13. Sejarah

2.6K 134 12
                                    

"Sama abang-abang ganteng yang tadi."

"Ngarep lo" Sindir Nadira.

"Emangnya lo tau namanya?" Tanya Nissa.

"Gak, gue ramal besok gue bakal tau namanya."

"Alay lo." Sindir Ara.

"Gausah ramal-ramalan. Namanya Aldino Alvero Haris. Panggilannya Aldi. Baru-baru ini dia pindah sekolah. Dia punya kembaran." Jelas Nissa sambil meneruskan memainkan ponselnya.

"Kok lo tau?" Tanya Feli heran.

"Iyalah, dia sodara kandung gue woy." Sahut Nissa dengan santai.

🌙🌙🌙

"Hah?!" Teriak Feli diiringi dengan tatapan bingung dari Nadira dan Ara. "Lo ko ga ngasih tau gue kalo lo punya sodara sekece dia sih." Ujar Feli sambil memanyunkan bibirnya dan memasang mata puppy eyes miliknya.

"Karena gue gamau saudara gue jadi salah satu orang yang ga beruntung karena pernah dipacarin orang cina kayak lo." Disambung dengan tawa kencang dari Nadira, Nissa, dan Ara.

"Nissa kejam." Kata terakhir dari bibir Feli yang pergi meninggalkan kelas.

Tett...Tett...
jam istirahat telah berakhir

Feli yang tadinya sudah berniat pergi meninggalkan kelas kembali memutarkan badannya ke arah kelas dengan muka suramnya.

"Kenapa ga jadi keluar?" Tanya Nadira sambil menahan tawanya agar tidak meledak.

"Gara gara si tet... tet... bunyi gue gabisa keluar." Sahut Feli sambil murung dan duduk di sebelah Nissa lagi.

"Felii..." Panggil Nissa saat Feli sudah duduk di sampingnya. "Feli..." Panggil Nissa lagi karena Feli malah mengambil buku sejarah di tasnya. "Feli..." Panggil Nissa sekali lagi tapi Feli masih tidak menyahut dan malah menyibukkan diri dengan buku sejarah miliknya.

"Ehh, Nad, gue punya kontak line si Aldino lohhh..." Sambil menepuk nepuk punggung Nadira yang duduk di hadapannya.

"Bomat." Sahut Nadira sambil menyingkirkan tangan Nissa dari punggungnya.

"Masa lo gamau? Oiya Nadira kan punya ka Bagas tersayang." Canda Nissa yang dihadiahi pukulan buku tebal sejarah dari Nadira. "Sakit woy." Keluh Nissa sambil terus memegangi bagian kepalanya yang dipukul Nadira.

"Makanya kalo ngomong jangan sembarangan." Sahut Nadira santai dan kembali membenarkan posisi duduknya.

"Hahahahahaha" Tawa Feli meledak seketika. Muka murungnya berubah menjadi wajah berseri berseri. "Karma is real Nis." Sambung Feli dan melanjutkan tawa lepasnya itu.

"Ihh." Sahut Nissa sambil membetulkan posisi duduknya dan membuka buku sejarah dari kolong mejanya.

"BTW, Pa Dedi mana ya?" Tanya Ara yang sedari tadi diam saja.

"Gatau tanya aja ke km kali" Sahut Nadita yang masih fokus pada buku sejarahnya.

"Woy, Pa Dedi mana?" Teriak Ara dengan suara besar dan cemprengnya.

BagasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang