Waktu menunjukkan pukul empat sore. Clara sedang asyik menikmati waktu luangnya tanpa kehadiran Mr. Golden. Pekerjaannya sudah selesai dan hari ini tidak terlalu banyak yang mencari pria itu.
Beberapa hari ke depan, ada beberapa pertemuan yang harus dihadiri oleh Mr. Golden, namun semua sudah terjadwal dengan rapi di agenda kerjanya. Pria itu juga diminta untuk hadir di salah satu peresmian hotel di daerah Jakarta Pusat, karena Mr. Golden adalah salah satu penanam saham terbesar di tempat itu. Clara tergelitik untuk mencari tahu seberapa banyak sebenarnya kekayaan yang dimiliki Mr. Golden, tapi dengan cepat ia menghapus niat itu.
Beberapa surat masuk, yang baru saja tiba setelah makan siang, sudah ia sortir. Rasa bosan mulai menyerangnya karena ia tidak tahu harus mengerjakan apa lagi. Akhirnya, Clara memutuskan untuk ke ruang pantry dan menyeduh kopi instan karena matanya mulai terasa kantuk.
"Hai," sapa Ibu Yona ramah saat Clara membuka pintu pantry.
"Sore, Bu," sahut Clara sedikit terkejut karena tidak menyangka ada orang di ruangan pantry saat ini.
"Mr. Golden lagi keluar?" tanya Ibu Yona santai sebelum mengangkat cangkir kopi, lalu menyeruputnya.
"Iya, Bu. Lagi makan siang," jawab Clara sesantai mungkin sembari melangkah menuju lemari penyimpanan dan mengeluarkan gelas bersih, lalu menyeduh kopi instan yang selalu tersedia di sana. Keheningan terjadi selama beberapa saat ia mengaduk kopinya.
"Makan siang yang kesorean," sindir Ibu Yona. Clara menoleh dan berbalik menghadap Ibu Yona sembari tetap mengaduk kopinya.
"Sebenarnya Mr. Golden sudah pergi makan siang sekitar jam setengah satu tadi, Bu," jelas Clara yang memilih duduk di samping Ibu Yona.
Wanita itu melirik penuh arti, dan seketika itu pula ia menyadari bahwa cara bicaranya mengandung makna ambigu yang dapat membuat orang berpikir bahwa ia berusaha membela Mr. Golden. Ia ingin segera mengoreksi ucapannya, namun sedetik kemudian ia mengurungkan niatnya dan membiarkan Ibu Yona mengambil kesimpulan sendiri. Clara meniup kopinya beberapa kali, lalu menyeruput sedikit, dan terdiam sejenak menikmati aroma kopi serta rasa manis yang memenuhi mulutnya.
"Wanita yang cantik," celetuk Ibu Yona tiba-tiba di tengah keheningan. Clara tidak menyahut atau memberikan komentar lebih tentang wanita mana pun yang sedang bersama Mr. Golden. Ia berusaha untuk tidak mencampuri kehidupan pribadi pria itu karena tujuan utamanya bekerja di sini hanyalah untuk mengumpulkan uang.
"Dengar-dengar, dia itu mantan pacarnya, loh," lanjut Ibu Yona seakan memancing perhatiannya. Clara berusaha untuk tetap cuek. Ia mencoba menepis rasa penasaran yang mulai muncul. Clara kembali menyeruput kopinya dan berusaha menunjukkan bahwa ia tidak peduli sama sekali.
"Gosipnya lagi, Mr. Golden berencana menikahi wanita itu," lanjut Ibu Yona yang berhasil memancing perhatiannya. Clara berusaha keras menahan bibirnya untuk bertanya lebih lanjut, tapi tidak dengan kepalanya yang langsung menoleh penasaran. Dengan susah payah ia menekan rasa penasaran itu, lalu kembali menatap cangkir kopi di hadapannya. Ia tidak mengerti mengapa Ibu Yona memberikan informasi ini padanya.
Pikirannya langsung dipenuhi oleh bayangan Mr. Golden, padahal ia sudah berhasil menjaga kewarasannya setelah kejadian tadi pagi agar bisa bekerja dengan tenang di tempat ini. Clara menyadari, semakin banyak ia mengetahui tentang kehidupan pribadi Mr. Golden, maka semakin sulit ia berkonsentrasi dalam pekerjaannya.
Semenjak Mr. Golden mengajaknya makan malam Sabtu kemarin, sejak itu pula ia menyadari bahwa pria itu dapat dengan mudah mengobrak-abrik perasaannya. Clara sangat tidak menyukai hal ini dan berusaha keras menekan perasaan aneh yang menggelitik dadanya. Setelah mendengar bahwa Mr. Golden akan menikahi Sasha, emosinya sedikit bergejolak. Perutnya terasa melilit, napasnya berat, bahkan dadanya pun terasa sakit. Ia mengangkat cangkir, lalu menyeruput kopinya beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Madness - The "B" Series #1✔
Ficción GeneralNO. 1 General Fiction : 23/12/2017 & 10/01/2018 BAB DIPRIVATE ACAK!! FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! ROMANCE ADULT (Cerita ini mengandung unsur adegan dewasa, kekerasan, dan kata-kata yang tidak diperuntukkan untuk anak di bawah umur. Harap kebijakann...