eighth

62 10 0
                                    

“yoorin?” panggilan dari suara lelaki itu membuat yoorin menoleh, bahkan bukan hanya yoorin, min seo, sofia, wonwoo dan beberapa orang didekatnya akhirnya menoleh.

“ya?” jawabnya. wonwoo diam tak suka, apa-apaan vernon itu memanggil yoorin seenaknya.

eh, kenapa wonwoo tidak suka? siapa dia siapa yoorin?

vernon menggaruk tengkuknya membuat beberapa perempuan disana pasti gemas melihatnya, sofia memutar kedua bola matanya.

“aku melihat tanda-tanda woozi kelaparan” alihnya melirik woozi yang memberikannya pelototan tajam, lalu beralih tersenyum pada yoorin.

“ah ya, maaf. aku membawa ini dari rumah” kata yoorin, ia membuka rantang yang sedaritadi hanya ia pegang. “akan lebih baik jika kita makan bersama” lanjutnya.

“apa maksudmu ini kau khususkan untuk wonwoo hyung sebelumnya?” tanya dino dengan jahil.

“ah, tidak begitu...aku hanya masih belum mengerti mengapa sekarang aku disini, aku kira—”

“apakah penting? aku sudah lapar mencium baunya, boleh aku memakannya?” tanya woozi tidak sabaran.

woozi mencomot kentang panggang dengan madu dan lada itu langsung ke mulutnya.

“astaga. rasa apa ini?”

semuanya menoleh dengan pandangan terkejut.

“ah~ tidak usah dimakan jika tidak enak, nanti bisa sakit perut...” kata yoorin panik.

wonwoo maju merebut rantang itu dan cepat-cepat memakan makanannya, yoorin hanya bisa memejamkan mata, takut ada hal buruk terjadi jika ia membuka matanya.

suara decapan terdengar jelas, mata terpejam yang mulanya ia rapatkan sekarang perlahan membuka, membiarkan matanya mengintip apa yang terjadi.

ah, tidak bisa dipercaya. semua orang berebut memakan kentang itu.

“eonnie, kau belajar darimana masakan ini? aku suka sekali” ujar min seo yang disetujui sofia.

yoorin hanya tersenyum kecil.

wonwoo yang akhirnya terbuang karena tenaga woozi yang cukup ganas soal makanan akhirnya menyingkir. ia melirik sementara pada yoorin lalu menangkap tangannya dan membawanya pergi keluar berdua.

“oppa, kenapa kau menarik tanganku?” rada gugup yoorin bertanya. kali ini mereka berdua sedang berada di dapur utama, disuguhkan dengan bau sayur-sayuran yang menyengat hidung.

“aku berhutang penjelasan padamu” kata wonwoo, kali ini entah dari pertemuan mereka yang keberapa kalinya, baru wonwoo sadar kalau mereka baru bicara dengan mata yang saling menatap.

yoorin merasa ciut ditatap begitu saja.

“a-aku kira kau akan menyuruhku memasak” guraunya memutuskan kontak mata itu.

melihatnya dari ponsel atu gambar saja mampu buat yoorin jatuh cinta, apalagi yang ini.

“mengapa saat diajak bicara matamu tidak lurus? apa kau suka berbohong?” tanya wonwoo.

“tidak” jawabnya singkat.

“lalu apa? apa alasanmu?” herannya, tentu saja. tiap yoorin diajak bicara pasti ia menunduk.

“aku takut jatuh cinta padamu untuk yang kedua kalinya” katanya, masih tak sadar atas ucapannya.

“AH! tidak, bukan be-gitu. a-aku hanya tidak, aku ini susah, ah~” sanggah yoorin cepat setelah ia sadar dengan ucapannya.

yoorin menunduk lagi, wonwoo tersenyum melihatnya. jarang sekali wonwoo tersenyum untuk perempuan. tapi untungnya yoorin tidak sadar, kalau sadar pasti perempuan itu sudah tepar setengah shock.

“hei, kenapa kau diam? menyerah?” ucap wonwoo diselingi tawa setelahnya.

yoorin jadi langsung menoleh sedikit mendongak untuk melihat ekspresi wonwoo. masih tak percaya kalau wonwoo memberikan seulas senyumannya.

astaga aku bisa seciut marsha jika dia terus ditatap seperti ini, katanya membatin dengan nafas yang kurang bisa ia atur.

“kenapa wajahmu seperti itu?” tanya wonwoo mengerutkan alisnya, padahal dirinya juga tak tahan untuk mencubit pipi yoorin.

yoorin hanya mampu menggelengkan kepala tanpa berkata.

“ah ya, kentang yang kau buat enak. kau pasti terbiasa memasaknya?” tanya wonwoo lagi agar suasananya tidak canggung-canggung sekali.

yoorin mengelap keringat satu tetes di pelipisnya. dia seperti sedang olahraga maraton hanya dengan bicara dengan wonwoo.

“kali ini tidak. mungkin, aku melihat resepnya” setelah itu yoorin mengembuskan nafasnya panjang.

wonwoo maju selangkah, yoorin makin tercekat.

lalu lelaki itu tertawa sambil mundur tiga langkah.

sekarang jaraknya sudah cukup, tapi tawanya yang terus membayang-bayanginya.

“sepertinya kau phobia denganku ya?” tanya wonwoo kemudian.

yoorin menggeleng keras, ia terus memegang ujung sweater hijau tua yang dikenakannya. “aku-tidak. bukan aku phobia padamu oppa, tapi...”

“tapi apa?”

dasar enggak peka, aku ini gugup bukan phobia batinnya.

“ini sulit untuk diucapkan. ah ya, penjelasan apa yang kau maksud? kenapa aku ada di lingkunganmu seperti ini. kau terlalu banyak basa basi” katanya teringat sesuatu, wonwoo mengangguk.

“aku memilihmu, seperti yang lain memilih perempuan yang ada diruangan tadi. ini permintaan dari agensi, entah untuk apa” jawabnya.

“seperti sofia, min seo, dan park seulbim?” tanya yoorin lagi. sebetulnya dia shock kenapa wonwoo bisa memilihnya.

“ya” wonwoo mengangguk.

yoorin ikut mengangguk namun pikiran-pikiran memenuhi otaknya. apa mungkin wonwoo memilihnya karena suka? atau hanya karena kim yoorin pandai memasak? jadi wonwoo memilihnya.

ah...berada ditempat yang dipenuhi para biasnya saja yoorin sudah senang setengah mati. apalagi kalau membayangkan kemungkinan-kemungkinan oppa yang satu ini tertarik padanya.

“sepertinya cukup, kau boleh pergi” ujar wonwoo.

“oppa mau kemana?” tanya yoorin.

“sama, akupun akan kembali. tapi bolehkah aku tanya satu lagi padamu? dan kau harus menjawab dengan mata melihatku”

yoorin agak ragu namun ia mengangguk.

“pertama kali kau jatuh cinta pada siapa?”

“pada gambarmu yang tidak nyata.”

———

ah kau ini kimyoo tidak bisa bohong kalau menatap mata mas wonu~

apa kabar jantung?

read, vote, and comment❤

The Sarcricife | 전 원우Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang