third

78 12 2
                                    

“kau kemana saja hyung? lebih baik jika kau berjalan perlahan sebelum hyung seungcheol menemuimu.” kata dino yang mencoba menyamakan langkah kaki wonwoo.

“aku dari toko buku.” jawabnya singkat.

“sadar? ini lebih lama dari biasanya, nanti akan ada pelatihan dance. biasanya kau akan lebih memilih banyak mendekap dalam dorm” ujar dino lagi.

belum sempat menjawab, hyung dari para hyung sudah menemukan kenduanya.

“jeon wonwoo-ssi darimana saja kau seharian ini? bahkan sampai mingyu selesai membereskan dormnya lalu terlelap dan terjaga lagi kau baru ingat untuk kembali!” meluaplah omelan seungcheol kepada wonwoo.

“aku sudah besar, dan aku terus perhatikan pola hidupku hyung” jawab wonwoo.

“apa kau tiba-tiba membuntuti gadis yang tadi? kau jadi bertanya buku itu padanya?” tanya mingyu dari arah belakang dengan snack ringan ditangannya.

seungcheol dan dino mengernyit tak mengerti, “siapa yang kau maksud?” tanya keduanya hampir bersamaan pada mingyu.

“bukan! ternyata dia itu penguntitku!” elak wonwoo cepat-cepat.

“woahh” gumam mingyu terlepas dari pertanyaannya. “kurasa hyung tidak mau membahas, jadi lebih baik kalian tidak tau apa-apa ya.” kata mingyu tengil dan berlalu.

“dasar kurang ajar!” teriak seungcheol.

“bolehkah aku lanjut jalan ke dorm? aku sudah lelah.” ucapnya membuat dua orang itu menyingkir.

dino sebenarnya tak paham, “menurutmu hyung, gadis yang dimaksud itu cantik atau tidak?” tanyanya.

seungcheol memicing, “tentu tidak akan lebih cantik dari nuna-ku!” jawab sungcheol lalu pergi.

“siapa juga yang akan membandingkannya dengan nuna-mu yang sok elegan itu” gumam dino nyinyir setelah sungcheol pergi.

andai leader tau kalau dino menyinyir, sudah habislah maknae seventeen itu.

dokyeom masuk ke kamar wonwoo, ia melihat temannya yang sibuk menata diri dengan posisi seenak mungkin untuk tidur.

“kau darimana?” tanya dokyeom.

“kenapa sepertinya semua orang heran melihatku baru pulang jam segini, ini bahkan belum malam” jawab wonwoo lalu menenggelamkan kepalanya di bawah bantal kempes miliknya.

dokyeom hanya diam lalu berkutat dengan ponselnya, ia bersenandung pelan sebentar sebelum akhirnya keluar dari dorm tanpa diketahui wonwoo yang sudah terlelap.

dilain sisi ada yoorin yang sibuk mengutip data-data tentang seventeen, tidak ada jadwal show hari ini dan yoorin merasa kecewa.

lalu dering ponselnya berbunyi keras.

“eonnie ya~ tumben sekali kau menelfonku, ada apa?”

“hai, aku hanya sedikit rindu rin. bagaimana kau di sana? betah?”

“tentu saja. aku disini sering sekali bertemu dengan oppa! mereka lebih tampan dari poster-poster di dinding kamarmu yang beberapa bulan lalu kau tunjukkan padaku” lalu yoorin tertawa.

“ah, eonnie bukan begitu maksudku. kapan kau akan menyelesaikan pendidikanmu? segeralah selesaikan dan datanglah ke sini.”

“masih banyak yang harus aku pelajari rin, dan lelaki western juga cukup menarik.”

“hehehe, aslinya kau ingin kesini kan? mengaku saja, gak kenyang eonnie disana melihat orang-orang itu?”

“aku sadar tak sepintar dirimu nona, hahaha. tunggu saja, dan bagaimana tinggalmu?”

yoorin menghela nafasnya dan diam beberapa saat sampai chelsean yang disebrang sana menegurnya. “seperti yang terdengar barusan.”

“eonnie ah~ aku sangat kesepian disini. cara berbahasaku juga masih belum bagus, aku hanya bisa menjawab kata yang sudah kupelajari saja” yoorin merengek.

jangan merengek, kalau aku sudah bebas, aku pasti kesana

“kau selalu bilang begitu.”

“ah ya? hahaha maafkan aku, jika saja aku dapat hidayah dengan otak yang pintar sepertimu meski sesaat saja, pasti semua hal langsung beres. yasudah, sepertinya kau butuh istirahat. jaga diri baik-baik nona rin—ku.”

“kau juga ya...”

sambungan terputus dari dua pihak, yoorin menghembuskan nafasnya pelan.

andai chelsean disini, setidaknya ada suasana ramai di tempatnya tinggal sekarang.

dan, ah ya! yoorin memang tinggal sendiri di korea, orang tuanya sendiri suka pindah-pindah, sedangkan kakaknya sudah pada menikah. jadi satu keputusan baginya untuk menetap di korea setelah tamat belajarnya di negara lain.

ingin sekali yoorin menelfon kedua orang tuanya, tapi mereka selalu sibuk. yoorin juga sering mengabarkan keluarganya dengan email, tapi tetap saja hanya yang ada paling sapaan rindu balik lewat email dari kakak-kakaknya dan orang tuanya. semuanya sibuk. yoorin sering merasa kecewa.

apalagi oppa-nya tau kalau yoorin menguntitnya beberapa jam yang lalu, dia akan amat bosan menjaga jarak dengan para sebong nya.

“apa yang harus aku lakukan?” tanyanya pada diri sendiri dengan miris. sadar sekali ia berada di negara orang dengan keadaan yang begitu—sendirian. yoorin terlalu asing disini.

“apa aku akan pulang saja?”

“tapi, bagaimana rumah disini? bagaimana dengan oppa~” dia merengek sendiri. astaga, keadaannya mempersulit dirinya sendiri untuk menjadi kupu-kupu bebas.

“sepertinya aku akan mencari kerja” katanya lemas.

———

halo, bagaimana ceritanya? aku mencoba selalu ada di posisi yoorin, tapi tidak mungkin akan seberani dirinya di lingkup negara orang, sendirian.

fight yoorin, kamu bisa! kesempatan ketemu oppa disana itu peluangnya lebih banyak😂

keep read, vote, and comment❤

The Sarcricife | 전 원우Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang