Malam ini Sandra, Ayah, dan Abang sudah mempersiapkan kue dan kado alias acara kecil kecilan untuk birthday party bundanya.
"Bunda tutup matanya dong" ucap Sandra memberikan penutup mata
"Aduh iya iya bunda tutup" ucap Bunda
"Ayo bund Sandra tuntun" ucap Sandra
Mereka kini tengah berada di taman rumah mereka yang dilengkapi kolam renang dengan hiasan karya Sandra dan abangnya.
"Bunda sekarang boleh buka mata" ucap Ayah
Setelah bunda membuka mata mereka menyanyikan lagu ulang tahun dan memberikan ucapan serta doa untuk bundanya.
"Wah terikasih anak anak bunda, makasih ayah" ucap Bunda lalu menciumi putra dan putrinya itu kemudian mencium serta memeluk suaminya.
"Aaaa so sweet" ucap Sandra
"Yeuh dasar baperan" sindir abang
"Hehe abis gemes liatnya" ucap Sandra
Setelah itu mereka melanjutkan acaranya, setelah acara makan malam selesai. Sandra izin pergi duluan ke kamarnya, wajah Sandra terlihat sangat pucat tanpa makeup sedikitpun.
"Bun, yah, bang, sandra duluan ke kamar ya" ucap Sandra sambil menahan rasa pusingnya
"Iya sayang, wajah kamu pucat sekali nak, kamu kecapean kali, udah kamu tidur aja biar gak sakit" ucap Bunda
"Iya nak udah sana ke kamar istirahat hari ini kamu kecapean kayanya" ucap Ayah
"Mau abang antar ke kamar?" tawar abang
"Gausah bang Sandra sendiri aja" jawab Sandra lalu bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya
"Okey"
Sandra kini tengah menahan sakit dikepalanya. Dia segera meminum obat yang diberi oleh om brian. Kemudian Sandra pergi ke kamar kecil untuk membersihkan wajahnya.
Setelah membersihkan wajahnya Sandra menatap dirinya dalam cermin sambil menyisirkan rambutnya, mengingat bahwa kematian sudah berada didepan matanya membuat Sandra sedih.
"Rambut gue.." ucap Sandra memegangi rambutnya yang rontok setelah disisir
"Rambut gue semakin menipis. Gue harap orang orang gak menyadari ini" ucap Sandra kemudian ia beranjak menuju tempat tidurnya untuk pindah ke alam mimpi.
Keesokan paginya.
Sandra dan Dino kini tengah menunggu bus bersama seperti janji Dino kemarin. Tetapi Sandra heran kenapa tidak ada nenek kemarin. Akhirnya Sandra bertanya kepada pedagang asongan dihalte.
"Hm bang numpang tanya dong. Nenek nenek yang biasa ngemis disini kemana ya? Kok gaada" tanya Sandra
"Iya neng semalem nek inah meninggal dirumahnya" jawab pedagang itu
"Ya ampun innalillahi wainailaihi rojiun" ucap Sandra
"Innalillahi" ucap Dino
"Makasih ya bang" ucap Sandra
"Iya neng sama sama" jawab pedagang itu
Kini Sandra dan Dino tengah berada didalam bus menuju sekolah. Didalam bus ramai pedagang dan pengamen. Dan Sandra sangat menyukai keramaian.
"Seru kan? Rame" ucap Sandra
"Iya gue sih asal sama lo seru seru aja hehe" ucap Dino
"Apaan sih lu sokap abis" ucap Sandra
"Ck dasar. Ya Allah berilah hambamu ini kesabaran menghadapi Sandra Ya Allah. Amiinn" ucap Dino
"Aamiinnn semoga Allah memberikan kesabaran ya buat masnya" samber pengamen
"Jangan jangan kau ragukan cintakuuu jangan jangan kau hianati akuu.. Kuu kan tetap setia menunggu untuk jadi pacarmu ouwo uwoooo... Terimakasih" ucap Pengamen itu setelah bernyanyi
Sandra tertawa melihat aksi pengamen itu lalu memberikan selembaran uang sepuluh ribuan.
"Makasih neng.. Kesian itu neng masnya mukanya ditekuk gituu hehe peace masnya" ucap pengamen itu
"Makasih loh mas saya terhibur dengan aksi masnya" ucap Sandra
"Permisi neng"
"Gimana? Seru kan hahaha" ledek Sandra
"Seru apanya sih elah kenapa jadi gua yang kena coba" ucap Dino
"Udah elah pundungan lu gak asik" ucap Sandra
"Siapa yang pundung si" ucap Dino
"Elo lah yang pundungan. Siapa lagi dasar tompel badak" ucap Sandra
"Yeuh dasar lu ya putri kodok" ucap Dino
"Hahahaa"
Mereka bercanda gurau didalam bus hingga sampai disekolah.
Bersambung
Jangan lupa Vote and Comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Ándras Voithós [Complete]
Genç Kurgu|Cerita ini sudah complete ✔| Aku tak pernah menganggap diriku baik, tapi aku berusaha untuk menjadi orang baik. Aku SANDRA APRILY, bacalah kisah singkatku ini. Dan temukan arti -ÁNDRAS VOITHÓS- dibagian cerita ini.