"Take off your clothes!" perintah Mr. Golden. Clara berdiri diam, ketakutan. Kedua tangannya mengepal erat. Pria itu menatapnya dengan penuh amarah dan Clara bisa melihat wajah Mr. Golden tampak memerah.
"Buka. Sekarang!" perintah Mr. Golden lagi, menekan setiap katanya.
"T-tapi, Sir," tolak Clara, suaranya bergetar ketakutan.
"Buka!" perintah Mr. Golden sedikit membentak.
Tatapan penuh amarah itu membuat Clara merinding ketakutan. Mr. Golden bergerak semakin mendekat, dan Clara hanya bisa mendongak agar dapat menatap mata yang tampak menggelap penuh amarah. Wajah pria itu pun terlihat semakin jelas. Tatapan Clara beralih dari mata Mr. Golden ke bibir indah yang terkatup rapat, tampak geram dengan suara gemeretak gigi yang terdengar jelas.
"Lepaskan. Bajumu. Sekarang!" tegas Mr. Golden dengan tatapan tajam bak pembunuh berdarah dingin. Clara menggeleng kaku, ia masih berusaha menjaga kewarasan dan kesuciannya.
"Maafkan saya, Mr. Golden. S-saya tidak sengaja," ucap Clara berusaha membela diri dan mencari alasan yang tepat untuk membebaskan dirinya dari situasi yang sangat menakutkan ini. Tangan kanan Mr. Golden langsung mencengkeram lehernya, sementara tangan yang lain mencengkeram lengan Clara dengan sangat kuat. Tangan Clara yang bebas berusaha menahan cekikan di lehernya.
"M-maafkan s-saya, Sir," mohon Clara dengan suara tercekat. Air mata pun mulai menggenang di pelupuk mata, terasa panas dan mengaburkan pandangannya.
"Kamu lancang! Kamu tidak pantas hidup," desis Mr. Golden, membuat Clara merasakan betapa besar niat pria itu untuk menghabisi nyawanya. Ia benar-benar menyesal karena sudah lancang membaca apa yang bukan miliknya. Ia menyesal—sangat-sangat menyesal—hanya karena rasa penasarannya pada sebuah map berisi informasi tentang Sasha, membuatnya berada di situasi yang menyeramkan seperti ini.
"Apa yang sudah kamu baca?" tanya Mr. Golden tegas dan dalam.
"S-saya tidak membaca apa-apa, Sir," jawab Clara ketakutan, mata mereka saling mengunci, yang mana membuat Clara semakin ketakutan.
"Apa yang kamu lihat?" tanya Mr. Golden lagi.
"T-tidak ada, S-sir," jawab Clara tersengal-sengal karena udara yang masuk ke paru-parunya terasa semakin sedikit.
"Pembohong!" bentak Mr. Golden tidak percaya, "jawab jujur atau kamu mati!"
Ancaman dan tatapan tajam nan dingin membuat Clara hanya bisa diam ketakutan. Ia berharap Mr. Golden mau memaafkan kelancangannya. Clara berusaha mencari sedikit rasa iba di mata itu, tapi tidak ada. Mr. Golden benar-benar sudah diselimuti amarah yang begitu besar hingga membuat pria itu tak ragu untuk menghabisi nyawanya.
"S-saya hanya membaca s-sekilas, Sir," jawab Clara akhirnya. Ia sudah tidak tahu harus menjawab dan melakukan apa.
"Apa saja?" tanya Mr. Golden cepat.
"H-hanya foto d-dan identitas, t-tapi cuma sekilas, Sir," jawab Clara dengan wajah memelas dan berharap Mr. Golden bermurah hati padanya walaupun hanya dengan melonggarkan cengkeraman di lehernya yang terasa semakin panas dan perih.
"Apa lagi?" tanya Mr. Golden masih terus menuntut kejujuran darinya.
"N-nggak ada l-lagi, Sir," jawab Clara jujur, tangannya mencoba melepaskan cekikan kuat Mr. Golden, namun pria itu malah menyeringai kejam dengan tatapan setajam pisau, membuat wajah tampan itu benar-benar menakutkan.
"Kamu berbohong!" tegas Mr. Golden masih tidak percaya.
"S-saya bersumpah, Sir," jawab Clara serak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Madness - The "B" Series #1✔
Ficção GeralNO. 1 General Fiction : 23/12/2017 & 10/01/2018 BAB DIPRIVATE ACAK!! FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! ROMANCE ADULT (Cerita ini mengandung unsur adegan dewasa, kekerasan, dan kata-kata yang tidak diperuntukkan untuk anak di bawah umur. Harap kebijakann...