Benar kata orang. Sekuat apa pun kita menyembunyikan sesuatu, lambat laun pasti akan diketahui juga. Sama seperti perasaan. Sekuat apa pun usahaku untuk menyembunyikannya, perlahan-lahan kamu pun tahu. Tahu jika ada adik kelas yang memendam rasa, yang diam-diam menyimpan asa.
Aku tidak mengerti, sebenarnya dari mana kamu bisa mengetahui. Padahal aku tidak pernah benar-benar kentara menunjukkan perasaanku. Apa karena godaan yang biasa dilontarkan teman-temanku, sehingga kamu dengan mudah menerjemahkan petunjuk yang selama ini kubuat semu?
Oh iya, aku lupa. Kamu adalah satu dari banyaknya laki-laki dengan sifat cuek. Yang kutahu laki-laki cuek biasanya meniliki kepekaan yang cukup tinggi. Mungkin itu juga berlaku padamu. Bahkan, aku dulu sempat curiga kalau kamu sudah tahu dari lama tenrang perasaanku. Namun aku baru mengetahui saat itu jika kamu sudah tahu.
Saat itu aku sedang berjalan di dekat kelasmu, dan kamu bersama teman-temanmu sedang duduk di depan kelas. Ketika salah satu temanmu memanggilku, tapi bukan dengan namaku, melainkan namamu.
Setelah itu aku bertanya pada temanku, tentang apa yang kualami saat itu. Mereka pun berpikir demikian, sepertinya kamu memang sudah tahu. Dan ketika malam-malam penuh rindu, aku termenung dalam sendu. Kamu akhirnya tahu, jika ada hati yang selama ini memendam rindu.
Satu hari di dia mengetahui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Hari di Bulan Mei
ContoTeruntuk kamu yang kurindukan kehadirannya. Setelah kepergianmu, malamku menjadi sunyi. Pagiku menjadi sepi. Hatiku berkabut. Kosong. Hari-hari yang dulunya berwarna kini gelap. Duniaku yang semula terang, kini pekat. Kamu pergi. Tanpa sepatah kata...