thirteenth

39 9 0
                                    

ada suara meja di belakangnya, yoorin menoleh dan mendapati seseorang memasuki cafe tanpa balutan mantel selarut ini.

mata yoorin nampak membulat saat dirasa ia hafal betul siapa orang itu. walaupun menunduk dan menenggelamkan wajahnya ditumpukan tangannya sendiri di atas meja.

yoorin mematikan ponselnya dan menaruhnya dalam tas lalu membawa hot drink dan cake nya ke meja orang itu.

"ah? wonwoo?"

yang mendengar suara itu lantas terkejut.

wonwoo menegakkan duduknya untuk memastikan apa itu suara yang benar dari orang yang dicarinya.

ternyata benar. itu kim yoorin.

tanpa aba-aba wonwoo langsung memeluk yoorin erat dengan wajah yang ia tempel ke bahu hangat yoorin.

tentu saja yoorin jadi hampir lupa cara bernafas.

otaknya terus mencari lembaran pembuka kata kunci bagaimana cara untuk bernafas lagi setelah wonwoo memeluknya.

"kau kemana saja"

suara serak dan berat itu mengintrupsi yoorin agar sadar. perlahan yoorin membalas pelukan penuh kekhawatiran itu dengan fatamorgana, karena yoorin mengurungkan kembali pelukannya.

"aku khawatir" lanjut wonwoo lagi.

seperti ada yang terkabul, tapi apa ya?

setelah wonwoo tiba-tiba tidak ingin bicara padanya sampai hanya pergi berdua dengan saina tanpa berpikir untuk kembali lagi.

ada yang terkabul namun jika begini, rasanya sakit.

tanpa terasa sebulir air mata dari mata kanannya mengalir lagi.

baru yoorin membalas pelukan itu agar tiba-tiba wonwoo tidak melepasnya dan melihat matanya.

wonwoo menggeser wajahnya lebih condong menghadap yang ia tahu saat ini adalah leher yoorin. astaga.

wonwoo merasakan ada getaran yang ia tidak tau dari mana itu asalnya. tapi kali ini ia bisa merasakan detak jantungnya sendiri sepertinya.

tidak-tidak.

wonwoo juga dapat merasakan kaosnya dicengkram lebih kuat. untungnya di cafe ini hanya ada segelintir orang. dan tidak sadar kalau jeon wonwoo adalah salah satu yang masuk ke cafe itu.

wonwoo sadar kemudian, ini semua salahnya.

apa salah gadis yang dipeluknya saat ini hingga beberapa jam lalu ia tidak ingin bicara pada yoorin.

apa salah gadis yang dipeluknya saat ini hingga membiarkan ia menunggu sampai selarut malam ini di kolam sana. beruntung yoorin tidak kenapa-napa.

yoorin sudah meredakan semua ekspresinya. ia melepaskan pelukan itu dan refleks mengusap lehernya karena geli wonwoo bernafas disana.

yoorin tanpa berkata membuka sweater tebalnya lalu menyodorkannya pada wonwoo.

"aku tau kau kedinginan, pakai ini" katanya.

"lalu kau sendiri? membiarkan aku tidak merasa dingin dan kau diselimuti angin malam?" balik wonwoo dengan nadanya yang menuntut.

siapa juga yang tega membiarkan gadis seperti yoorin akhirnya kedinginan.

"aku tidak kedinginan disini, tapi kau sudah kedinginan." balas yoorin sekali lagi dan dia menggeleng agar wonwoo menerimanya.

wonwoo tersenyum lalu mengambil sweater yang disodorkan yoorin.

kesambet apa dia sebelumnya bisa mengabaikan perempuan sebaik yoorin (:

"aku minta maaf. tapi tadi bukannya aku sengaja membiarkanmu sendiri dikolam. aku tidak tau sungguh." sesal wonwoo setelah bau khas yoorin menyerbak kedalam indra penciumannya.

yoorin menghentakan nafasnya pelan, ia tersenyum sambil mengangguk setelahnya.

"eum...kau ada urusan ya dengan saina chan?" tanya yoorin rada kikuk. percayalah dia takut wonwoo tidak suka mendengarnya yang kelihatan kepo.

"iya ada."

tuhkan.

jawabnya singkat aja.

yoorin jadi mengangguk-angguk kepala saja. ingin rasanya malam ini ia gamblang ingin berada satu foto bersama jeon wonwoo. tapi apalah daya gadis yang hanya dapat menangis kala sepi. andai dia seberani itu.

"untung saja kau ada disini yoorin, kalau tidak pasti aku akan dimarahi habis-habisan oleh joshua"

yoorin menatapnya nanar.

tadi wonwoo berkata dia mencarimu. lalu dia khawatir.

ternyata ia hanya khawatir kena marah joshua yang bahkan secepat itu bisa peduli padanya :3

rangga, apa yang kamu lakukan itu keji.

"ah...ya, lebih baik kita kembali" kata yoorin mengalihkan dengan pura-pura membereskan sesuatu. padahal semuanya sudah beres.

wonwoo berdiri lalu merogoh saku nya. yang benar saja, ia tidak bawa uang untuk membayar makanan yoorin karena dompet dan ponselnya tertinggal di saku mantelnya.

"kenapa? ahaha tenang saja aku sudah membayar semuanya sebelumnya. ayo pulang" ajak yoorin menarik lengan wonwoo dengan cepat untuk keluar.

"jangan lupa menunduk" ingatnya lagi pada wonwoo. ah dia lupa kalau dia terkenal.

wonwoo menengok ke perempuan disebelahnya yang hanya berjalan kikuk. ah dari awal wonwoo menilainya sebagai perempuan yang tidak tau malu karena terus terusan menguntitnya sampai ia tau kalau yoorin itu pemalu sampai saat ini.

mungkin wonwoo mengaku baru ibunya, omanya, dan yoorin lah yang dapat membuatnya tersenyum tanpa alasan.

seperti saat ini.

yoorin yang sanggup menunggunya sampai semalam ini.

kalau saja joshua tidak menyadarkannya. betapa bodohnya dia.

"apa yang membuat kamu menunggu disana? kenapa tidak ke dorm seperti yang lainnya?" tanya wonwoo akhirnya.

yoorin menengok. "joshua oppa mengatakan kalau giliran kita untuk difoto. jadi ya aku menunggumu saja" jawab yoorin ia tersenyum. seperti tidak ada yang luka. padahal dia menyembunyikan fakta jika bisa dikatakan miris sekali untuk diceritakan.

"tapi kau tadi tidak ada di sana. aku menemuimu di cafe" ujar wonwoo lagi lalu tertawa setelahnya.

yoorin tersenyum remeh lalu tertawa kecil. terdengar aneh tawanya.

"aku tidak terlalu bodoh untuk tetap disana sendirian..sedangkan waktu sudah semakin larut. lagipula, aku yang menemukanmu akhirnya oppa. bukan sebaliknya."

wonwoo merasa bersalah, ia sadar. maaf yoorin.

ㅡㅡㅡ

abwang jisuu accu perhatian banget dec jadi berpaling wkwk.

btw, sampe sekarang gua masih kagum sama ke aestetic-annya jisoo kalo lagi diambil gambar.

kalo gingsulnya keliatan

bawaannya kan

pengen nerkam :"

sekian dari saya.

read, vote, and comment♥

The Sarcricife | 전 원우Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang