There she is, ucap Jack saat pertama kali melihat Sasha yang duduk tepat di samping Alfons. Tubuh besar pria itu seakan menghalangi pandangannya, Jack mengatur posisinya agar ia bisa melihat Sasha dengan mudah. Tatapan mereka saling bertemu dan Sasha tersenyum padanya. Ia tahu kalau senyum itu hanyalah sekadar sikap sopan, tapi setidaknya Jack merasa bahagia.
Alfons memulai rapat dan Sasha terlihat begitu serius mendengarkan penjelasan pria bertubuh gempal tersebut. Jack terus memerhatikan Sasha selama rapat berlangsung. Matanya tidak bisa lepas dari wanita itu. Sasha terlihat lebih cantik, lebih dewasa, bahkan mata itu membuat Jack mengingat kembali betapa indah masa di mana mata itu menatapnya dengan penuh cinta.
Pandangan Jack beralih ke bibir indah Sasha, dan ia sangat yakin kalau rasanya masih semanis saat ia mengecapnya delapan belas tahun yang lalu. Penampilan Sasha terlihat begitu dewasa dan menarik dengan pakaian kerja yang melekat sempurna mengikuti setiap lekuk tubuhnya. Jack mengatup bibir rapat-rapat sembari menarik ujung bibirnya ke dalam, berusaha menahan bibir dan lidahnya yang mulai tergoda untuk merasakan kelembutan kulit Sasha.
Jack bisa melihat Sasha yang sesekali melirik ke arahnya dan langsung memalingkan pandangan darinya, berusaha untuk tidak menanggapi tatapan Jack. Senyum kecil—hampir tak terlihat—melengkung di ujung bibir Jack saat membayangkan perkenalan dirinya kembali pada Sasha. Ia juga merencanakan beberapa hal untuk menaklukkan Sasha agar wanita itu kembali padanya. Setelah itu, ia akan mengikat Sasha dalam ikatan pernikahan.
Alfons sedang sibuk menjelaskan dan orang-orang di ruangan itu fokus dengan setiap penjelasannya. Tapi, tidak dengan Jack. Sejujurnya, ia sama sekali tidak peduli seperti apa acara ulang tahun perusahaan kali ini. Ia sudah menyerahkan sepenuhnya pada Alfons.
Dada Jack terasa sesak saat mendengar suara Sasha yang memberi masukan dan menjelaskan gambaran untuk acara. Jack bisa melihat sikap Sasha yang tampak risi dengan tatapannya, tapi ia tidak peduli. Ia akan terus memandangi Sasha sampai wanita itu membalas tatapannya.
Jack terlalu mengagumi Sasha, bahkan ia semakin yakin hanya Sasha satu-satunya wanita yang pantas untuknya. Wanita yang akan menemaninya hingga akhir hayat. Ya, hanya Sasha satu-satunya wanita yang boleh menjadi istriku, batin Jack.
Tak terasa, rapat pun selesai. Beberapa karyawan pamit padanya sebelum meninggalkan ruangan. Jack berdiri dan Alfons menghampirinya sebelum ia keluar dari ruangan itu.
"Bagaimana untuk rencana yang akan kami lakukan selanjutnya, Sir? Apakah sudah sesuai dengan apa yang Mr. Golden inginkan?" tanya Alfons formal.
"Lakukan yang terbaik. I trust you," jawab Jack.
"Bagaimana laporan bulanan dari bagian marketing? Saya tunggu laporannya sore ini," lanjut Jack mengingatkan.
"Baik, Sir. Sore ini laporan akan saya berikan," sahut Alfons.
Jack melirik sekali lagi ke arah Sasha sebelum ia keluar dari ruangan itu. Ingin sekali ia mendekati Sasha, tapi entah mengapa sesuatu seakan menahan keinginannya. Kegugupan menyerangnya tiba-tiba saat ia berniat berbicara langsung dengan Sasha. Mungkinkah rasa bersalah yang membuatku seperti ini? batin Jack sedikit kesal. Ia pun melangkah kembali ke ruangannya dengan perasaan gundah.
*****
Pintu ruang kerja Clara terbuka dengan sekali entakkan. Clara menoleh cepat dan menemukan Mr. Golden masuk begitu saja dengan wajah kaku, datar, dan dingin. Mirip seperti mayat hidup yang tampan. Pandangan pria itu lurus, bahkan tak menoleh sedikit pun ke arahnya. Mr. Golden berjalan dengan langkah tegas, seakan menekan semua emosi yang ada di dalam dirinya.
"Suruh Sasha ke sini, minta dia untuk ikut makan siang dengan saya. Harus berhasil, atau kamu saya pecat!" perintah Mr. Golden sambil melenggang begitu saja melewati meja kerjanya dan menghilang di balik pintu. Clara terperangah dan terdiam sesaat, meresapi perintah secepat kilat yang sangat menuntut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Madness - The "B" Series #1✔
General FictionNO. 1 General Fiction : 23/12/2017 & 10/01/2018 BAB DIPRIVATE ACAK!! FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! ROMANCE ADULT (Cerita ini mengandung unsur adegan dewasa, kekerasan, dan kata-kata yang tidak diperuntukkan untuk anak di bawah umur. Harap kebijakann...