10. Hari Terakhir

20 1 0
                                    

Ellisa hanya mengangguk.

"Ngga biasanya deh lo cuek banget." Heran Salsha.

Setelah berjalan melewati koridor sekolah, akhirnya mereka sampai di kelas. Ellisa melempar tasnya dengan asal di atas meja. "Gue bete banget deh..."

Salsha memutar kedua bola matanya, "Soal apa lagi sih. Bryan lagi? Kenapa?"

Ellisa mengangguk, "Hemmm... Iyya sih."

"Ngga usah deh mikirin Pangeran Bule lo itu. Status lo ngga jelas. Dia itu cuma nganggap lo BONEKA!" Ucap Salsha penuh penekanan.

Ellisa menyipitkan matanya. "Salsha... Lo gimana sih? Bukannya nyemangatin gue, malah bikin gue tambah kecewa."

"Hehe... iya, iya." Salsha hanya membenarkan, karena jika dia terus berdebat dengan cewek itu, tidak akan pernah usai. Apalagi soal Bryan. Capek deh...

"Hy Salsha!" Salsha tersenyum menatap orang yang baru saja memanggilnya, "Emm.. iyya ada apa Aldi?"

"Gue mau ngomong sebentar!" Jawab Aldi.

Salsha meng'Oh'kan sejurus kemudian bangkit dari tempat duduknya, tentunya dengan izin Princess Jutek dulu pastinya. Kalo ngga, bisa berabeh...

Ellisa memproutkan bibirnya, melihat Salsha dan Aldi keluar dari kelas. "Huuh.. dasar Salsha. Selalu aja rahasia-rahasiaan sama pacarnya."

"Ellisa..."

Ellisa mengernyit ketika ada seseorang yang juga memanggil namanya. Kebetulan banget deh, yang memanggilnya adalah Karel.

"Heem.... Apa lagi?"

"Ini kan hari terakhir perjanjian itu, gue mau ngajak lo dinner nanti malam." Jelas Karel. "Dan satu lagi.." Karel mengangkat jari telunjuknya.

Ellisa melongo heran menunggu kelanjutan penjelasan dari Karel yang membuatnya penasaran.

"Ngga boleh Protes!" Lanjut Karel dengan tegas.

Ellisa tampak berpikir sejenak, 'ternyata perjanjian itu udah mau berakhir, syukur deh...'
"Oh iyah? Tap..."

Belum sempat Ellisa protes, Karel sudah pergi dari hadapannya tanpa permisi. "Dasar Rell Kereta. Main nyelonong aja..." seru Ellisa sambil berkecak pinggang.

"What!? Dinner nanti malam?! Berdua? Gimana caranya?" Sadarnya kemudian. Ellisa memijit kepalanya yang terasa pusing. OMG! Apa lagi ini?

***

"Iiih Salsha.. lama banget sih perginya." Gerutu Ellisa ketika Salsha sudah kembali.

"Gue kan tadi ke taman. Bentaran doang kok!" Jelas Salsha heran. Ia lalu memiringkan kepalanya, memperhatikan wajah Ellisa.
"Ciee.. gitu aja ngambek. Kayak anak kecil tau?!" Ledek Salsha.

Ellisa hanya menatap Salsha seakan memelas, "Mmm...gue harus gimana yah?"

Salsha terlihat bingung "Gimana apanya?"

"Tadi, Karel ke sini..." Ellisa menarik napas sejenak untuk melanjutkan penjelasannya, "Dia ngajak gue dinner!" Lanjutnya tampak ragu.

"What?!" Kaget Salsha
"So, gimana? lo mau pergi kan?" desak Salsha

Ellisa mengangkat bahunya, "Nggak tau...!"

***

"Gue punya kabar penting buat lo!" Bella tampak serius menatap Imaji.

Mereka berdua berada di taman sekolah. Di waktu istirahat itu, mereka memilih keluar buat nongkrong.

Imaji mengerutkan keningnya, "Apa?"

Truly Madly DeeplyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang