4

537 74 16
                                    

"Panglima.. Panglima Okta.." panggil Ratu Elena.
Vino yang mendengar hal itu langsung menoleh. Ia terbang menghampiri Okta.

"Ada apa Yang Mulia? Bagaimana keadaannya?" tanya Vino

"Jantungnya semakin lemah, aku sudah melakukan yang terbaik untuk menolongnya. Tapi aku tidak mengerti kenapa jantungnya semakin melemah." ucap Ratu Elena.

Emosi Vino semakin meluap mendengar hal itu. Ia berbalik lalu menghampiri monster prajurit tengkorak yang menusuk Okta dengan pedangnya. Monster itu terlihat merayap karena kedua kakinya yang patah. Entah siapa yang melakukan hal itu.

"Kau harus bertanggung jawab atas kesakitan adikku." ucap Vino, mata coklat Vino berubah menjadi berwarna biru muda.
Vino mencekik leher monster tengkorak itu dengan tangan kirinya lalu mengangkatnya ke udara.

"Avada Kedavra" ucap Vino.
Ratu Shanon dan Ratu Elena yang mendengar mantra itu terkejut.
Itu adalah sebuah mantra kutukan tak termaafkan yang membuat musuh mati seketika tanpa meninggalkan bekas luka.

Api biru dan hitam mulai bercampur menjadi satu pada baju zirah Vino. Para Ratu bisa merasakan aura mengerikan yang keluar dari tubuh Vino.

"Matilah dan menjadi abu." ucap Vino, ia memperkuat cekikan pada leher monster tengkorak itu hingga kepalanya terlepas dari tubuhnya. Setelah tubuh itu jatuh ke tanah, api biru dan hitam yang berasal dari tubuh Vino langsung membakar habis monster tengkorak itu hingga menjadi abu.

Saat ingin kembali maju ke medan perang untuk melampiaskan emosinya, terdengar suara dua orang wanita yang membuat langkahnya terhenti.

"Loh, Ge? Kok kamu nangis? Kenapa?"

"Aku gak tau ci, tiba-tiba aku ngerasa sedih banget. Kayak ada orang dekat aku yang bakal ninggalin aku. Aku aja gak tau tiba-tiba air mata aku ngalir gini."

"Ya udah, gak usah dipikirkin."

"Iya ci."

"Untuk siapapun orang yang sedang mengusik perasaanku saat ini. Tolong hilangkan perasaan ini. Aku tak ingin kehilangan siapapun lagi."

"Ternyata Ge juga merasakan hal yang sama."

"Suara itu, itu adalah suaranya. Tapi siapa suara wanita yang satunya lagi?" Vino memandang ke arah langit.

"Siapa? Siapa yang akan pergi meninggalkanku? Kenapa aku bisa merasakan kesedihan seperti ini tapi aku tak mengerti kepada siapa dan karena apa aku bersedih? Siapapun itu tetaplah hidup untukku" Terdengar lagi suara wanita itu. Jelas sekali ia menahan tangisnya.

DEG..

Vino berbalik pada Okta. Terlihat tubuh Okta di selimuti seperti api biru milik Vino, hanya saja di tubuh Okta berwarna biru keunguan.
Baju zirah Okta mulai di selimuti api itu, luka di dadanya perlahan-lahan tertutup rapat.
Tubuh Okta tiba-tiba melayang di udara, tak lama kemudian sayap seperti milik Vino muncul dari balik punggung Okta.

Matanya terbuka menampakkan cahaya berwarna biru keunguan. Saat cahaya itu redup, mata Okta yang coklat juga berubah warna.

"Aku tidak akan memaafkan kalian, karena telah membuatnya menangis." ucap Okta. Ia mengarahkan Bowgun miliknya ke arah musuh lalu menembakkannya.

Detik berikutnya, target bidikan Okta meledak dan membuat monster di sampingnya juga ikut terpental karena efek ledakkan.

"Ini baru adikku" ucap Vino lalu maju kedepan.

"SEMUA PASUKAN MUNDUR." teriak Vino. Pasukan mereka mundur.

"Kalian lindungi Ratu. Aku dan panglima Vino akan menyelesaikannya." ucap Okta pada prajuritnya dan ia mulai berjalan dan berdiri di samping Vino.

The Angel Fall In Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang