Teruntuk kamu,
pengisi hati dan pikirankuAku bingung,
bagaimana bisa kamu sesakti itu
Bisa membuat bibirku melengkung membentuk senyuman,
bisa juga membuat hatiku cemas tak karuan
Bisakah kamu mengatakan siapa gurumu?
Agar aku bisa berterimakasih padanya
Karenanya, hariku selalu berwarna karenamuAku tak tau pasti ini namanya apa
Yang aku tau hanya, aku menyukai semua hal tentangmuBahkan, telingaku pun seolah bersekongkol dengan bibirku
Karena setiap kudengar namamu,
saat itu juga aku tersenyumBegitu pun dengan mataku,
seakan ada ikatan tersendiri dengan bibirku
Sebab setiap kulihat dirimu,
saat itu juga aku menahan senyumkuNamun tidak dengan hatiku
Aku benci dengan hati dan bibirku,
yang seakan-akan tengah bermusuhan
Jadi biarkan tangan ini yang menjadi penengahnyaBiarkan tangan ini mewakili bibirku yang tak sanggup berucap
Bahwa, aku mencintaimuDari aku,
penikmat senyum manismu–bebubble–
KAMU SEDANG MEMBACA
Embun Kala Senja
PoetryTidak seperti embun di pagi hari, kemungkinan yang sering atau bahkan selalu ada. Namun seperti embun di kala senja, ketidakmungkinan yang mungkin sulit menjadi mungkin. Iya, layaknya aku dan kamu. -Semua rasa tersembunyi yang tak bisa terucapkan...