Senin. Adalah hari yang menyebalkan bagi sebagian orang. Ketika masih imgin berlama-lama menikmati weekend, namun harus dibebankan dengan fakta kalau besok sudah senin. Semua kesibukan melelahkan sudah menunggu. Aku juga merasa begitu. Selalu menyebalkan jika hari senin sudah tiba.
Terutama bagi pelajar, khususnya pelajar SMA. Hari senin adalah monster mengerikan. Di mana tugas-tugas menyebalkan minta dikerjakan. Tanpa peduli kalau pikiran masih butuh hiburan. Waktu selalu begitu, dia tidak peduli apa alasanmu, siap atau tidak, dia akan tetap berjalan.
Tapi sepertinya, bagimu semua hari itu sama saja, ya? Kamu yang cuek akan segala hal, tidak begitu memedulikan sekitar--ini menurutku, pasti akan berpikir hari senin bukan hal yang mengerikan. Bahkan, kamu mungkin tidak peduli jika besok akan diadakan ulangan.
Dan di hari senin juga, banyak kejadian tak terduga. Kejadian yang terkadang sulit untuk dilupa. Hal-hal kecil yang selalu membekas di kepala. Entah itu hal menyenangkan, atau justru menyebalkan. Dan aku juga mengalami hal itu, tepat di hari senin.
Saat itu pelajaran pertama sedang berlangsung, mata pelajaran Seni Budaya. Kelasku sedang praktik membuat batik. Aku sedang berjalan di koridor ingin menuju kelas, ketika tak sengaja kita berpapasan. Dan tanpa sengaja irismu beradu dengan irisku. Pertama kalinya kamu menyadari keberadaanku.
Satu hari di hari senin
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Hari di Bulan Mei
Short StoryTeruntuk kamu yang kurindukan kehadirannya. Setelah kepergianmu, malamku menjadi sunyi. Pagiku menjadi sepi. Hatiku berkabut. Kosong. Hari-hari yang dulunya berwarna kini gelap. Duniaku yang semula terang, kini pekat. Kamu pergi. Tanpa sepatah kata...