Nadira masuk ke kamar dengan wajah yang amat bingung. Ia mengunci kamarnya tanpa mematikan lampu. Lalu, menjatuhkan diri ke kasur dan langsung tertidur dengan lelap.
"Hai!Ketemu lagi ya" Fira menyapa Nadira dengan senyuman manisnya.
"Gue dimana?" Tanya Nadira sambil melihat sekeliling yang tampak hanya berwarna putih saja.
"Lo lagi mimpi. Hari ini gue bakal ajak lo keliling dunia mimpi lo." Ucap Fira yang masih menampakkan senyuman manis miliknya. "Dan gue bakal ngasih lo..." Senyum Fira perlahan memudar yang membuat Nadira mengerutkan dahi.
"Ngasih...Ngasih apa maksud lo?" Tanya Nadira sambil mengerutkan dahinya.
"Ahh, udah lupain aja deh... Ayo kita lihat dunia mimpi lo." Fira menarik tangan Nadira menembus tembok warna putih.
Nadira kaget karena saat ia menembus tembok itu mereka sampai di sebuah taman serba biru. Tatapan kagum Nadira tampilkan. Senyuman Nadira mengembang sempurna.
"Keren..." Gumam Nadira sambil terus tersenyum.
"Memang tempat ini keren..." Fira menatap taman serba biru ini dengan tatapan kosong. Air matanya perlahan jatuh.
"Jadi..." Nadira menatap ke arah Fira dan kaget melihat Fira yang mengeluarkan air mata. "Lo...lo kenapa?" Nadira mendekat ke arah Fira.
"Ini mata gue tadi kecolok jari, hehe..." Senyum palsu ditampilkan Fira kepada Nadira.
"Ohh"
"Lo tau gak?" Tanya Fira ke Nadira.
"Ga, lo belum kasih tau." Ucap Nadira tanpa ekspresi apapun.
"Ohh iya gue lupa. Jadi, gue itu suka banget warna biru." Fira tersenyum sambil melihat ke arah sebuah bangku berwarna biru.
"Ehh liat deh itu.." Ujar seorang gadis kecil diikat dua.
"Apaan?" Tanya gadis kecil yang lain.
"Itu bunganya lucu yah.. warna biru. Aku suka warna biru"
"Aku sukanya warna pink sihh..."
"Aku sukanya warna pink sihh..." Kata Nadira tanpa sengaja. Membuat Fira membulatkan mulutnya. Tetapi, kepala Nadira mendadak pusing bahkan sangat pusing. Seperti ada yang menghantam kepalanya menggunakan batu.
Nadira terbangun dari tidurnya dengan kerinat di sekujur tubuhnya. Bahkan ibu dan kakanya pun telah berada di sampingnya.
"Nadira, lo gapapa?" Tanya Kakanya sambil mengambil minum dan sebuah kompresan.
"Gue gapapa. Emangnya tadi kenapa?" Tanya Nadira yang masih terbaring karena kepalanya masih terasa sangat berat.
"Kaka kompres dulu ya..."
"Tadi kamu kayak manggil nama orang gitu. Udah gitu pas mamah ke kamar taunya kamu udah keringetan sama panas. Mamah bangunin kaka kamu. Emangnya kamu mimpiin apa?" Jelas mamanya yang membuat Nadira benar benar kaget.
"Itu mah Nadira dikejar kucing garong bertengkar di depan rumah Ara." Bohong Nadira kepada mamahnya. Karena ia tidak mau membuat mamanya seperti kejadian tadi karena menyebut nama itu. "Mungkin tadi Nadira manggilin Ara kali. Ehh, sekarang jam berapa?" Nadira mengalihkan pembicaraan.
"Jam setengah tiga pagi. Kamu gak usah sekolah aja ya." Ucap Anna sambil mengusap halus puncak kepala Nadira.
"Tumben boleh." Ujar Nadira sambil tersenyum jahil.
"Dasar kamu tuh ya. Dikasih hati minta jantung." Ujar Anna sambil mencubit perut Nadira.
"Sakit ihh mah..." Ucap Nadira sambil memegangi perutnya yang dicubit mamahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagas
Teen Fiction[Slow Update] Bagas Satria Dinova siswa kelas 12 yang menjadi ketua osis SMA Bakti.Bagas terkenal dengan ketampanannya diatas rata rata serta sikap dinginnya yang menurut siswi-siswi menambah ketampanannya.Sayangnya belum ada satupun siswi yang...