Banyak yang bilang, jatuh cinta sering membuat seseorang lupa akan realita. Jatuh cinta membuat seorang hanya fokus pada perasaan cintanya. Fokus memikirkan orang yang dia cinta. Fokus mematut penampilan agar tampil sempurna. Tapi dia tidak sadar bahwa sakit hati siap menyambutnya kapan saja.
Seperti itulah yang kurasakan. Pagi hari kulalui dengan memperbaiki penampilan, agar tampil sempurna saat bertemu denganmu, lalu berharap hari itu menjadi hari beruntung aku bisa melihatmu. Sore kuhabiskan dengan memikirkan kejadian yang terjadi pagi tadi, tentu saja tentang kamu. Dan malam, kulalui untuk menunggu pagi agar bisa bertemu lagi denganmu.
Sibuk sekali hari-hariku. Dan semua itu tak lepas dari kamu, kamu, dan kamu. Seakan tak ada hal lain yang lebih menarik di dunia selain kamu. Sampai aku lupa dengan prioritasku dulu.
Terkadang sempat terbesit pemikiran untuk tidak membuat rasa ini lebih dalam. Tapi, hatiku tidak setuju. Dia tidak sejalan dengan logika. Katanya, tak apa, bertahan saja, ini adalah waktu yang tepat untu menikmati indahnya dunia.
Orang bilang, ikuti kata hati, hati selalu tahu apa yang terbaik. Aku sudah melakukannya, mengikuti kata hati. Tetap bertahan pada perasaan tak masuk akal yang membuatku ingin memiliki. Walau aku tahu, akan ada hari di mana sakit hati itu terjadi.
Satu hari di hari-hari jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Hari di Bulan Mei
Historia CortaTeruntuk kamu yang kurindukan kehadirannya. Setelah kepergianmu, malamku menjadi sunyi. Pagiku menjadi sepi. Hatiku berkabut. Kosong. Hari-hari yang dulunya berwarna kini gelap. Duniaku yang semula terang, kini pekat. Kamu pergi. Tanpa sepatah kata...