"Jujur saja jika menangis tidak memalukan mungkin air mataku akan terus berjatuh tanpa henti hentinya."
-Nadira Alivia Pratecha
🌙🌙🌙
Hari ini mereka akan di tes menyanyi berkelompok. Jujur Nadira merasa tidak terlalu pede. Karena bernyanyi bukanlah keahliannya namun, hanyalah hobi. Apalagi pelajarannya ini mata pelajaran yang pertama. Dan katanya sih, di tesnya di lapangan sekolah kayak kelas lain yang di tes bu Ajeng. Tambah ga pede Nadiranya.
Bel jam pertama berbunyi. Siswa- siswi mulai mempersiapkan alat-alat. Bu Ajeng memberikan waktu selama 20 menit untuk latihan. Agar hasilnya baik. Nadira, Feli, Ara, dan Nissa memutuskan untuk latihan di ruang musik. Soalnya, ruang musik jaraknya tidak jauh dari kelas mereka.
"Nad lo pede aja, jangan malu." Nissa menyemangati Nadira karena saat latihan di ruang musik tadi Nadira terlihat tidak seperti biasa. "Anggep mereka semua makanan yang lo suka."
"Kalo ga pede gimana" Nadira menggigit kukunya sambil berjalan mondar mandir di ruang musik. "Gue malu. Ga biasa diliat orang banyak."
"Kalian buruan ke lapangan." Teriak Vino dengan suara yang sangat keras. "Udah mau dimulai." Teriakkan Vino membuat Nadira semakin panik.
"Semangat Nadira Alivia Pratecha!" Nadira menyemangati dirinya sendiri sambil mengepal lalu mengangkat tangan kanannya ke atas sama seperti yang ia lakukan pada MPLS. "Lo bisa Nad." Nadira berlari mendahului teman-temannya.
"Gue duluan ya. Takut si Nadira nubruk setan ntar pingsan nambah berabe." Feli berlari mengejar Nadira yang sudah jauh mendahuluinya. Ara dan Nissa hanya terkekeh melihat kelakuan kedua sahabatnya itu.
🌙🌙🌙
NADIRA POV
"Selamat pagi" Sapa bu Ajeng saat seluruh murid sudah berkumpul di lapangan. "Kalian udah siap belum? Buat dites? Siap gasiap harus dites dong."
"Nanya ngejawab sendiri." Teriak Ravi dari arah belakang. "Ups,salah."
"Oke, sekarang kita gambreng dulu buat nentuin yang tampil pertamanya Ya." Bu Ajeng memanggil keta kelompok satu persatu. Nissa adalah ketua kelompok kami.
Mungkin dewi fortuna sedang tidak berpihak kepada kelompok kami. Benar saja, kelompok kami mendapat bagian pertama untuk bernyanyi. Aku merasa semakin panik. Jantungku berdegup tak karuan. Kami mulai menyiapkan peralatan di tengah lapangan. Beberapa kaka kelas pun menontonnya. Aku hanya mengingat perkataan Nissa "anggap mereka semua makanan yang kusukai." Benar saja rasa maluku mulai berkurang.
"Selamat pagi semuanya." Sapaku untuk mengurangi rasa maluku.
"Pagi,cantik" celetuk seorang murid kelas 12 yang berada di lantai dua. Sepertinya itu ka Rafly tapi aku tidak memerdulikannya.
"Kami di sini mau menyanyikan satu buah lagu berjudul perfect dari ed-sheeran selamat menikmati."
Alunan musik dimulai. Nissa memainkan gitar dan diiringi dengan alunan keyboard yang dimainkan Ara. Dan aku memulai bernyanyi.
"I found a love for me
Darling just dive right in
And follow my lead...""Well I found a girl beautiful and sweet
I never knew you were the someone waiting for me"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagas
Teen Fiction[Slow Update] Bagas Satria Dinova siswa kelas 12 yang menjadi ketua osis SMA Bakti.Bagas terkenal dengan ketampanannya diatas rata rata serta sikap dinginnya yang menurut siswi-siswi menambah ketampanannya.Sayangnya belum ada satupun siswi yang...