenangkan. Tanpa ada kelly, mungkin aku akan mengurung diri di kamar sendirian sambil menyanyikan lagu yang sedih dengan memainkan piano. Tapi tidak lagi, karena aku punya sahabat yang sangat baik padaku. Sekarang kami sedang mencari buku yang kami suka. Seharusnya hari ini adalah hari bahagia kami, tapi seseorang telah menghancurkannya. Bisa dikatakan dia adalah seorang penguntit. Penyamarannya benar-benar hebat. Aku sampai tidak bisa memprediksi siapa dia. Biasanya feeling ku dan kalungku selalu benar, tapi entah kenapa kali ini aku mungkin akan kalah. Aku juga harus berusaha menyimpan ini dan tidak memberitahukan kepada kelly. "Apakah kamu sudah menemukan buku yang kamu suka kelly?" tanya ku. "Belum, tidak ada buku yang aku sukaT_T" keluhnya. "Tidak apa, aku akan menunggumu"jawab ku. Lalu kami mencari buku yang menarik dan bagus. Deg.. Deg.. Dia sangat menyebalkan. Dia mengikuti kami terus-terusan. Rasanya aku ingin menghajarnya supaya tidak mengikuti kami. Tapi aku tidak bisa menemukannya. Aku berusaha untuk tidak panik. Jika aku panik, aku akan membuat suasana ini menjadi lebih buruk. Ngiiingg.. Suara yang nyaring membuat kepalaku pusing. Dia sudah membuatku untuk berfikir lebih keras. Saking aku memikirkannya semakin kepalaku sakit. "Hah.. Hah.." nafasku sesak. Kepalaku sakit. Mataku mulai buram. Aku memegang kepalaku sangat erat. Sakit yang kurasakan dahulu sekarang kembali untuk menghancurkan hidupku. "Kumohon jangan sekarang.. Kumohon" kataku dalam hati. "Lucy, buku ini sangat bagus, bagaimana menurutmu?" tanya kelly sambil menoleh ke arahku. Dia kaget melihatku seperti ini. Buku yang dipegang kelly jatuh setelah melihatku "Astaga! Lucy! Kau tak apa?" tanyanya dengan wajah panik. "Sstt.. Jangan berisik, saya tidak apa-apa, jadi lanjutkan memilih buku, saya akan menunggu" kataku sambil memberikan jari telunjukku ke arah mulut seakan tanda untuk diam. "Tidak! Sekarang bukan waktunya untuk mencari buku, jam berapa sekarang?" tanya kelly sambil menghidupkan hpnya. Aku benar-benar tidak mendengar kelly. Suaranya benar-benar kecil. "Astaga! Sudah jam 4 sore, kamu belum minum obat. Ayo sekarang kita harus pergi mencari warung makan" katanya yang sambil menuntunku. Kepala ku benar-benar sakit. Aku terus berjalan sambil memegang tangan kelly. Penglihatanku buram, tidak jelas. "Kenapa dengannya?" tanya seseorang sambil menelpon. "Ada apa?! Apa yang terjadi? Jawab aku!" suruhnya. "Nanti akan aku ceritakan,bye!" jawabnya kesal sambil mematikan teleponnya. "hey.. Tu.." Tut.. Tut.. Tut.. Suara telfon yang telah usai "Menyebalkan sekali!" sambungnya dengan nada kesal.
Lalu ia mengikuti kami dari belakang setelah menelpon seseorang. Dia secara terang-terangan mengikuti kami. Tapi wajahnya itu tidak bisa dilihat. Tertutup oleh penutup jaket. Benar-benar mencurigakan. Semakin ku pikirkan semakin sakit kepalaku. Kami berhenti di depan tempat makan mekdi. Lalu kami masuk dan memilih tempat duduk. "Kau duduk sini, akan aku pesankan" kata kelly sambil menunjuk ke arah pemesanan. Lalu ia pergi untuk memesankan makanan. Aku masih memegang kepala ku yang sangat sakit ini. Tiba-tiba kalungku bercahaya warna merah lagi dan perasaan ku mengatakan dia ada diluar. Lalu pandangan ku langsung mengarah keluar. Aku melihat seseorang mengenakan jaket sedang bersender di pohon sambil memainkan hp. Lalu ia melirik ku dengan tatapan tajam. Perasaan ku mengatakan bahwa dialah yang mengikuti kami. "Akhh.." keluhku sambil memegang kepalaku dengan erat. Tak lama kemudian kelly datang dengan membawa beberapa makanan dan minuman. "Terima Kasih" jawabku. Kelly hanya tersenyum. Lalu ia duduk dan mulai makan. "Setelah makan jangan lupa minum obatmu" katanya dengan wajah lesu. "Baik"jawabku. Setelah itu suasana menjadi hening. Aku melihat tangan kelly bergemetar sambil memegang burgernya. Pikiran ku sekarang sedang kacau. Aku mengkhawatirkan sahabatku dan mencurigai orang itu. Pandanganku tetap tidak teralihkan, aku tetap melihat keluar.

TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang