CHAPTER 9

70 2 0
                                    

Ada banyak sekali soalan yang ingin aku tanyakan kepadamu. Tapi ada satu pertanyaan yang sangat ingin ku tanyakan. Bolehkah aku mencintai seseorang?

                            TWINS

(Masih flashblack)
Kemarin adalah hari yang sangat bahagia. Aku dapat kembali melihat senyuman dari seorang perempuan. Kali ini, aku juga akan melihat senyumannya lagi, karena aku akan menemuinya hari ini. Aku sangat tidak sabar untuk bertemu dengannya. Aku sangat berharap kepada Tuhan untuk melancarkan hari ini dan tidak ada halangan apapun.

Sesampainya kami disana, kami langsung pergi menuju ruangan perawatan. Saking tidak sabarnya diriku, aku langsung berlari menuju ruangan lucy. Setelah bertemu nomor ruangannya, kami langsung masuk dan aku melihatnya yang masih berbaring di atas kasur. Tapi dia tampak mulai baikan. "Lucy..." panggil ku dengan suara kecil. Lalu dia menoleh ke arahku dan menjawabnya dengan suara kecil juga "kelly..." sambil tersenyum. Aku sangat senang, wajahku penuh dengan keharuan. Lalu aku berlari menuju lucy dan langsung memeluknya. "Lucy...!!! Huaa... " jawab ku sambil menangis. Lagi-lagi aku menangis kembali di depan lucy. "Bagaimana kabarmu?" tanya ku dengan wajah yang masih menangis. "Lucy.. Ba.. Baik baik saja.." jawabnya dengan tesedu-sedu yang masih memakai alat bantu nafas. Aku senang bisa mendengar suaranya yang masih belum lancar. Lalu aku memegang tangan kirinya sambil berkata "lucy..! Mari kita mulai pertemanan kita, lalu kita akan menjadi sahabat selamanya. Kita jalin bersama pertemanan ini hingga dewasa nanti. Kita akan bersenang-senang bersama dan aku akan mengajarimu cara berbicara dengan lancar. Kita akan bermain bersama lagi. Menyanyi bersama lagi. Mari kita mulai pertemanan kita dengan sebuah jari kelingking" kataku panjang lebar sambil memberikan jari kelingkingku. Lalu lucy tersenyum dan memberikan jari kelingkingnya juga sambil berkata "iya.. Ma.. Mari kita mu.. Mulai pertema.. nan kita" lalu jari kelingking kami saling menyatu tanda menyetujui semua hal. Mulai detik ini, hari ini, dan pagi ini, kami memulai sebuah pertemanan. Membuat ikatan dan janji, tapi janji yang aku ucapkan, ia tidak setuju. "Ma.. Maaf kelly.. Lu.. Lucy tidak bisa janji" dia menunjukkan raut wajahnya yang tampak takut dan sedih. Aku bingung kenapa dia tidak bisa berjanji. Ada apa? Dia tidak mau memberitaukan ku. Aku benar-benar bingung. Tapi tak apa, kami sudah memulai pertemanan kita. Aku sangat senang bisa berteman dengan lucy.

Flashblack off

Kami mengurung diri kami sendiri di kamar. Mengurung semalaman tanpa ada makan malam. Kami isi dengan tangisan karena penyesalan kami. Aku menyesal karena aku sudah merepotkan kelly, membuat kelly tak dapat membeli buku, dan membuat pertengkaran untuk pertama kalinya. Sedangkan kelly menyesal karena sudah membuat ku seperti ini dan membuat pertengkaran. Ini pertengkaran pertama kami. Sebelum-sebelumnya kami tidak pernah bertengkar, itu saja kalau bertengkar hanya sebuah candaan kami. Malam ini aku tidak bisa minum obatku. Karena rasa sakit dan penyesalan muncul kembali. Ku isi malam ku dengan tangisan yang kubuat. Walau bibi mengetuk pintu sekeras apapun aku tidak peduli. Aku ingin malamku ini dengan keadaan tenang dan sepi.

                               (^o^)/

Pagi hari tiba. Aku terbangun karena sinar matahari yang mengenai wajahku. Aku terbangun dengan wajah yang menyeramkan. Wajahku pucat dan mataku bengkak karena kemarin malam aku terlalu banyak menangis. Setelah itu aku mandi dan bersiap-siap pergi ke sekolah. Tak lupa, aku memberikan makanan dan minuman kepada kitty. Setelah semuanya beres, aku turun untuk sarapan. Mama dan bibi sudah menungguku di ruang makan. Wajah mereka tampak cemas. "Lucy, kamu kenapa semalam sayang?" tanya mama yang memulai obrolan. "Lucy tak apa ma" jawabku dengan wajah lesu. "Tak apa bagaimana? Semalam mama dengar kamu menangis dengan keras. Apa yang terjadi?" tanya mama lagi. "Lucy tak apa mama. Beneran" jawabku asal. "Baiklah jika kamu tidak ingin cerita." kata mama. "Wajah kamu pucat sekali sayang. Hari ini kamu tak usah sekolah ya" sambung mama. "Tidak usah ma. Lucy baik-baik saja" lalu aku sarapan lalu minum obat. Setelah itu aku langsung pergi ke sekolah. Sesampainya di depan gerbang sekolah terdengar suara yang menyapaku "lucy..!" lalu aku menoleh dan ternyata dia kelly. "Hi" sapanya dengan raut wajah takut. "Hi juga" jawabku. "A.. Anu lucy, maaf soal kemarin. Aku menyesal" katanya dengan wajah murung. "Iya, lucy juga minta maaf" jawabku dengan wajah murung juga. "Baikan?" tanya kelly sambil memberikan tangannya kearahku. "Ya! Balikan" jawabku sambil memberikan tanganku juga. Kami berjabat tangan tanda pertengkaran telah usai. Kami kembali seperti dulu. Bercakap-cakap dan membuat lelucon.

                                 (^o^)/

Bel pulang telah berbunyi. Semua murid kembali pulang ke rumah nya masing-masing. "Lucy, bagaimana keadaan kitty?" tanya kelly. "Ya.. Begitulah.. "
saat kami sedang berbincang, seorang laki-laki menyambar aku dengan sebuah larian yang kencang. Dukk.. Aku jatuh karena dia menyambarku dengan keras. Aww.. Keluhku. "Ah.. Ma.. Maaf, apakah kau baik-baik saja?" tanyanya sambil mengulurkan tangannya. Ini seperti di sebuah film drama. Tapi ini bukan drama, ini kenyataan tanpa ada action. "Y.. Ya saya baik-baik saja" jawabku sambil memegang tangannya. Duagh.. "Hey laki-laki bodoh, jangan sentuh sahabatku dengan sembarangan ya!!" teriknya sambil memukul kepala lelaki itu. "Ke.. Kelly? Owh.. Maafkan aku" jawabnya yang menarikku untuk bangun. "Kamu gak apa-apa kan? Ada yang sakit? Mana? Dimana? Katakan?" tanyanya dengan panik. "Saya baik-baik saja kelly, tidak usah berlebihan begitu" jawabku dengan wajah malu. "Hey kau! Jika terjadi sesuatu pada sahabatku awas kau!! Ajal menjemputmu~ khi khi khi..." kata kelly dengan suara yang menakutkan. "Ma.. Maafkan saya, tadi saya tidak melihat kamu" katanya yang menundukkan kepalanya. "A.. Ti...tidak apa-apa kok, saya baik-baik saja. Terima kasih" jawabku yang juga menundukkan kepalaku. Kami berdua menundukkan kepala. "Ekhem.. Sudah selesai?" tanya kelly dengan wajah kesal. "Ah iya,maaf" kata kami bersamaan. "Ups.." kataku dengan pelan. Setelah selesai tunduk-menunduk mata kami melihat satu sama lain. "Ah.." aku langsung mengalihkan pandanganku. >///< wajahku memerah setelah melihat wajahnya dan jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya. Kenapa ini? Apakah aku sedang sakit? Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Kalungku pun juga mengeluarkan cahaya warna biru. Kenapa warna biru? Memangnya Ada apa dengan warna biru? Aku takut! Ada yang tak beres dengan kesehatanku! Apa yang harus aku lakukan?! Aku mulai panik dengan wajah yang sangat merah. Lalu dia memberikan tangannya lagi sambil berkata "hai, nama saya lucky salam kenal" Deg.. Apa katanya? Lucky? Sepertinya aku pernah mendengar kata lucky, tapi dimana? Siapa dia? Tiba-tiba aku mengingat tentang masa laluku. Terdapat bayangan ku dengan seorang anak laki-laki. Tapi bayangan itu hanya sekejap datang di ingatanku. Aku mengabaikan lucky karena aku fokus pada apa yang barusan terjadi. "Hey,siapa namamu?" tanyanya lagi sambil melambaikan tangannya tepat di depan wajahku "oh.. hai, nama saya lucy salam kenal" jawab ku sambil membalas jabatan tangannya >///< wajah lucky seketika bengong. Dia sedang memikirkan sesuatu. Ada apa dengannya? "Sudah cukup bersalamannya" kata kelly sambil melepas tangan kami. Kami mengalihkan pandangan kami. "A.. Sepertinya saya harus ke ruang guru, selamat tinggal, maaf soal yang tadi" katanya yang langsung meninggalkan kami. "Ah iya baiklah" jawabku dengan wajah merah. Wajah ku dan lucky memerah. Kami sama-sama malu dan jantungku masih berdetak lebih cepat. Aku langsung menutup wajahku "hmm?" suara kelly sambil melihat wajahku. Hey lucy, wajah mu memerah.. Hayo~ ada apa ini~?" goda kelly sambil melihat wajahku yang merah. "Aahh.. Jangan lihat wajah saya" jawabku sambil menutup wajahku sepenuhnya. Kami berjalan menuju rumah kami masing-masing. Karena jalan kami searah, jadi kami berjalan bersama. Di jalan "hey kelly, saya ingin bertanya, kamu kenal lucky darimana?" tanyaku yang membuka obrolan. "Emm.. Dia itu teman ekstrakulikuler ku. Jadi aku kenal dengannya" jawabnya "memangnya kenapa?" sambungnya. "Ah.. Tidak apa-apa" jawabku. Sesampainya didepan rumahku, kami pun berpisah. Kali ini aku memberikan senyuman perpisahan yang sangan ikhlas kepada kelly. Setelah itu aku masuk dan langsung pergi ke kamarku. Aku langsung duduk di kursi meja belajar. Aku langsung memegang kalungku. Kenapa tadi bisa bercahaya biru ya? Ini aneh, biasanya kalung ini mengeluarkan cahaya warna merah, kuning, putih. Tapi kenapa kali ini warna biru? Tunggu,warna biru tadi mirip dengan warna rambutku dan rambut lucky? Ah tidak mungkin rambut lucky. Tapi warna rambut kami sama dan tadi selintas aku mengingat ingatanku dimasa lalu. Ini aneh, aku harus mencatat semua keanehan ini di buku favoritku. Aku mencatat semua apa yang terjadi tadi. aku benar-benar harus mengasah otakku kembali dengan keras. Tapi kali ini aku tidak akan berpikir terlalu keras. Karena dia sudah berani kembali kesini dan ingin menghancurkan hidupku. Aku harap, aku masih punya waktu bersama semua orang yang aku cintai. Jika Tuhan mengizinkanku untuk bersama dengan orang yang aku cintai. Sangat-sangat aku cintai.





                

TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang