Sadar Akan Rasa

915 102 4
                                    

Banyak yang mengatakan kalau kebetulan itu tidak ada. Tidak ada yang namanya kebetulan, itu semua takdir. Dan aku sering berpikir, apakah kejadian saat tak sengaja bertemu di kantin itu kebetulan semata? Atau justru itu adalah takdir yang digariskan Tuhan, agar kita bisa mengenal satu sama lain?

Namun, aku selalu meyakini bahwa itu adalah takdir Tuhan. Segala sesuatu yang terjadi di dunia pasti sudah ditakdirkan oleh-Nya. Daun yang jatuh pun adalah takdir Tuhan. Jadi, ketika suatu hari kita berada dalam satu kelas saat Ulangan Tengah Semester berlangsung. Aku meyakini bahwa itu takdir, karena Tuhan ingin aku sadar tentang perasaanku.

Saat itu mereka belum tahu. Hanya aku yang diam-diam memperhatikanmu. Sebenarnya, jika diingat-ingat. Aku tidak mengerti mengapa bisa aku merasa 'ingin selalu memperhatikanmu' saat itu. Seolah kamu adalah satu-satunya hal menarik di alam semesta.

Setiap malam aku sering merenung, memikirkan kebenaran dari apa yang sebenarnya ada dalam hati. Apakah yang sebenarnya aku rasa. Aku selalu berusaha untuk meyakinkan hati dan pikiran.

Lalu, sampai suatu malam. Ketika hujan sedang turun dengan tenang. Sebuah kesadaran menghampiri diriku. Kesadaran akan apa yang selama ini aku rasakan. Tabir itu telah terungkap. Kesadaran akan aku yang kembali jatuh cinta.

Satu hari di sadar akan rasa.

Satu Hari di Bulan MeiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang