23

561 80 17
                                    

Setelah melihat Vino dan Shani telah pergi menggunakan mobil mereka. Okta mengambil kain hitam untuk menutup mata Gracia.

"Jangan mengintip." ucap Okta. Ia menuntun Gracia untuk memasuki portal menuju tempat latihan miliknya.

"Tunggu sebentar ya." Okta melepaskan pegangan tangan Gracia darinya.

Setelah membacakan mantra Sihir, Okta menempelkan telapak tangannya di tanah. Dan...

Wussh..

Tanahnya bermulai tertutupi oleh salju. Dan dari atas langitpun salju terus turun dengan indahnya.

Okta tersenyum dengan hasil kerjanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Okta tersenyum dengan hasil kerjanya. Meski tubuhnya langsung terasa lemas karena menggunakan terlalu banyak kekuatannya. Tapi ia rasa itu akan sebanding jika melihat senyuman Gracia nanti.

Setelah menetralkan kembali napasnya, Okta kembali mendekat ke arah Gracia.

"Semoga kau suka" perlahan Gracia membuka matanya setelah merasa Okta telah melepas tutup matanya.

"Wuuaaah.. Ota.. Ini cantik banget. Kayak di luar negeri, aku suka Ta. Aku... Mata kamu kenapa? Kok jadi biru?" Gracia bingung dengan mata Okta yang berubah menjadi warna biru.

"Ah, benarkah? Mungkin aku hanya lelah. Tidak mudah memakai kekuatan untuk membekukan tempat seluas ini." ucap Okta membuat Gracia merasa tidak enak. Hanya untuk dirinya, Okta harus melakukan hal itu.
Pasti melelahkan pikirnya setelah melihat keringat mengucur dari kening dan pelipisnya.

"Maaf ya, aku buat kamu repot terus." Gracia mengusap keringat Okta dengan ujung lengan baju panjangnya.

"Bukan itu yang ingin aku dengar dan aku lihat darimu. Tersenyumlah, itu sudah bisa menghilangkan rasa lelahku" entah mengapa, semua perkataan jujur yang terdengar jujur dari Okta selalu mampu membuat Gracia merasakan debaran di hatinya.
Membentuk ritme yang terdengar indah di telinganya.

"Baiklah, mungkin satu kejutan lagi. Dan kita bisa membuat hari ini dengan cerita yang lebih indah. Tunggu di sini sebentar. Aku tidak akan lama" Okta berlari memasuki hutan lebih dalam lagi.

Sekitar lima menit Gracia menunggu di tempatnya. Dan ia mulai merasakan kedinginan. Tiba-tiba dari arah belakang Gracia mendengar sesuatu mendekatinya, ia ingin berbalik untuk melihat. Tapi ia terlalu takut.

"Itu hewan apa setan ya? Ah, tapi masa ada setan. Okta kemana sih?" batin Gracia.
Ia terus memandang lurus kearah perginya Okta, berharap laki-laki itu muncul dan menolongnya dari rasa takut yang entah apa penyebabnya.

"AAAAKH... OKTAAAA..." Gracia berteriak sekeras mungkin. Ia berharap Okta bisa mendengarnya.

"Ada apa Gre?" ternyata Okta sudah berada di belakangnya. Tapi, sejak kapan?

 Tapi, sejak kapan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Angel Fall In Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang